Berikut ini, 8 hal yang sering dipercaya perempuan bisa menarik minat lelaki, namun sebenarnya menjadi sumber kegagalan hubungan.
Tidak Menunjukkan Minat dan Jual-Mahal
Perempuan sering percaya, lelaki menyukai pendekatan dan perburuan. Seandainya semua lelaki seperti itu, mungkin wajar membuat perempuan sengaja jual mahal. Tidak. Lelaki tidak semuanya seperti itu. Hanya lelaki kurang-kerjaan yang hidupnya dihabiskan untuk memburu perempuan. Atau dalam kasus lain, perempuan itu benar-benar menarik. Kedua realitas ini, jarang terjadi bersamaan.
Lelaki yang secara ekonomi sukses, maupun lelaki yang berambisi mengejar karir yang lebih baik, tidak terlalu suka pendekatan dan perburuan.
Mengkhawatirkan Penampilan Sendiri
Sampai berimajinasi kepada bentuk tubuh ideal, versi kebanyakan orang. Jangan.
Yang penting, hidup sehat. Penampilan bukanlah hal utama.
Jika masih ragu, ingatlah bahwa tidak semua lelaki memiliki selera sama terhadap penampilan perempuan.
Jangan sampai karena “menunggu” perhatian dari lelaki, kamu mengubah hidupmu, menjadi tidak seperti yang kamu inginkan.
Lelaki dapat tertarik kepada penampilan sosial, bisa jatuh cinta begitu saja kepada seorang perempuan hanya karena suara, kulit, atau body. Umumnya perempuan, tertarik kepada emosi dan isyarat sosial. Namun sekali lagi, selera lelaki bisa berbeda dan penampilan bukanlah segalanya menurut lelaki.
Kebanyakan lelaki, tidak terlalu menyukai perempuan yang tampil untuk semua orang. Mereka membutuhkan moment khusus di mana penampilan terbaik seorang perempuan, untuk dirinya. Bukan untuk semua orang di media sosial atau panggung.
Upayakan penampilan, namun itu bukan segalanya.
Maunya Dapat Perhatian, Butuh Diselamatkan, dan Ingin Selalu Disayang
Memang, lelaki suka diperlakukan sebagai “pahlawan” yang bisa menyelamatkan perempuan, namun pujian dan harapan yang memicu sifat melindungi, hanya sampai titik tertentu. Ingatlah, ada perbedaan mendasar antara “selalu meminta perhatian” dan “menyelesaikan masalah bersama”. Tidak ada yang ingin menjadi bayi dewasa, namun semua orang punya masalah.
Lelaki suka menyelesaikan masalah namun membenci drama. Gantilah “minta perhatian” dengan “minta dukungan”.
Jangan takut mengkomunikasikan, menceritakan apa yang sedang kamu kerjakan, maka lelaki akan mendukungmu.
Menceritakan Betapa Banyak Lelaki Lain Mendekati Dirinya
Persaingan tidak selalu meningkatkan kinerja. Kalau kamu dalam suatu kantor, kerja sama dibutuhkan, namun kompetisi akan merusak kerja tim. Perempuan sering lupa, kalau lelaki juga bisa memiliki ego yang rapuh. Di balik kehebatan di depan publik, lelaki tetaplah manusia.
Jika lelaki berkata, “Bukankah itu masalah yang harus kamu selesaikan?”, perempuan tidak bisa menerima itu.
Jangan memaksa lelaki untuk menjadi pahlawan jika itu mengharuskannya untuk “mati” alias tidak menjadi dirinya sendiri.
Lelaki menyukai pengakuan bahwa perempuan ini mencintai dirinya, namun tidak menyukai “validasi”.
Ketika perempuan bermain “drama” dengan menguji cinta lelakinya dengan kecemburuan, atau bermain “pilih mana” dengan cara menginterupsi ketika lelaki sedang mengejar ambisinya, maka yang terjadi adalah kebosanan.
Meminta lelaki menjadi yang terbaik, versi “imajinasi” perempuan, akan selalu gagal, jika tidak membicarakan batas kemampuan lelaki (pasangan). Jangan ciptakan persaingan, jika itu merusak hubungan. Lelaki menjadi sosok yang “baik-baik”, bukan sosok yang ideal dalam pikiran.
Memancing Pembicaraan tentang Sosok Perempuan ideal di Mata Lelaki
Jangan. Itu blunder (langkah-salah) yang akan kamu sesali.
Masalahnya bukan pada “siapa” melainkan pada kata “ideal”.
Kamu tidak akan bisa, lelaki maupun perempuan, menuruti apa yang ideal.
Untuk menyusutkan perut 5cm perlu waktu berbulan-bulan. Untuk mempertahankan acara jalan-jalan di akhir pekan tanpa pertengkaran kecil, butuh waktu lama. Dan untuk saling mengerti, butuh waktu seumur hidup.
Lagi pula, di dunia ini, jangan sampai hidupmu hanya untuk 1 orang. Kamu punya masa depan, keluarga, pekerjaan, dll. yang membutuhkan perhatian.
Lelaki suka visual yang menarik, mudah berkomentar pada fisik perempuan (ketika menonton film atau video musik, misalnya), namun bukan berarti itu segalanya.
Sama halnya, mata perempuan tidak bisa terpenuhi keinginannya ketika melihat barang lucu, harga murah, dan suasana rumah yang harus bersih. Sesuatu yang “ideal”, dan tertanam dalam pikiran, itu bukan hal yang tetap.
Jika kamu berhasil melakukan petualangan bersama, akan menemukan hal-hal menarik, melampaui category dan label tentang hal-hal ideal.
Bahwa tujuan diet bukanlah bentuk tubuh melainkah hidup sehat. Bahwa tertawa lepas bersama itu lebih dirindukan lelaki dan perempuan daripada jalan-jalan 2 jam untuk cari makan di luar.
Selalu Bilang “Iya”, Taat, dan Memenuhi Keinginan Lelaki
Bagus. Dalam hal apa? Memposisikan lelaki sebagai pemimpin, bukan berarti mendominasi segala keputusan. Jika lelaki tidak tahu urusan dapur, lebih baik tidak mengatur dapur.
Lelaki sangat menyukai perempuan yang memiliki inisiatif.
Menjadi penurut, kadang merepotkan. Kalau kamu anggap “selalu menurut” itu permintaan dari keyakinan kamu, cobalah bertanya, apa artinya menjadi pemimpin itu.
Pemimpin tidak selalu di depan. Kepemimpinan itu peran yang terkelola dengan baik, distribusi kekuasaan yang tidak menindas, komunikasi terbuka (bukan sekadar jujur), dan mengandalkan tanggung jawab. Bukan ketakutan, dendam dalam sekam, protes bungkam, dan menangis sendirian.
Menunjukkan Dirinya Lebih Kuat dan Mandiri
Cobalah ke swalayan. Di sana ada ada perempuan yang naik mobil, sendirian, berbelanja, penampilan prima, sudah bekerja, dan lelaki di sekitarnya berpikir, “Ini dia tipe perempuan yang sangat mandiri dan tidak membutuhkan lelaki.”
Orang tidak menyukai pandangan berat-sebelah.
Adakah yang salah jika perempuan itu mandiri secara mental dan ekonomi?
Saya sering mendengar perempuan mengeluh, tentang pasangannya, bagaimana ia ingin ini dan itu, namun seperti tidak ada sinergi. Satunya ke kanan, satunya ingin ke kiri.
Menunjukkan bahwa kamu kuat, tidaklah mengubah keadaan. Jika ke mana-mana kamu mencium bau tak sedap, mungkin ruangan kamu bermasalah, atau hidung kamu yang bermasalah.
Cobalah berbicara baik-baik, mungkin masalahnya bukan kegagalan memenuhi keinginan masing-masing. Bisa jadi, kegagalan ada pada komunikasi dan cara-pandang terhadap suatu masalah.
Perilaku dan pola-pikir adalah filter yang sesungguhnya. Bukan pikiranmu.
Di luar sana, ada banyak orang baik dan orang buruk. Hanya jika kamu benar-benar mengenal mereka. Bukan berdasarkan prasangka kamu bahwa mereka baik atau buruk. Pasanganmu, orang yang kamu cintai, adalah orang yang paling kamu kenal dan ingin kamu kenal. Mengapa tidak berbicara santai dan berubah bersama?
Menjadi Mantan “Edisi Revisi”
Kebanyakan orang tidak menyadari masih hidup di masa lalu.
Orang sering menceritakan kisah berlawanan, dengan sedikit kebohongan, dan membiarkan pikiran mengingat “cerita plus kebohongan” itu. Terutama ketika masih kencan.
Banyak orang mencari pasangan baru, yang ia revisi dari pengalaman buruk di masa lalu. Meskipun dia ingin agar kamu tidak seperti perempuannya di masa lalu, jangan. Buatlah lelaki menerima dirimu apa adanya, jangan sebagai mantan “edisi revisi”.
Banyak orang rela tidak menjadi dirinya sendiri, agar orang yang ia sukai tidak mengingat mantan mereka. Sehigga, ia rela menjadi “mantan” edisi revisi.
Kamu tidak perlu sempurna, karena sempurna itu membosankan.
Percayalah, “sempurna” itu kata yang merusak hubungan. Mau berbicara terbuka dan berubah bersama menjadi lebih baik, kamu akan menjadi pasangan yang paling disayang.
Selain itu, menurut pengakuan beberapa orang yang selama ini saya amati, di mana mereka bisa berhubungan lama dan baik-baik saja, cara mereka menjaga hubungan tidaklah rumit. Uraian 8 hal di atas, terlalu genting kalau disebut cinta, karena cinta tidak serumit itu. [dm]