“Freelancing” artinya bekerja tanpa naungan lembaga atau boss. Kamulah lembaga sekaligus boss bagi diri sendiri, yang memiliki komitmen untuk bekerja bagi orang lain. Ini cara nomor satu untuk memulai bisnis online. Freelancing bisa berawal sebagai bisnis sampingan, dalam perkembangan berikutnya, ini bisa menjadi bisnis penuh-waktu dan berskala (meluas, membesar).
Freelancing bukan hal mudah. Freelancing bukan “rebahan dapat duit”, bukan tanpa boss tanpa disiplin, bukan “uang datang ke rumah kamu”. Freelancing menjadi pilihan ketika seseorang ingin bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, menggunakan “personality” dan “keahlian” sebagai sumber layanan utama mereka.
Mengapa orang ingin freelancing? Banyak pekerjaan tidak bisa dilakukan melalui “lembaga”. Pekerjaan sekarang lebih banyak berupa outsourcing, membutuhkan sentuhan “personal” agar unik dan “artistik”. Atau pekerjaan yang ingin melewatkan birokrasi yang rumit. Freelancing menjadi andalan bagi mereka yang bekerja kreatif.
2 Andalan dalam Freelancing
Apa yang menjadi andalan dalam freelancing?
Kecepatan
“Nomor satu adalah kecepatan.”. Semua orang ingin kecepatan. Itu artinya, sesuai tanggal dan jam yang kamu janjikan kepada klien. Bayangkan saja, kamu sedang mengantarkan paket. Jika tidak datang tepat waktu, padahal sudah kamu tuliskan “Kirim dalam kota, sejam sampai” maka tidak boleh telat. Contoh lain, ketika kamu sudah membuka layanan cetak foto dari rumah, pada awalnya tampak mudah untuk menerima order cetak-foto dalam jumlah sedikit. Akan menjadi masalah jika ada order cetak foto sebanyak 20 pelanggan setiap hari. Jika tidak ada kecepatan, mereka bisa berpindah ke tempat lain.
Kecepatan berarti memenuhi janji, on-time (tepat waktu), disiplin, memiliki sistem-kerja, bisa diandalkan, dan menahan klien agar tidak berpindah ke tempat lain.
Ketika klien bertanya, “Kapan jadinya?”, itu berarti dia ingin cepat, bukan ingin bagus. Klien ini kepastian (dan bukti) kapan kamu bisa selesaikan pekerjaan, tanpa alasan, tanpa penundaan, dan tidak melewati janji waktu yang sudah menjadi kesepakatan.
Kecepatan lebih bisa dinilai dan paling awal dilihat klien, dibandingkan dengan kualitas dan nilai. Orang melihat secepat apa lebih dahulu, sebelum menilai hasilnya sebagus apa.
Orang lebih suka menerima hasil pada jam 3 sore jika kamu berjanji “Jam 3 sore, pesanan sudah jadi dan sampai di tangan Anda”. Dan mereka tidak mau tahu kesulitan yang kamu hadapi.
Tidak ada Keajaiban
.. karena freelancing tidak semudah yang dibayangkan orang. Banyak freelancer gagal. Dari sepi ke ramai (banyak pesanan) itu mudah, tetapi menjaga ramai tetap ramai, itu bagian yang paling sulit.
Freelance bisa berarti tanpa boss. Bukan berarti tanpa tanggung-jawab, disiplin, strategi, dan sistem yang kamu pakai untuk bekerja. Berita baiknya, sekali lagi, “Tidak ada keajaiban.”. Ini berarti, ada sistem yang jelas, di pekerjaan freelance apapun, yang bisa kamu terapkan dalam pekerjaan.
Bagaimana Cara Dapat Klien Pertama?
Ketika kita browsing tentang “Bagaimana cara tercepat mendapatkan klien pertama?”, kebanyakan jawaban menyarankan promosi dan memakai media sosial. Bukan itu yang terpenting.
Promosi bukan cara utama dalam freelance. Saya sering bertemu freelancer yang tidak memakai promosi dan media sosial. Rahasia sukses mereka bukan pada promosi di awal.
Kita perlu “reframing” (membingkai-ulang) pertanyaan “Bagaimana cara tercepat mendapatkan klien pertama?”. Karena freelance tidak semudah itu. Sebelum membuka-diri untuk jual produk atau buka layanan, jangan anggap freelance sebagai cara cepat dapat uang dengan santai.
Kita perlu ubah pertanyaan tadi menjadi, “Dengan sumber daya yang saya miliki sekarang, apa yang bisa saya tawarkan kepada orang lain, dengan imbalan uang?”.
Dengan pertanyaan ini, barulah kita bisa jawab. Jadi, kalau kamu ingin dapat klien pertama, yang menjadi masalah sebenarnya adalah:
- Saya punya keahlian apa?
- Pekerjaan freelance apa yang saya pilih?
- Bagaimana cara saya tawarkan ini kepada orang?
Atau dalam istilah yang lebih sistematis: “sumber daya”, “pilihan pekerjaan”, dan “cara menawarkan”.
Jika freelance kamu tidak sukses, pasti ada setidaknya 1 dari 3 hal di atas, yang bermasalah.
Kisah gagal, ada di sekitar kita. Saya berikan contoh populer. Banyak kawan saya gagal menjadi penulis profesional.
Semula, mereka aktif di Facebook suka baca buku-buku sastra, kemudian mereka bergabung dengan group sastra dan mengikuti profile para penulis yang mereka baca. Ini proses dari hobby membaca menjadi serius ingin menulis. Dalam bahasa mudah, mereka membangun sumber daya untuk menjadi penulis profesional.
Setelah itu, masalah yang perlu dipikirkan dan kadang luput dari perhitungan adalah “jenis pekerjaan”. Jadi, pertanyaan sebenarnya adalah “Apakah pekerjaan ini bisa mendatangkan uang?”.
Pekerjaan tidak sama dengan hobi. Pekerjaan itu menuntut penghasilan, ada kerumitan di dalamnya, dan taruhan nama ketika berhubungan dengan orang banyak. Jika sudah terlanjur hobi (seperti cerita para penulis di Facebook tadi) dan ingin dikembangkan menjadi usaha freelance, bagian terpenting adalah memahami dunia menulis.
Seperti apa sebenarnya dunia menulis itu? Dengan pemahaman seperti ini, inspirasi untuk mengembangkan kemampuan lebih terbuka lebar.
Ternyata, mereka berani ambil kesimpulan, menjadi penulis buku itu bukan pekerjaan yang menguntungkan secara finansial. Dan penuh dengan masalah.
Yang mereka lupakan, keahlian itu bisa dibangun dan tidak harus sesuai tujuan awal mereka (menjadi penulis buku sastra).
Saya pernah mengalami hal serupa. Semula, saya berpikir bahwa menulis berarti menulis buku dan artikel.
Tidak. Menulis ternyata pekerjaan luas. Menulis teks iklan, menulis deskripsi produk, menulis dalam bentuk copywriting, menjadi editor buku, menulis review produk, menjadi peneliti politik, menulis script film dan podcast, dll. Menulis ternyata membutuhkan riset, pengalaman-langsung, berhubungan dengan ilmu lain, serta masih banyak lagi deretan perbaikan sumber daya, jika saya ingin menekuni pekerjaan menulis. Semua itu terjadi, jauh sebelum kerajaan api menyerang.
Singkatnya, bekerja dengan latar belakang hobi atau tidak, perbaikan sumber daya tidak boleh berhenti. Perbaikan sumber daya berarti.. Selalu belajar. Melihat persaingan. Memikirkan apa yang bisa kita “jual” kepada publik.
Freelancing identik dengan membangun “brand” kamu sendiri. Ketika kamu memiliki keahlian dan aktif, sebenarnya kamu sudah (dan akan terus) membangun brand kamu.
Terkait membangun keahlian, saya punya cerita pernah membandingkan “salon novi” dan “barbershop” dalam bekerja. Keduanya berbeda.
Kemampuan adalah aset. Itulah yang membuatmu bisa bekerja dan menjadi nilai dalam pekerjaanmu. Kemampuan bisa mengubah permainan menjadi “tidak adil”, artinya, kamu bisa menang (atau kalah) karena kemampuan kamu.
Kemampuan itu apa saja yang bisa kamu perbaiki. Tahu bahwa klien ingin cepat, bagus, dan menyelesaikan masalah mereka. Ilmu di pekerjaan ini. Mesin yang bagus. Jalur distribusi dan jaringan. Marketing. Semua itu kemampuan yang tidak sekali-jadi, fleksibel, dan bisa menentukan kemenanganmu menghadapi persaingan.
Cara Dapat Klien Pertama
Baiklah, ini bagian yang kamu tunggu.
Mulailah dari Orang-orang yang Kamu Kenal
.. dan mereka memiliki “circle” (lingkaran) yang berpotensi menyebar.
Mereka tidak tahu kalau kamu bisa. Mentarget 1 orang yang puas, akan menjadi 10 orang lain yang mendengar. Dari 1 orang ini, yang merasakan hasil pekerjaanmu secara langsung, belum tentu langsung puas. Komplain, komentar negatif, menekan, meminta lebih, semua itu bisa menjadi jembatan untuk menjelaskan bagaimana pekerjaanmu sebenarnya.
Nilai Sebenarnya Pengalaman Kamu
Pengalaman bisa membuat permainan menjadi “tidak adil”.
Pengalaman tidak bisa dibeli. Pengalaman bisa merevisi teori. Pengalaman berarti “langsung” dan melibatkan diri kita secara penuh. Pengalaman inilah yang menjadi penempa merk pribadi (personal brand) jika kamu bekerja sebagai freelancer. Pengalaman adalah hubungan kamu dengan klien sebelumnya. Pengalaman memperlihatkan koneksi kamu dengan masa depan. Pengalaman tidak bisa kamu paksakan dalam bentuk cerita. Pengalaman terlihat jika kamu sudah menjalankan pekerjaan.
Bukti otentik dari brand kamu adalah pekerjaan kamu.
Orang akan bertanya, “Apa yang pernah kamu kerjakan? Boleh saya lihat?”.
Mereka yang sukses, tidak mengandalkan pengalaman. Mereka mengandalkan kalkulasi, pengujian, dan merevisi tindakan mereka. Jika bisa dikalkulasi secara matematis bahwa “langkah ini” akan menghasilkan kerugian, kita tidak perlu menguji melalui pengalaman. Itulah sebabnya, pengalaman selalu berharga, hanya jika itu sesuatu yang baru dan belum pernah kita kalkulasi.
Ceritakan Pekerjaanmu
Ceritakan kisah kamu kepada klien berikutnya, dalam bentuk produk dan layanan. Ketika kemarin kamu hanya memberikan bonus 5%, berikan 7% jika itu lebih menguntungkan. Cerita adalah alat pemasaran luar biasa. Teringat lebih lama. Cerita punya lintasan dari mulut ke mulut sampai menjadi “emosi” yang tidak tergoyahkan. Kamu bisa menciptakan cerita seperti ini. Pertanyaan yang selalu perlu kamu tanyakan ke diri sendiri adalah, “Cerita apa yang saya miliki dan layak didengarkan orang lain, yang bisa membantu bisnis ini?”.
Kamu bisa bercerita dan jual keahlianmu di web.
Cerita menghubungkan kamu (ingat, kamu freelancer) dengan orang lain. Dalam personal brand, kamulah brand itu. Tanpa membangun kepribadianmu, orang bisa kehilangan minat untuk tertarik kepada kamu.
Bangun Reputasi Kamu
Mulai bangun reputasi kamu. Buatlah kamu dikenal karena keahlian kamu. Ini bisa melalui website, channel YouTube, atau saluran yang membuatmu mudah ditemukan di mana keahlian kamu terlihat di sana.
Sistem Kerja dan Proses
Buatlah sistem-kerja dan proses yang membuat kamu menjadi lebih pintar dan pekerjaanmu menjadi lebih baik. Lawan dari “proses” adalah.. Kekacauan. Tanpa sistem. Tidak kenal deadline. Mengikuti jam kantor. *) Proses adalah tempatmu melakukan riset, memiliki ritual dan kebiasaan untuk menjadi profesional, dan tempatmu bekerja.
Tetapkan Harga
Naikkan harga. Jangan bermain di harga rendah. Di permainan “harga rendah”, kamu tidak pernah menang. Keahlian membutuhkan harga. Keahlian berarti kecepatan dan kualitas, yang tidak bisa dibilang murah. Naikkan harga secara wajar.
Naikkan Layanan dengan Upsell
“Upsell” adalah cara ampuh untuk ini. “Upsell” berarti meyakinkan orang dengan memberikan layanan tambahan. Ini bisa berupa bonus, berupa tambahan di luar kontrak, dst. Misalnya, dalam layanan desain web, kamu hanya dipilih (disukai) karena layanan hosting kamu “unlimited”, tanpa memperlihatkan detail fitur lain. Ternyata, setelah pekerjaan selesai, kamu mengatakan kepada klien bahwa mereka bisa membuat subdomain sebanyak yang mereka mau, dengan bandwith unlimited, bahkan bisa membuat email sendiri di domain mereka. Ini mengejutkan sekaligus menyenangkan bagi klien. Contoh lain, kamu menawarkan layanan lain, yang mungkin membuat mereka senang, dengan “harga” berbeda.
Freelancer ingin dapat klien pertama. Setelah klien pertama merasa puas, mereka akan mengundang yang lain, dan membuat kamu lebih bersemangat dalam memperbaiki produk dan layanan kamu. [dm]