in

Fajar Tak Memaksa Pedagang Rejomulyo Jika Ngotot Tak Mau Pindah

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sempat mangkrak selama tiga tahun, bangunan Pasar Rejomulyo (Pasar Kobong) Baru belum sepenuhnya ditempati pedagang. Sebagian pedagang telah menempati bangunan baru tersebut. Namun sebagian pedagang—terutama pedagang grosir ikan basah, masih tetap ngotot tak mau pindah.

“Kami tidak memaksa, para pedagang grosir ikan basah yang tak mau pindah,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto, Minggu (12/8).

Dikatakannya, tidak semua pedagang grosir ikan basah di Pasar Rejomulyo ngotot tak mau pindah. Bahkan sebagian besar pedagang grosir ikan basah ini telah pindah di bangunan baru yang letaknya hanya berjarak 200 meter dari tempat lama.

“Pedagang grosir ikan basah yang legawa menempati bangunan baru Pasar Rejomulyo ada 50 pedagang. Jumlah ini lebih dari separuh jumlah keseluruhan 66 pedagang grosir ikan basah,” katanya.

Artinya, kata Fajar, sebetulnya hanya sebagian kecil pedagang grosir ikan basah Rejomulyo yang menolak. “Bahkan sudah Selasa lalu boyongan dengan diawali tumpengan. Ini tradisi Jawa, berdoa agar dagangan laris,” katanya.

Fajar memersilakan pedagang grosir ikan basah mengikuti aturan yang berlaku demi menjaga ketertiban. Sehingga Pasar Rejomulyo bisa lebih optimal. Tetapi, apabila pedagang grosir ikan basah ada yang tidak mau pindah, maka pihaknya sepenuhnya memersilakan. “Itu pilihan. Tugas kami melakukan penataan dan optimalisasi aset pasar agar berfungsi maksimal,” katanya.

Pasar Rejomulyo telah dibangun menggunakan dana APBD dan berdiri megah. Lebih bersih, aman, nyaman dan kondusif. “Sudah dibangun kok tidak ditempati. Jangan sampai mangkrak,” katanya.

Fajar menegaskan, pihaknya terbuka untuk berdialog dengan pedagang. Keinginan pedagang selama ini telah berusaha dipenuhi sesuai kemampuan Pemkot Semarang. Tetapi Dinas Perdagang Kota Semarang tidak mau diatur oleh pedagang grosir ikan basah.

“Pasar ini milik kita bersama, warga Semarang. Bukan milik segelintir orang. Maka kami berharap agar hal itu dipahami bersama. Mari bersama-sama duduk, bersungguh-sungguh, untuk menciptakan Pasar Rejomulyo lebih ramai dan berkembang,” katanya.

Adanya penolakan dari pedagang grosir ikan basah ini diakui memiliki dampak. Sebab, Pasar Rejomulyo lantai dua yang saat ini ditempati pedagang ikan asin seringkali sepi karena di lantai 1 masih kosong. “Kami berharap, setelah lantai 1 ditempati pedagang grosir ikan basah, Pasar Rejomulyo menggeliat menjadi ramai,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto