SEMARANG (jatengtoday.com) – PT Equnix Business Solutions tengah menggeber kampanye mengenai potensi open source di kalangan mahasiswa jurusan IT. Penyedia teknologi software database open source ini mampir di Kota Semarang selama dua hari, Rabu-Kamis (12-13/9/2018).
Sejumlah perguruan tinggi menjadi sasarannya. Yakni Politeknik Negeri Semarang (Polines), Unika Soegijapranata, Universitas Semarang, Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Semarang menjadi kota keempat setelah Malang, Surabaya, dan Kediri.
CEO Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang menjelaskan, perangkat lunak berbasis open source menjadi alternatif menarik ditengah masifnya pemanfaatan software komersial berlisensi yang cenderung memonopoli pasar. Monopoli itu sangat kontraproduktif dalam model pasar bebas. Persaingan usaha menjadi tidak sehat sehingga hampir tidak ada ruang negosiasi untuk mengefisiensikan biaya dan meningkatkan layanan.
“Dalam dunia TI sudah ada komunitas gerakan open source, dengan semangat berbagi dan menolak cara lisensi berbayar software yang cenderung memberatkan para pengguna,” jelasnya.
Belakangan, TI sudah menjadi senjata untuk menjalankan bisnis. Jadi tidak heran jika perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi dan e-commerce semakin menjamur. “Tapi selama ini banyak perusahaan teknologi yang merekrut tenaga ahli dari luar negeri,” terangnya.
Dengan menggunakan teknologi berbasis open source, maka ada kemandirian dari sisi pemanfaatan. Tidak ada ketergantungan, paksaan, maupun kepasrahan karena tidak memiliki pilihan. Software berbasis open source memberikan kebebasan, pilihan, kejujuran, kemerdekaan, tanpa ada ketergantungan terhadap vendor.
“Software berbasis open source semacam postgreSQL itu lebih bagus di security-nya, support system-nya maupun performance-nya,” terangnya.
Karena itu, pihaknya coba menyadarkan mahasiswa mengenai pentingnya penguasaaan open source. Mendorong mahasiswa menjadi seorang technopreneur melalui kerjasama pelatihan, mentoring, dan magang serta peluang membangun jaringan lembaga riset berbasis open source. (*)
editor : ricky fitriyanto