SEMARANG (jatengtoday.com) – Kota Semarang menduduki peringkat tertinggi soal kasus kekerasan seksual terhadap anak di Jateng. Ironisnya, pelakunya melibatkan orang terdekat.
Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jateng, sejak Januari-Juni 2018, sudah ada 424 kasus kekerasan terhadap anak di Jateng. Meski diperkirakan tidak sebanyak tahun sebelumnya yang mencapai 1.337 kasus, angka itu masih tergolong tinggi.
“Kasus kekerasan seksual yang masih menduduki peringkat pertama berada di Kota Semarang. Ironisnya pelakunya ada yang melibatkan orang terdekat. Di tahun ini ada temuan kasus incest atau persetubuhan dengan ayah kandung di Semarang. Ada pula kasus persetubuhan sesama anak berusia empat tahun dan lima tahun,” ungkap Kepala Seksi Perlindungan Anak DP3AKB Jateng, Siti Ilma Patriyani saat dialog publik di Hotel Quest Semarang, Senin (23/7).
Dijelaskan, kasus kekerasan terhadap anak saat ini sudah termasuk darurat. Sebab, tidak sedikit anak yang tercemar pornografi, narkoba dan kekerasan. “Maka ini perlu dilakukan pencegahan,” jelasnya.
Untuk mereduksi jumlah kasus, tambahnya, masyarakat sudah diminta aktif melapor temuan ke layanan terpadu di 35 kabupaten/kota. “Kami berjejaring dengan banyak pihak untuk menyelesaikan masalah ini. Ada dinas terkait, Lembaga Swadaya Masyarat dan peran serta tokoh masyarakat maupun tokoh agama,” tuturnya.
Sekretaris Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid mengaku sedang merancang anggaran untuk pemenuhan program penanggulangan kekerasan terhadap anak tersebut. “Kami akan mencari formula yang pas dan siap merangkul para pegiat anak untuk mengatasi perilaku kekerasan terhadap anak,” tandasnya. (ajie mh)
editor: ricky fitriyanto