SEMARANG (jatengtoday.com) – Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian menjelaskan, konflik etnis muslim Uighur di Provinsi Xinjiang dengan pemerintah setempat bukanlah persoalan agama, melainkan lebih pada persoalan politik.
Menurut penjelasannya, ada segelintir etnis Uighur yang ingin melepaskan diri dari pemerintahan yang sah. Dalam merealisasikan tujuan itu, mereka kerap menggunakan cara kekerasan dan terorisme. Karenanya Pemerintah Tiongkok melakukan tindakan tegas.
“Ini bukan masalah agama, tetapi kedamaian negara yang dirusak oleh perilaku kekerasan, terorisme, dan separatisme,” ujar Xiao dalam dialog dengan sejumlah ulama dan tokoh perguruan tinggi di MAJT, Kamis (10/1/2019) sore.
Didampingi penerjemah, Xiao menegaskan, dukungan Pemerintah Tiongkok kepada perjuangan rakyat Palestina selama ini menunjukkan tidak ada persoalan agama antara muslim dengan Tiongkok.
Dia menambahkan, sampai saat ini terdapat kurang lebih 23 juta umat muslim di Tiongkok yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Provinsi Xinjiang. Selama ini mereka tidak pernah menghadapi kesulitan dalam menunaikan peribadatan.
Namun, hal itu terusik dengan adanya tindakan dari etnis muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Provinsi itu merupakan daerah otonom dengan multi etnis, agama, dan budaya. Menurutnya, hanya segelintir orang dari Uighur yang melakukan kekerasan untuk memisahkan diri.
“Sebagian besar, termasuk dari etnis Uighur tetap mendukung kesatuan negara,” tegasnya.
Xiao menyayangkan beredarnya rumor yang menyudutkan Pemerintah Tiongkok terkait konflik etnis Uighur. Padahal, imbuhnya, kondisi sebenarnya tidak seperti yang diisukan selama ini.
Untuk menepis rumor tersebut, Xiao telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh ulama di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk menjelaskan informasi yang sebenarnya.
Bahkan, katanya, Pemerintah Tiongkok juga meminta para duta besar negara sahabat, termasuk Indonesia untuk berkunjung langsung ke Provinsi Xinjiang dan melihat sendiri apa yang terjadi.
Dalam kunjungan kerjanya di MAJT, Xiao juga mengajak peserta dialog untuk berkunjung ke sana.
Ketua DPP MAJT, Noor Achmad mengaku paham atas apa yang dilakukan Pemerintah Tiongkok dalam menangani konflik di Xinjiang. Karena itu, kedatangan Dubes ke Semarang sangat tepat untuk mengklarifikasi isu yang beredar selama ini.
Dalam waktu dekat, katanya, agar kerja sama MAJT dan Pemerintah Tiongkok tidak terganggu, pengurus MAJT dan beberapa ulama akan berkunjung ke Xinjiang. (*)
editor : ricky fitriyanto