in ,

Dorong Peneliti Lebih Greget Berinovasi

SEMARANG – Sektor industri di Jawa Tengah mampu menyumbang 40 persen produk domestik brutto (PDB) regional di Jawa Tengah dari seluruh produk regional yang ada di Jawa Tengah. Atas pencapaian tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Kami sangat bangga, Jawa Tengah termasuk provinsi yang sumbangan PDB regional industrinya mencapai 40 persen dari seluruh produk regional di Jateng. Artinya, peranan industri di Jateng sangat strategis. Maka tidak salah sosialisasi dengan mengajak kami selalu melakukan inovasi,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara dalam kegiatan Rakor Jaringan Penelitian dan Pengembangan Inovasi 2018 di Wisma Perdamaian, Selasa (27/2/2018).

Ngakan berpendapat, kegiatan Rakor Jaringan Penelitian dan Pengembangan Inovasi 2018 penting dilakukan, karena ke depan sudah bisa dipastikan, industri tidak akan banyak meningkatkan daya saing tanpa inovasi. Keberadaan lembaga penelitian dan pengembangan yang saat ini berada pada Badan Perencanaan Pembangunan mesti selalu dilibatkan dalam perencanaan pembangunan dengan menggandeng para stakeholder.

“Kenyataannya, litbang sangat diharapkan menjadi tulang punggung peningkatan daya saing produk. Tapi kalau litbangnya tidak diciptakan suatu ekosistem yang bagus untuk tumbuhnya peneliti-peneliti, ini tidak akan banyak berbicara,” tuturnya.

Menurut Ngakan, pihaknya saat ini memiliki puluhan balai yang tersebar di sejumlah provinsi. Antara lain balai sertifikasi, balai pengembangan produk dan balai standarisasi. Keberadaan balai-balai itu untuk membantu pemerintah daerah dalam menransfer kekayaan alamnya menjadi produk yang siap dipasarkan di dalam negeri maupun luar negeri.

Seka Jateng, Puryono berharap, sumbangan PDB regional dari sektor industri bisa semakin besar. Meskipun dia berpandangan, saat ini inovasi dalam proses produksi yang dilakukan oleh para industriawan juga sudah baik. Mereka pun sudah mulai ada yang menerapkan prinsip 3R, yakni reduce, reuse, dan recycle.

“Saya berharap inovasi yang dikembangkan benar-benar padat karya, dapat meningkatkan ekonomi rakyat, dan pertumbuhan ekonomi regional lebih tinggi, sehingga pengangguran, kemiskinan yang bisa memengaruhi inflasi akan terjaga,” tutupnya. (ajie mh)

Editor: Ismu Puruhito

Ajie MH.