Senin, Januari 18, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Doktor Pejuang Toilet, Rela Tinggalkan PNS Pilih Geluti Pembuatan Jamban

"Saya terlanjur malu, Indonesia terburuk nomor 2 di dunia masalah pengelolaan feses. Banyak orang terbunuh akibat penularan virus ini,".

Abdul Mughis oleh Abdul Mughis
Rabu, 11 Juli 2018
di PROFILE
Reading Time: 5min read
bergerak melakukan pembangunan WC bagi masyarakat kurang mampu

DR dr Budi Laksono. Foto: abdul mughis.

BagikanTwit

SEMARANG (jatengtoday.com) – Perjuangan ilmuwan asal Kota Semarang, DR dr Budi Laksono, begitu tak kenal lelah. Sejak tahun 2000 silam, ia menjadi salah satu sosok yang getol dan konsisten mengampanyekan gerakan pembangunan jamban atau septic tank.

Bahkan profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ia tinggalkan dengan mengajukan pensiun dini. Dia kemudian memilih intens bergelut dengan persoalan Water Closet (WC) di seluruh Indonesia, bahkan dunia.

Aktivitasnya telah menginspirasi banyak pihak untuk terlibat. Bahkan berbagai negara turut serta mengikuti jejaknya untuk bergerak melakukan pembangunan WC bagi masyarakat kurang mampu.

Mengapa Budi Laksono begitu dalam menghibahkan sebagian hidupnya hanya untuk WC? Sebab, kepedulian masyarakat hingga pemerintah terhadap jamban hingga sekarang masih sangat minim.

Padahal banyak orang terbunuh akibat penyebaran siklus virus biologi akibat pengelolaan feses yang tidak sehat. Penyakit paling berbahaya dan mengancam sejak zaman penjajah hingga sekarang.

“Nomor satu menyebabkan penderita masuk rumah sakit, yaitu penyakit tipus dan diare. Penyakit tersebut disebabkan adanya siklus penularan dari orang ke orang melalui kotoran manusia,” ungkap Sekjen International WC For All Organization ini kepada jatengtoday.com, Rabu (11/7).

Bahkan Indonesia paling buruk nomor dua di dunia setelah India. “Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 tercatat sebanyak 24 juta keluarga di Indonesia tidak memunyai jamban. Di 2017, berangsur berkurang menjadi 21 juta keluarga yang belum punya jamban. Tidak hanya di desa, bahkan di kota besar pun banyak warga yang tidak memiliki jamban,” kata dia saat koordinasi memersiapkan kegiatan jambanisasi ‘Caring For Nation 2’ yang dihelat Ikatan Alumni (IKA) Undip dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Yogyakarta.

Saat ini, ia sedang memersiapkan gerakan 20 juta WC For All di seluruh Indonesia. “Saya terlanjur malu, Indonesia ini terburuk nomor dua di dunia masalah sanitasi. Sebagai dokter, saya malu sekali,” ujarnya.

Sejak tahun 2000 silam, Budi telah aktif melakukan kerja sosial mengenai pengadaan jamban untuk masyarakat miskin. “Tesis saya 2001 di Australia juga tentang jamban. Polusi biologi yang paling berbahaya adalah polusi kotoran manusia. Polusi itu yang selama ini membunuh saudara-saudara kita akibat penyebaran virus,” katanya.

Ada beberapa faktor utama mengapa masyarakat masih minim memiliki jamban. Yakni kurangnya kesadaran, pendidikan, dan ekonomi. Tetapi, menurut dia, hal yang lebih penting adalah social environment.

“Maksudnya adalah peran birokrasi politik. Bagaimana mengentaskan masalah jamban ini tergantung pemerintahnya,” kata dia.

Lihat saja, sama-sama orang Melayu, Indonesia dan Malaysia, mengapa di Malaysia mereka memiliki jamban? Sedangkan di Indonesia masih banyak yang tidak memiliki jamban. “Tentu saja, ini karena minimnya kepedulian pemerintah. Maka yang seharusnya bergerak Pak Jokowi, Pak Ganjar, Pak Hendi, dan seterusnya,” katanya.

Ia bersama yayasannya telah banyak melakukan eksperimen pengadaan jamban di Semarang, Wonosobo, Kendal, Ungaran, Kudus dan lain-lain. Hasilnya menemukan konsep lebih murah, kemudian program ini diadopsi oleh TNI AD sehingga salah satu program TMMD di seluruh Indonesia adalah membuat jamban.

“Sejak 2015 hingga saat ini hampir 1 juta jamban dibangun oleh bapak-bapak tentara di seluruh Indonesia. Program ini masih akan terus berlanjut, kami sedang menuju gerakan 20 juta jamban. Ini menjadi bagian program ‘WC For All’ sebagai nomenklatur kami,” katanya.

Bahkan pada 2016 lalu, Budi Laksono nekat melakukan aksi jalan kaki dari Kota Semarang menuju ke Jakarta demi mengampanyekan gerakan jambanisasi. “Saat itu gerakannya bernama Walk For Toilet. Di Kendal, saya sampaikan ke Bupati mengenai data di Kendal yang belum memiliki jamban, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal dan seterusnya. Saya memberikan solusi ini-ini. Bukannya masyarakat disalahin karena nggak punya jamban. Tetapi negara harus memimpin keluarga itu agar mempunyai jamban,” paparnya.

International WC For All Organization yang ia dirikan saat ini telah menginspirasi para aktivis sosial di berbagai negara. “Kami memiliki perwakilan di Australia, Malaysia, Vietnam, Kamboja, Jepang dan Republik Mozambik Afrika Selatan,” imbuh dia. (abdul mughis)

editor : ricky fitriyanto

Trending Topic: Jambanisasikepedulian pemerintahmasih banyak masyarakat belum miliki jambansanitasi
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Tinjau Banjir di Banjar, Jokowi Perintahkan Perbaikan Jembatan Secepatnya

Tinjau Banjir di Banjar, Jokowi Perintahkan Perbaikan Jembatan Secepatnya

18 Januari 2021
Infografis: Jejak Calon Tunggal Kapolri

Infografis: Jejak Calon Tunggal Kapolri

18 Januari 2021
BPK Serahkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan 30 Daerah di Jateng

Pakai Cara Manual, Gaji Non ASN Pemkot Semarang Akhirnya Cair

18 Januari 2021
Bebas Murni, Vanessa Angel Siap Syuting Lagi

Bebas Murni, Vanessa Angel Siap Syuting Lagi

18 Januari 2021
Ayahnya Meninggal, Pinangki Tunda Bacakan Pledoi

Ayahnya Meninggal, Pinangki Tunda Bacakan Pledoi

18 Januari 2021
KPK Periksa Tiga Saksi Kasus Suap Pengadaan Bansos Covid-19

KPK Periksa Tiga Saksi Kasus Suap Pengadaan Bansos Covid-19

18 Januari 2021

POPULAR NEWS

  • Seluruh ASN di Lingkungan Setda Kudus Jalani WFH hingga 2 Oktober

    Gaji Non ASN di Kota Semarang Tersendat, Begini Penjelasannya

    2649 share
    Share 1060 Twit 662
  • Ribuan Non ASN Pemkot Semarang Belum Gajian, BPKAD: Diupayakan Secepatnya

    1054 share
    Share 422 Twit 264
  • Dipensiun Tanpa Pesangon, Sekuriti Bank Mandiri Semarang Tuntut Keadilan

    956 share
    Share 382 Twit 239
  • Perusahaan Pembuat Bingkai di Semarang Diduga Larang Karyawan Ikut FSPMI

    858 share
    Share 343 Twit 215
  • Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    2618 share
    Share 1047 Twit 655
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk