SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah dokter, perawat, dan seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wongsonegoro Semarang mengumpulkan iuran sukarela untuk menggelar bazaar sembilan bahan pokok (sembako) murah.
Bazaar Ramadan tersebut digelar di halaman belakang gedung rawat Inap Nakula RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang, Kamis (23/5/2019).
Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati mengatakan kegiatan ini digelar rutin setiap bulan ramadan sebagai bentuk aksi kepedulian sosial terhadap masyarakat tidak mampu di Kota Semarang.
“Kami menyediakan 1.000 paket sembako murah berisi 2 kilogram beras, 1 kg minyak goreng, 1 kg gula, roti, kecap, dan 5 bungkus mie instan. Jika disetarakan harga sembako tersebut senilai Rp 80 ribu, tapi dijual seharga Rp 40 ribu,” kata Susi.
Kegiatan sosial tersebut diharapkan bisa membantu masyarakat tidak mampu. Dana yang digunakan dalam bazaar sembako murah tersebut merupakan iuran para dokter, perawat bagian administrasi, bagian listrik, bagian laundry, dan lainnya. “Selain itu, bazaar tersebut juga menyediakan 120 stan yang berjualan berbagai macam kebutuhan menjelang lebaran,” katanya.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh para pegawai maupun karyawan RSUD KRMT Wongsonegoro. “Tentu kegiatan sosial seperti ini membantu meringankan beban masyarakat. Terlebih saat ini mendekati lebaran yang biasanya harga sembako mengalami kenaikan,” katanya.
Tidak hanya di RSUD KRMT Wongsonegoro, lanjut dia, nanti pada 27 Mei 2019 Pemkot Semarang juga menggelar kegiatan serupa bekerjasama dengan perbankan dan BUMN hingga tingkat kecamatan. “Dengan kegiatan seperti ini, saya yakin bisa mengendalikan inflasi di Kota Semarang,” katanya.
Terlepas dari itu, Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi meminta agar masyarakat bisa berperan membantu menekan inflasi dengan cara mengendalikan perilaku konsumtif. “Beli barang sesuai apa yang dibutuhkan saja. Selain upaya pemerintah memberi suplai komoditas, hal yang tidak kalah penting adalah mengendalikan perilaku konsumtif. Jangan sangat nafsu, harga ayam naik dibeli, daging sapi naik dibeli, dan lain-lain. Hal seperti itu harus dikendalikan,” imbuhnya. (*)
editor : ricky fitriyanto