SEMARANG (jatengtoday.com) – Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) berharap pelaksanaan Pilkada Serentak di Jawa Tengah bisa bermartabat. Sehingga, tak cukup jika hanya berintegritas.
Anggota DKPP RI Prof Teguh Prasetyo mengatakan, semangat integritas sudah dimulai pada masa peralihan pemilu Orde Baru ke era Reformasi. Sekarang sudah saatnya meningkatkan derajat idealitas.
“Pilkada harus bermartabat. Martabat adalah nilai yang tertinggi dalam demokrasi,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam acara “Ngetren Media: Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu dengan Media” yang digelar DKPP di Hotel Ciputra Semarang, Jumat (4/12/2020).
Teguh menegaskan, pesta demokrasi harus memiliki pijakan yang kuat. Pemilu bermartabat merupakan sebuah filosofi, manifestasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
“Penyelenggara pemilu yang harus dijaga adalah kepercayaan. Caranya dengan berpijak pada nilai-nilai Pancasila yang hidup, yang harus selalu kita jaga,” paparnya.
Dosen UKSW Dr Jeferson Kameo yang juga menjadi narasumber mengatakan, pemilu bermartabat ini sudah menjadi teori. “Pancasila itu menjadi pijakan teori keadilan bermartabat,” ucapnya.
Sementara itu, Dekan FH Unisulla Dr Jawade Hafidz menambahkan, ada 7 ciri dari pemilu bermartabat. Pertama radikal. “Masih banyak orang yang alergi dengan kata ini. Tapi sebenarnya tergantung konteks. Dalam keilmuan radikal berarti mendalam,” jelasnya.
Ciri yang kedua adalah universalitas, harus bersifat menyeluruh. Ketiga, konseptual, harus dilandasi konsep pemikiran yang benar. Selanjutnya koheren dan konsisten, tak mudah berubah dengan adanya faktor-faktor eksternal.
Kemudian sistematik, dalam arti harus sesuai tahapan pemilu. Terakhir bebas, semua harus mandiri, tak boleh mendapat kekangan dari pihak lain. (*)
editor: ricky fitriyanto