Terletak di tengah-tengah wilayah Provinsi Jawa Tengah, Wonosobo merupakan sebuah kabupaten yang menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan karena terletak di antara dua gunung yang masih aktif, yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dengan ketinggian lebih dari 3000 meter di atas permukaan laut.
Sektor agraris yang ada di Kabupaten Wonosobo menjadi sektor unggulan utama penopang ekonomi masyarakat. Mengingat lebih dari 30% wilayah Wonosobo didominasi oleh lahan pertanian. Ragam komoditas seperti sayuran, kentang, salak, beras organik, dan beragam hasil bumi jenis holtikultura sangat melimpah di Wonosobo.
Asal Kentang
Tanaman kentang berasal dari Amerika Latin dan Andes di Bolivia Menyebar ke Eropa oleh pedagang Spanyol. Tanaman kentang tiba di Indonesia di sekitar Cimahi di Bandung setelah penjajahan Belanda tahun 1794.
Tanaman kentang tumbuh pesat dan tersebar di Brastagi (Sumatera Utara), Kerinci (Jambi),Pangalengan (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah), Tengger (Jawa Timur) dan Toraja (Sulawesi Selatan).
Kentang masuk Indonesia berfungsi sebagai sayuran dan sebagai tambahan menu utama. Penyebaran kentang dimulai pada abad ke-20 ketika restoran cepat-saji juga menambahkan keripik kentang . Kentang juga memiliki potensi untuk diolah menjadi berbagai produk makanan yang memiliki nilai jual tinggi.
Diversifikasi pengolahan kentang di Kabupaten Wonosobo menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Pertumbuhan penduduk, penurunan lahan pertanian dan penurunan produktivitas lahan dapat menyebabkan kerawanan pangan. Upaya untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan melalui diversifikasi pangan. Targetnya, membawa manfaat, agar mampu menambah pasokan pangan semaksimal mungkin, dan meningkatkan pendapatan rakyat.
Pembangunan pertanian harus mengutamakan produk-produk yang bernilai ekonomi tinggi, pada saat yang bersamaan dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif dan pemasarannya cukup mudah. Salah satu tumbuhan yang tepat dikembangkan tanaman kentang.
Dataran tinggi Dieng, sebagai salah satu sentra produksi kentang di jawa Tengah. Kecamatan kejajar yang menjadi salah satu kecamatan dengan luas lahan penghasil kentang kurang lebih 3.500 hektare. Menurut data BPS, Pada tahun 2020 total produksi kentang di Wonosobo mencapai 959,818 kuintal.
Dengan produksi sedemikian banyak, perlu dilakukannya pengembangan produksi pangan melalui diversifikasi pengolahan kentang, agar produk kentang dapat memiliki nilai tambah dan menghasilkan keuntungan yang dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Diversifikasi Kentang
Diversifikasi pengolahan kentang di Kabupaten Wonosobo dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
Pengolahan Kentang menjadi Keripik
Industri kentang Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini tercermin dari permintaan bahan baku kentang yang terus meningkat untuk Industri Keripik . Keripik kentang menjadi salah satu produk olahan kentang yang populer dan memiliki nilai jual tinggi. Proses pembuatan keripik kentang cukup sederhana dan dapat dilakukan di rumah. Dengan pengolahan kentang menjadi keripik, petani kentang di Kabupaten Wonosobo dapat meningkatkan nilai jual kentang mereka.
Pembuatan Tepung Kentang
Tepung kentang memiliki banyak kegunaan dalam pembuatan makanan, seperti roti, kue, dan mie. Dengan membuat tepung kentang, petani kentang di Kabupaten Wonosobo dapat memperluas pasar mereka ke industri makanan dan minuman. Selain itu, pembuatan tepung kentang juga dapat meningkatkan nilai jual kentang, karena harga tepung kentang lebih tinggi dibandingkan dengan kentang mentah.
Pembuatan Keripik Kentang Organik
Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, produk organik semakin diminati. Dengan membuat keripik kentang organik, petani kentang di Kabupaten Wonosobo dapat memenuhi permintaan pasar akan produk organik dan juga meningkatkan nilai jual kentang mereka.
Produksi Mi Kentang
Mi kentang merupakan produk olahan kentang yang populer di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Sumatera Utara dan Kalimantan. Dengan produksi mi kentang, petani kentang di Kabupaten Wonosobo dapat memperluas pasar mereka ke industri makanan, terutama di daerah-daerah yang sudah mengenal mi kentang sebagai makanan tradisional.
Produksi Dodol Kentang
Dodol kentang dapat menjadi salah satu variasi pangan yang bisa dikembangkan di Kabupaten Wonosobo. Dengan produksi dodol kentang, petani kentang di Kabupaten Wonosobo dapat memperluas pasar mereka ke industri makanan dan minuman.
Dengan berkembangnya teknologi, dan akses sosialisasi mengenai pengembangan olahan holtikultura kentang. Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk mencari pangsa pasar, mengetahui harga-harga yang baik sehingga dapat memberikan keuntungan.
Kabupaten wonosobo, terkenal akan wisata alam yang luar biasa, mulai dari wisata dieng, hiking gunung sindoro /sumbing, dan lainnya. Dari banyaknya wisata alam yang dapat menarik perhatian para turis domestic maupun luar negeri. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh para produsen oleh-oleh untuk menjual produk mereka terutama olahan dari kentang seperti beberapa produk di atas.
Manfaat Diversifikasi Pengolahan Kentang
Diversifikasi pengolahan kentang dapat memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat Wonosobo, antara lain:
Meningkatkan Pendapatan
Diversifikasi pengolahan kentang dapat membantu masyarakat Wonosobo meningkatkan pendapatan mereka. Dengan mengolah kentang menjadi produk-produk bernilai tambah seperti keripik kentang, kentang olahan, atau makanan ringan lainnya, mereka dapat menjual produk-produk tersebut dengan harga yang lebih tinggi daripada hanya menjual kentang mentah.
Penciptaan Lapangan Kerja
Diversifikasi pengolahan kentang dapat membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja di Wonosobo. Ketika masyarakat mulai mengembangkan usaha pengolahan kentang, seperti pabrik keripik kentang atau warung makanan ringan, mereka akan membutuhkan tenaga kerja tambahan. Hal ini dapat memberikan kesempatan kerja bagi penduduk setempat, mengurangi tingkat pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi di wilayah tersebut.
Peningkatan Nilai Tambah Produk Lokal
Diversifikasi pengolahan kentang dapat membantu meningkatkan nilai tambah produk lokal. Dengan mengubah kentang menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, Wonosobo dapat memperkuat identitasnya sebagai daerah penghasil kentang yang berkualitas tinggi. Produk-produk olahan kentang yang berkualitas tinggi juga dapat menarik minat wisatawan atau pembeli dari luar daerah, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian lokal.
Diversifikasi Sumber Pangan
Dengan mengolah kentang menjadi berbagai produk olahan, masyarakat Wonosobo dapat mengalami keuntungan dalam hal diversifikasi sumber pangan. Produk-produk olahan kentang dapat menjadi alternatif makanan yang bernilai gizi tinggi dan dapat menjadi sumber karbohidrat yang seimbang dalam makanan sehari-hari. Hal ini penting untuk mencapai keamanan pangan dan memperkaya variasi menu masyarakat, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan yang sehat.
Pengembangan Industri Lokal
Diversifikasi pengolahan kentang juga dapat mendorong pengembangan industri lokal di Wonosobo. Misalnya, dengan adanya peningkatan permintaan akan produk-produk olahan kentang, masyarakat dapat membangun usaha kecil dan menengah yang terkait dengan industri tersebut, seperti pengadaan bahan baku, pengemasan, distribusi, dan pemasaran produk olahan kentang.
Dengan menerapkan diversifikasi pengolahan kentang, masyarakat Wonosobo dapat mengoptimalkan potensi kentang sebagai sumber daya lokal dan mendapatkan manfaat ekonomi, sosial, dan kesehatan yang berkelanjutan. [fit]
Aska Fitriyana. Penulis adalah mahasiswa Agribisnis UIN Jakarta dan influencer Instagram.