SEMARANG (jatengtoday.com) – Media sosial terbukti menjadi ruang interaksi yang cukup efektif digunakan warga dengan pejabat penentu kebijakan. Keluhan-keluhan pelayanan, kritik dan saran sangat praktis, tersampaikan dengan mudah dan cepat.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi menjadi salah satu pejabat yang aktif berjejaring di media sosial, khususnya instagram, beberapa tahun belakangan ini. Dalam postingan-postingannya, Hendi tampak lihai menyajikan konten yang luwes, cair dan menghibur.
Gaya khasnya seringkali pelayanan maupun pembangunan di Kota Semarang disampaikan dengan bumbu menyentil permasalahan remaja. Baik perjombloan, hati dan percintaan. Banyak generasi milenial yang kesengsem penampilan suami Krisseptiana itu. Hendi tak segan-segan membalas komentar.
Uniknya, apapun tema yang diposting, Hendi justru diserbu keluhan dan curhatan warga. Mulai dari keluhan masalah parkir semrawut, PDAM macet, BRT buruk, hingga pasar sepi. Selasa (21/8/2018) lalu, Hendi tak segan bertolak ke Pasar Srondol Semarang gara-gara curhatan warga melalui media sosial instagram.
“Katanya merdeka, tapi Pasar Srondol kok sepi, tak tunggu nang Pasar Srondol pak @HendrarPrihadi”, tulis akun @Hanieswidya pada kolom komentar salah salah satu unggahan Hendi di Instagram.
Tak mau kehilangan banyak waktu, Hendi segera mengajak Dinas Perdagangan Kota Semarang dan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang untuk mengecek apakah benar curhatan warga tersebut. Hasilnya tak hanya sepi pengunjung, pasar yang baru saja direvitalisasi 2017 tersebut rupanya juga sepi penjual.
Hendi sempat kaget, mengapa bangunan baru dan sebagus itu bisa sepi. Ia lantas bertanya kepada salah satu penjual. “Liyanipun pundi bu? (lainnya ke mana bu?)” tanya Hendi. “Mboten buka Pak (tidak buka pak),” kata salah satu pedagang.
Dari jumlah 28 kios UMKM di lokasi tersebut, hanya sebagian yang aktif jualan. Hendi langsung meminta Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk mengevaluasi kepemilikan kios. Apabila tidak ada keseriusan berjualan, Hendi meminta kios tersebut dialihkan kepada pelaku UMKM yang memiliki komitmen serius. Sehingga terus membuka kiosnya agar dapat menarik pengunjung.
“Meramaikan pasar ini harus bersama-sama. Pemerintah sudah menyedikan fasilitas,” katanya.
Hendi meminta pedagang kompak, dan apabila ada masukan akan ditindaklanjuti oleh pihaknya. “Perlu kesepakatan, kekompakan, kalau perlu diseragamkan untuk semua buka sampai malam,” katanya.
Salah satu pedagang, Olif, mengaku pasar baru tersebut kurang dipromosikan. Sehingga banyak warga belum mengetahui keberadaan pusat UMKM tersebut. “Kami juga akan berusaha melakukan demo batik, demo memasak, demo kerajinan, dan sebagainya,” katanya.
Di luar masalah pasar tersebut, keluhan warga di media sosial Hendi justru merembet ke sejumlah keluhan persoalan lain. Diantaranya tentang BRT Trans Semarang yang dinilai buruk hingga sering mogok, sopir kurang ramah, dan mengecewakan.
“Pak Wali Kota, saya berharap komentar saya dibalas @hendrarprihadi. Pak, tolong dong brt yang mogok di tengah jalan, ada brt yang sudah buruk kok ya masih dioperasikan, supir brt yang kurang ramah, dll. Kadang mengecewakan sekalii..makasihh pak,” tulis akun @joymira04.
Keluhan itu langsung ditanggapi oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang M Khadik dengan menggunakan akun @khadikmuhammad. “tks mas joy..BRT Trans Semarang berkomitmen untuk terus BERBENAH…jika msh ada pelayanan kami yg kurang memuaskan tolong diinfo kapan di mana, dan berapa nomor lambung bisnya. Sehingga bisa langsung kita tindaklanjuti,” tulis Khadik.
@joymira04 membalas, “terima kasih, pak. Maaf sebelumnya, saya ini perempuan hehe. Saya masih ingat betul tadi sore, bus brt jurusan java mall dengan plat H 1672 BY, mendadak berhenti di tengah jalan, kerena ada bau gosong di bus, supirnya malah “misuh” ke orang lain. Saya lupa krn apa, tapi tidak layak lah, kok beliau misuh.
Tidak hanya itu, Khadik justru diserang oleh sejumlah netizen dengan keluhan tentang pelayanan lain seperti tidak adanya shelter BRT di pintu belakang RSUP dr Kariadi dan semrawutnya parkir liar di dekat Java Mall yang bikin macet. Tapi tidak ada penindakan dari Dishub Kota Semarang.
“tks infonya…Dishub rutin menertibkan parkir liar di lokasi tsb. Kami mohon dukungannya untuk parkir pada tempatnya dan tdk parkir atau berhenti di lokasi yg dilarang karena bikin macet..nwn,” tulis Khadik. (*)
editor : ricky fitriyanto