SEMARANG (jatengtoday.com) – Ribuan driver ojek online (ojol) yang mengatasnamakan Gabungan Aliansi Lintas Komunitas Ojol Semarang (Gali Kos) menyatakan menolak seruan aksi mogok makan yang digelar Asosiasi Driver Online (ADO). Pasalnya aksi tersebut diduga dimotori oknum tidak bertanggung jawab.
Melalui keterangan resminya, Selasa (22/9/2020), Presidium Harian Gali Kos, Margono menegaskan menolak politisasi kemitraan yang bertujuan mengadu domba driver ojol dengan aplikator.
“Kami menolak praktik politik praktis ADO Semarang yang memakai metode adu domba sesama mitra ojol dengan apilikator,” ujarnya.
Gali Kos mengimbau seluruh mitra ojol Semarang fokus menerapkan protokol kesehatan dalam rangka membantu pemerintah memerangi Covid-19. Bukan malah bergabung dalam aksi destruktif yang dilakukan ADO Semarang.
Gali Kos juga meminta kepada pihak keamanan menindak tegas ADO Semarang yang dinilai mengusik stabilitas sosial warga dan sekitarnya di masa-masa genting penanganan pandemi Covid-19. Termasuk memecah belah persatuan komunitas ojol se-Jawa Tengah.
Para driver ojol yang tergabung dalam Gali Kos berharap setelah melalui masa-masa sulit menghadapi pandemi yang berdampak pada perekonomian masyarakat, termasuk driver ojol, semua kembali normal di masa adaptasi baru (new normal).
“Ekonomi perlahan menggeliat, aktivitas sosial kembali merayap, dan keyakinan baru menjadi doa pengharapan para driver ojol bahwa kami akan baik-baik saja, meskipun Covid-19 masih tetap ada,” ujarnya.
“Namun, setidaknya kami memiliki harapan, kembali berani berkendara tapaki aspal jalan-jalan Kota Semarang, mengumpulkan klik demi klik orderan bersliweran. Keyakinan seperti ini penting setelah sekian lama kita sama-sama terpuruk,” lanjut Margono.
Menurutnya harapan seperti ini harus senantiasa digenggam erat bersama. Kebersamaan menghadapi masa-masa sulit mutlak diperlukan untuk menatap masa depan dari ancaman ketidakpastian akibat Covid-19. (*)
editor: ricky fitriyanto