SEMARANG (jatengtoday.com) – Memeriahkan Hari Guru, Sanggar Greget Semarang menghadirkan sebuah pementasan tari ‘Ayo Rukun’ yang sarat makna. Gelaran di Aula SMK Jawa Tengah, yang berlokasi di Jalan Brotojoyo No 1 Semarang, Jumat (29/11/2024) malam ini menjadi sorotan utama.
Pementasan ini merupakan hasil kolaborasi apik dari Tim Kesenian Taman Budaya Jawa Tengah oleh Sanggar Greget Semarang. Tari Ayo Rukun tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang mendalam kepada para penonton, khususnya generasi muda.
Tarian ini lahir dari gagasan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah, yang menciptakan lirik lagu sebagai bagian dari tarian tersebut.
Untuk koreografi, Sangghita Anjali sebagai penata tari memadukan gerakan yang harmonis dengan makna mendalam.
Sementara itu, penata gending, Canadian Mahendra, menyuguhkan iringan musik yang kental dengan tradisi Jawa. Pementasan ini melibatkan delapan penari muda, yaitu Deva, Nadhiva, Quinsha, Syakira, Kezhia, Syahrani, Nabila, dan Hadeana.
Mereka membawakan tarian dengan penuh semangat dan keanggunan, menggambarkan pesan persatuan dan kebersamaan di tengah keberagaman.
Sangghita Anjali, penata Tari Ayo Rukun menjelaskan bahwa tarian ini merupakan ajakan bagi generasi muda untuk hidup rukun dan damai.
“Tarian ini mengandung pesan penting agar anak-anak sekolah, bahkan mahasiswa, saling menghormati tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan ras. Jangan sampai terjadi konflik atau perselisihan yang tidak bermanfaat,” jelas Sangghita.
Tarian ini menyampaikan nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan solidaritas dengan cara yang estetis. Setiap gerakan penari seolah menjadi simbol ajakan untuk mempererat persaudaraan di tengah masyarakat yang majemuk.
Penonton yang hadir pada acara tersebut tampak sangat antusias. Mereka adalah para guru yang diundang khusus untuk menghadiri kegiatan tersebut.
Pementasan Tari Ayo Rukun tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga upaya untuk melestarikan seni dan budaya tradisional Jawa. Pesan moral yang disampaikan melalui tarian ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghargai keberagaman.
Melalui acara seperti ini, seni tradisional semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Sanggar Greget, yang merupakan Tim Kesenian Taman Budaya Jawa Tengah, membuktikan bahwa seni dapat menjadi medium yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan kebajikan.
Dengan tarian seperti Tari Ayo Rukun, nilai-nilai persatuan dan kebersamaan dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang, sekaligus mempererat hubungan antarsesama di tengah keragaman yang ada.
Rencana ke depan, Provinsi Jawa Tengah akan menggelar lomba tarian ini, yang dikuti pelajar se-Jawa Tengah.
“Banyak simbol gerakan di tarian yang menandakan ajakan saling rukun. Tarian ini digarap sedemikian rupa, supaya generasi zaman sekarang tertarik untuk menarikannya dan menikmatinya,” kata pengasuh Sanggar Greget, Yoyok Bambang Priyambodo.
Kabid Pembinaan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Eris Yunianto, juga menyampaikan apresiasinya terhadap pementasan ini.
“Tari Ayo Rukun sarat akan makna sepert. Semoga generasi muda semakin memahami pentingnya toleransi melalui seni,” ujar Eris. (*)