SEMARANG (jatengtoday.com) – Kota Semarang tengah bekerja keras mempersiapkan penyelenggaraan Motocross Grand Prix World Championship (MXGP) seri 13 tahun 2018 yang akan digeber di Sirkuit BSB, Mijen, Jumat – Minggu (6-8/7). Namun di balik euforia persiapan menyambut event internasional tersebut, ada yang lebih penting untuk dipikirkan, yakni laporan pertanggungjawaban anggaran kegiatan tersebut yang sangat fantastis, mencapai Rp 18 miliar yang merupakan dana hibah APBD Kota Semarang.
Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi mengatakan, hibah Rp 18 miliar bukan angka yang sedikit. Sehingga laporan pertanggungjawabannya (LPj) juga pasti rumit dan detail. Apalagi, penerima hibah adalah organisasi olahraga yakni Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Tengah, yang tidak terbiasa membuat LPj. “Jangan sampai nanti penyelenggaraan event sukses, tapi LPj diabaikan sehingga jadi masalah hukum. Ingat, anggaran sebesar itu pasti banyak pihak yang menyorot,” tandasnya.
Lebih lanjut politisi PDI Perjuangan ini memaparkan, awal digelontorkannya anggaran Rp 18 miliar hanya untuk sebuah event dengan durasi tiga hari tersebut melalui proses yang berliku. Banyak pertentangan diantara anggota DPRD Kota Semarang mengingat besarnya anggaran. Bahkan, saat pembahasan anggaran tersebut, beberapa anggota DPRD Kota Semarang melakukan aksi “walk out”.
“Saya ingat, waktu menggedok anggaran itu saya sebelumnya baca Al Fatihah tiga kali, agar di belakang hari anggaran tersebut tidak jadi masalah. Sebab selama ini belum pernah ada dana hibah mencapai Rp 18 miliar, apalagi untuk sebuah acara dengan durasi pendek seperti ini,” bebernya.
Diketahui, MXGP di Semarang memang menyedot anggaran yang cukup fenomenal yakni Rp 18 miliar. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam beberapa kali kesempatan mengungkapkan ketertarikannya menyelenggarakan event tersebut karena MXGP merupakan event berkelas yang mampu mengangkat nama Kota Semarang di tataran internasional. Karena itu dia tak ragu menggelontorkan dana hingga Rp 18 miliar.
Sebagai penerima hibah adalah Pengprov IMI Jateng, sementara pelaksana event adalah event organizer asal Jakarta, PT Arena Sirkuit Indonesia. Sedangkan untuk lokasi event, perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) meminjamkan lahan di kawasan Mijen untuk dibangun sebuah sirkuit non-permanen.
Sementara itu, pihak penyelenggara dibantu Pemkot Semarang gencar melakukan promosi untuk memancing animo penonton. Puluhan baliho, spanduk, videotron dipasang di tempat-tempat strategis. Banyak media cetak dan elektronik juga digandeng untuk memopulerkan MXGP Semarang.
Tapi ternyata tidak semua warga Kota Semarang gembira dengan penyelenggaraan MXGP di Semarang. Dikutip dari akun media sosial instagram milik Wali Kota Semarang @hendrarprihadi, seorang warga yang mempunyai akun chrizt_zombie memprotes keras postingan Wali Kota tentang MXGP; Bandara diurusi, MXGP diurusi…. trus kapan aiiirrr diurusi???? Aiiiiirrr aaaaaiiitt….. Air ki lebih penting lho pak….. mbok njenengan sidak po gimana, PDAM e ditanyain masalahe opo, trus solusine gimana…. Semoga POSTING selanjutnya yang berhubungan dengan aiiiirrr….. Sendangmulyo kering ki pak, jenenge sendang mulyo, tapi gak ono banyu…..
Akun lain dalam postingan Wali Kota yang akrab disapa Hendi tentang MXGP juga melancarkan nada protes. Selain air PDAM yang mati, juga protes tentang kisruh sistem pendaftaran sekolah (PPDB), hingga soal lampu penerangan jalan. (ismu puruhito)
editor : ricky fitriyanto