in

Desa Diminta Sediakan Tempat Isolasi untuk Karantina Pemudik yang Nekat Pulang Kampung

SEMARANG (jatengtoday.com) – Arus mudik tetap berjalan meski pemerintah mengimbau perantau menahan diri tidak kembali ke kampung halaman. Terutama dari wilayah Jabodetabek ke Jateng.

Agar penyebaran virus corona dari zona merah tidak menjadi-jadi, Pemprov Jateng meminta setiap desa menyediakan tempat isolasi. Setiap perantau yang mudik, wajib diisolasi di tempat khusus itu selama 14 hari.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menuturkan, tempat isolasi atau karantina tidak harus membangun gedung baru. Perangkat desa bisa mengoptimalkan gedung balai desa atau gedung pertemuan lain.

Sejauh ini, sudah ada beberapa desa di Jateng yang telah menyiapkan tempat isolasi. Seperti Desa Ngrapah Kecamaran Banyubiru dan Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Kepala Desa Ngrapah, Wargiyati mengatakan, pihaknya memanfaatkan gedung serbaguna sebagai tempat isolasi. Gedung tersebut dipilih karena cukup besar dan dekat dengan akses kesehatan.

“Setelah tadi malam diperintah, langsung kami eksekusi pagi ini. Ini cukup besar, bisa menampung ratusan orang,” jelasnya.

Sampai saat ini, lanjut dia, sudah ada 30 warga perantau yang mudik di desanya. Saat ini, mereka masih diwajibkan menjalani isolasi di rumah masing-masing.

“Setiap pemudik yang datang, langsung didatangi bidan dan Babinsa untuk dilakukan pengecekan. Yang sehat harus isolasi di rumah 14 hari, yang sakit langsung dibawa ke rumah sakit. Nanti setelah gedung ini siap, maka seluruh perantau akan kami isolasi di gedung ini,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Bejalen, Sugiharto. Pihaknya telah menyiapkan Balai Desa untuk tempat isolasi para pemudik.

“Sampai saat ini baru tujuh orang yang pulang kampung dan sudah menjalani isolasi di rumah masing-masing. Nanti kalau gedung isolasi di Balai Desa sudah siap, maka semua pemudik yang tiba langsung kami isolasi,” ucapnya.

Di Desa Ngrapah, warga memanfaatkan gedung olahraga sebagai tempat isolasi. Sementara di Desa Bejalen, disiapkan Balai Desa untuk itu. Saat Ganjar datang, Sabtu (4/4/2020), warga sedang bergotong royong membersihkan dan menyiapkan tempat-tempat itu.

“Tadi malam saya komunikasi dengan Kepala Gugus Tugas Covid-19 dan diminta menyiapkan daerah terutama desa untuk membuat tempat khusus sebagai tempat isolasi bagi mereka yang baru pulang dari perantauan. Setelah itu, langsung saya perintahkan kepada seluruh kepala desa melalui WhatsApp group untuk menyediakan. Hari ini saya cek agar desa benar-benar serius melaksaakan ini,” jelas Ganjar.

Pada kesempatan itu, Ganjar menegaskan, jika pemudik tidak mau dikarantina 14 hari di tempat yang telah disiapkan, dia meminta TNI/Polri diminta mengambil tindakan tegas.

“Nanti kami bantu bagaimana cara mengelolanya. Kami juga sudah minta bantuan TNI/Polri untuk membantu melakukan penjagaan melalui Babinsa dan Babhinkamtibmas di desa-desa,” jelasnya.

Selain kepada pemudik, Ganjar juga meminta seluruh Kepala Desa untuk mengamankan para lansia dan penyandang disabilitas di desanya masing-masing. Mereka yang termasuk kelompok rentan ini, harus diamankan terlebih dahulu dari dampak penyebaran covid-19.

“Kalau perlu diisolasi dulu dan tidak boleh bertemu dengan keluarga yang baru pulang dari perantauan. Untuk kebutuhan mereka, desa bisa mencukupi menggunakan anggaran yang ada atau menggerakkan gotong royong masyarakat. Buat lumbung pangan dan gerakkan kembali jimpitan,” tandasnya. (*)

editor : tri wuryono

Ajie MH.