SEMARANG (jatengtoday.com) – Massa yang tergabung dalam Rakyat Jawa Tengah Melawan (RAJAM) menggelar aksi penolakan terhadap produk Rancangan Undang-Undang (RUU) usulan pemerintah Omnibus Law: RUU Cipta Kerja.
Sebelum melakukan aksi di depan kantor Gubernur Jateng, ratusan pendemo berkumpul di depan kantor Kecamatan Tugu atau seberang Taman Lele Semarang, Rabu (11/3/2020) pagi.
Pantauan di lokasi, peserta aksi sudah mulai berkumpul pukul 07.30. Puluhan aparat kepolisian juga tampak berkerumun mengawal aksi. Mereka melakukan longmarch menuju pusat kota pada pukul 10.00.
Koordinator Umum Aksi, Deni mengungkapkan, peserta ini merupakan gabungan masyarakat dari berbagai elemen. Mulai dari serikat buruh, petani, nelayan, NGO, dan mahasiswa dari berbagai universitas.
Yang tampak paling mendominasi adalah buruh dan mahasiswa. Terlihat ada Federasi Serikat Pekerja Metal Indoensia (FSPMI), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Perkayuan dan Kehutanan Indonesia (Kahutindo).
Kemudian mahasiswa dengan almamater Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), UIN Walisongo Semarang, Universitas PGRI Semarang (Upgris), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan lainnya.
Karena banyaknya peserta aksi, jalur Pantura sedikit tersendat.
Menurut Deni, penolakan ini salah satunya dilatar beIakangi penyusunan draf RUU Cipta Kerja yang dilakukan pemerintah dengan tidak transparan dan tanpa melibatkan masyarakat sipil.
“Masyarakat sipil tidak ikut dilibatkan, padahal nantinya akan ikut terkena dampaknya,” jelas Deni.
Disisi lain, ia menolak bahwa RUU ini digadang-gadang akan menarik investor untuk membuka lapangan kerja baru dan menyerap jumlah penggangguran serta menekan angka kemiskinan ini.
“Ternyata pasal-pasal yang terkandung di dalamnya justru mengandung haI-hal yang potensial merugikan dan mengabaikan pemenuhan hak-hak buruh, petani, nelayan, jurnalis, dan kelompok masyarakat sipil lain” tegasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto