in

Dalang Cilik Monod Laras Meriahkan Peringatan Hari Wayang Nasional

SEMARANG (jatengtoday.com) – Belasan dalang cilik yang tergabung dalam perkumpulan karawitan dan pedalangan Monod Laras turut memeriahkan Peringatan Hari Wayang Nasional di Gedung Monod Diephuis & Co, Kota Lama Semarang, Minggu (17/11/2019).

Pantauan di lokasi, secara bergantian mereka memainkan wayang-wayang yang berjejer. Dalang-dalang tersebut masih duduk di bangku sekolah dasar. Meskipun di hadapan banyak orang, tak ada yang menunjukkan sikap groginya.

Ardian Ali Syahbana (11) salah satunya. Setelah gamelan ditabuh, kedua tangannya langsung sibuk memainkan wayang. Pada saat yang bersamaan, pedalang itu pun melantunkan suluk beserta cerita pewayangannya. Ketika itu, yang menjadi lakon adalah Kongso Adu Joyo.

Ardian mengaku senang bisa turut belajar jadi dalang. “Senang, kan bisa membanggakan orang tua,” ucapnya usai tampil.

Menurut  Ardian, selain belajar jadi dalang, dia bersama teman-temannya juga belajar karawitan jadi penabuh gamelan. “Biasanya juga nabuh kendang, nabuh gong, tapi ini memang mainnya dalang saja,” ucap siswa SDN Sendangmulyo 02 tersebut.

Pengurus Monod Laras, Tjahjono Rahardjo mengungkapkan, pementasan tersebut sekaligus sebagai momen perayaan HUT Monod Laras yang berdiri satu tahun lalu pada 10 November 2018.

“Kami sudah berdiri nguri-uri kebudayaan sejak setahun lalu. Maka ini kami peringati, sekaligus memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November kemarin,” jelas Tjahjono.

Sampai saat ini pihaknya rutin menggelar pelatihan seminggu sekali. Terhitung ada 13 anak yang ikut berlatih rutin di Monod Laras, dengan 5 orang pendamping.

“Awalnya kami membatasi 10 anak saja biar mudah mengajari, tapi karena ada tambahan dan mereka tidak punya alternatif, akhirnya kami tampung jadi 13 anak,” jelasnya.

Dia berharap agar Monod Laras bisa bertahan di tengah derasnya budaya luar. Dia tidak muluk-muluk ingin menjadikan anak-anak didiknya menjadi dalang kondang. Tapi minimal mereka mengetahui dan mau bangga terhadap keseniannya sendiri.

“Jadi nanti kalau mereka jadi penonton tidak hanya penonton pasif, tapi juga bisa menikmati dan mengetahui alur cerita yang dibawakan,” tegasnya.

Di samping itu, dia mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah mendukung keberlangsungan Monod Laras. Terutama kepada pemilik Gedung Monod Diephuis & Co Agus Suryo Winarto yang telah memfasilitasi untuk berlatih karawitan.

Agus Suryo Winarto yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, selama ini bangunan tua di Kota Lama banyak yang bertransformasi menjadi kafe-kafe. Dia mengaku prihatin. Sehingga, Agus menjadikan Gedung Monod sebagai tempat dengan kegiatan terbanyak di kawasan Kota Lama.

Salah satu kegiatan rutin adalah pelatihan karawitan dan pedalangan Monod Laras. Agus berharap, dengan adanya Monod Laras ini bisa menjadi benteng pelestari kebudayaan Jawa, khususnya wayang.

“Semoga pedalangan dan karawitan ini makin maju, semangatnya makin meluas. Monod Laras ini harus menjadi wabah yang sangat menular bagi yang lain, sehingga peminatnya semakin banyak,” ungkapnya. (*)

 

editor : ricky fitriyanto

 

Baihaqi Annizar