MAGELANG (jatengtoday.com) – Kekuatan koperasi di Kabupaten Magelang sangat terasa. Mereka melahirkan minimarket Tosima yang bisa memutar roda ekonomi kerakyatan. Bahkan konsep koperasi tersebut dilirik sejumlah kabupaten di Jateng dan Wakil Gubernur Jateng.
Tosima merupakan singkatan dari Toko Koperasi Magelang. Minimarket ini menyediakan setidaknya 3.500 item, mulai dari makanan kecil, kebutuhan dapur, hingga kebutuhan rumah tangga lain.
Dirut Tosima, Sujadi menuturkan, belum ada setahun, Tosima sudah melebarkan sayap hingga 13 toko di Kabupaten Magelang. “Awalnya hanya dirintis 4 koperasi saja. Kami mulai melakukan distribusi barang, mulai Desember 2018. Sekarang, sudah ada 13 toko,” terangnya, Kamis (26/9/2019).
Kecepatan perkembangan ini tidak luput dari penerapan konsep koperasi. “Kami menjual barang, sedikit lebih murah dari minimarket lain. Bahkan bisa dijadikan tempat kulakan toko kelontong,” imbuhnya.
Dijelaskan, Tosima pertama sengaja dibuka di pelosok desa. Di bilangan Sudimoro, Kecamatan Srumbung. Meski baru pertama buka, pihaknya sudah menargetkan omzet Rp 1 juta per hari.
“Waktu pertama buka, kami undang 80 toko kelontong untuk diberi promo. Belanja Rp 100 ribu, dapat gratis belanja Rp 50 ribu. Dari situ, masyarakat bisa membuktikan kalau tempat kami memang lebih murah,” terangnya.
Kini, lanjutnya, dari 13 toko, rata-rata omzet per hari bisa sampai Rp 5 juta per hari. Dari angka itu, pemilik toko bisa mendapatkan untung sekitar 2 persen. “Sebenarnya target kani Rp 10 juta per hari. Dan tahun ini, ada 20 toko di Magelang agar harga jual barang bisa lebih ditekan. Jadi BEP bisa lebih singkat,” harapnya.
Dia menambahkan, untuk membangun satu Tosima, butuh modal sekitar Rp 450 juta. Rp 120 juta untuk peranti toko seperti rak, kulkas, komputer kasir, dan sebagainya. Sementara Rp 300 juta untuk belanja item yang dijual.
“Kalau sementara ini, diperkirakan baru BEP setelah jalan 5 tahun,” bebernya.
Untuk mendukung manajemen toko, pihaknya juga melahirkan aplikasi. Aplikasi ini untuk mengontrol ketersediaan barang di setiap toko, langsung dari pusat.
“Karena kami tidak menyetok banyak barang sekaligus di toko-toko. Paling hanya cukup untuk 3 bulan,” tuturnya.
Ditegaskan, motivasi melahirkan Tosima bukan untuk meraup keuntungan. “Kami hanya ingin ritel ini dikuasai oleh koperasi, bukan korporasi yang mengejar keuntungan cukup besar. Kami di sini tidak mencari keuntungan besar, kecil namun merata untuk anggota koperasi sehingga harga barang di minimarketnya juga bisa lebih bersaing,” tuturnya.
Konsep ini telah menarik sejumlah kepala daerah untuk diterapkan di masing-masing daerah. Seperti Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin).
“Sudah dilirik sejumlah daerah untuk ekspansi ke sana. Termasuk Gus Yasin yang ingin membuatkan koperasi ini untuk para santri,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Emma Rachmawati menuturkan, pihaknya memang sedang mendorong gerakan koperasi. Sebelumnya telah menggandeng inkubator untuk meningkatkan kinerja koperasi.
“Tosima yang dikelola di Magelang ini bisa jadi percontohan di Jateng. Selain berbisnis distribusi perdagangan ritel dan mengelola 13 minimarket di sana, juga menggunakan aplikasi yang sesuai dengan gerakan Koperasi Go Digital,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto