SEMARANG (jatengtoday.com) — Jawa Tengah termasuk wilayah yang mengalami cuaca ekstrem. Dalam tiga hari ke depan, sebagian wilayahnya berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
“Potensi curah hujan dapat disertai petir dan angin kencang dalam waktu singkat,” jelas Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Sutikno, Kamis (10/11/2022).
Prakiraan cuaca ekstrem tersebut bakal berlangsung dalam periode 10–12 November 2022.
Pada 10 November 2022, wilayah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten.
Kemudian Sukoharjo, Surakarta, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Salatiga, Kab./Kota Semarang, Kendal, Kab. Pekalongan, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya.
Pada 11 November 2022, cuaca ekstrem melanda Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Jepara, Demak, Temanggung, Salatiga, Kab./Kota Semarang, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya.
Kemudian, pada 12 November 2022 terjadi cuaca ekstrem untuk wilayah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo, Kebumen,Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Salatiga, Kab./Kota Semarang, Kendal, Kab. Pekalongan, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya.
Menurut Sutikno, kondisi tersebut dipicu adanya daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah Jateng dan anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa dan Samudera Hindia selatan Jawa.
Kata dia, kelembaban udara yang relatif tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Jateng.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan.
Sutikno mengungkapkan, cuaca ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, hujan es, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. (*)
editor : tri wuryono