in

4 Ciri Orang Pintar yang Akan Membuatmu Merasa Pintar

Mengapa orang sering tertipu ketika mendeskripsikan ciri orang pintar? Ini dia 4 ciri orang pintar yang membuatmu merasa pintar.

(Credit: Alexei Morozov)

“Apa saja ciri-ciri orang pintar?”. Pertanyaan ini sempat ngehit di Quora dan perbincangan sehari-hari.

Rata-rata, mereka mengajukan jawaban berdasarkan pengalaman masing-masing dan mendeskripsikan “seperti apa” orang pintar yang pernah mereka temui dalam hidup mereka.

Sayangnya, kebanyakan deskripsi mereka “salah” ketika terjebak pada “fisik” (penampilan) dan “hasil”.

Banyak orang menjawab, “Tatapan mata mereka tajam”. Mata bisa menunjukkan kecerdasan, namun mata tajam juga milik para penipu, orator, dan milik lelaki ketika memikat perempuan. “Hasil” itu seperti nilai raport, kerja di mana, bisa menghafal nama-nama ibukota seluruh negara di dunia, dan menjawab 100 pertanyaan kuis pengetahuan umum. Tidak. Semua itu bisa dipelajari dengan faktor ketekunan.

Ada juga yang mengatakan, kalau orang cerdas cenderung “sedikit bicara”. Itu juga penampilan lagi. “Sedikit bicara” bukan ciri orang pintar. Lebih tepatnya, orang pintar “tahu apa yang ia bicarakan” dan “bicara secukupnya”. Ketika ia harus bicara panjang, ia akan bicara panjang.

“Banyak memakai istilah ilmiah” ketika berbicara, juga bukan jaminan orang itu pintar. Bisa jadi ia terkena “foreign accent syndrome” (ketika pandemi datang, ada 25 istilah baru yang harus digunakan apa adanya) atau gangguan identitas disosiatif.

“Pintar orasi” di depan publik juga bukan jaminan seseorang pintar. Steve Jobs sering melakukan presentasi memukau, namun kalau kita melihat “behind the scene” sebelum ia orasi di peluncuran iPhone, terlihat sekali kegalakan dan kekasaran Steve Jobs. Pidato orang pintar menginspirasi orang untuk “mempertanyakan” dan “mempelajari” masalah yang disampaikan orang itu. Stephen Hawking tidak berapi-api, namun kalimat yang ia ucapkan melalui bantuan komputer, membuat remaja Inggris bersorak ketika Hawking mengatakan tentang cinta dan multiverse.

Pintar bukanlah tentang mengingat sesuatu atau menjawab pertanyaan kuis. Pintar bukan manipulasi penampilan. Bukan permainan 2 jam di depan orang banyak.

Kita perlu melihat ciri orang pintar, bukan dari 1 sisi. Sebaiknya, dari aspek-aspek kepintaran secara menyeluruh.

Berikut ini, 4 ciri orang pintar yang membuatmu merasa pintar:

Rendah Hati

Biasanya, saya mengajukan pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Bukan trivia.
Lihat bagaimana mereka bertindak.

Orang pintar tidak mau memaksakan jawaban. Mereka menunjukkan pendekatan, dari mana jawaban mereka datang. Pengakuan mengarah kepada rendah hati, dan rendah hati menunjukkan kecerdasan seseorang.

Orang pintar tidak selalu mengatakan, “Saya bisa..” di awal. Kadang ia bilang, “Saya tidak tahu. Sebentar, mari kita lakukan ini..”.

Ketika para investor mempertanyakan ide Jeff Bezzos untuk membuat toko online, jauh sebelum Google lahir, dia berkata kepada para investor. Bezzos tidak bisa menjamin idenya pasti berhasil di masa depan, namun ia tahu sesuatu yang pasti: konsumen ingin barang bagus, deskripsi jelas, pengiriman cepat, dan harga termurah. Kemudian, sampai sekarang, Amazon berubah dari jualan buku menjadi jualan apa saja. Server Amazon lebih cepat daripada Google. Dan menjadi online shop terbesar di dunia.

Ini sebabnya, orang-orang pintar menjadi bermasalah ketika bekerja di tengah orang-orang yang mengandalkan arogansi, institusi yang percaya pada 1 otoritas.

Orang pintar lebih menghargai jawaban orang lain daripada menomorsatukan ego.

Mereka Memahami Masalah, untuk Bertindak

Pada suatu hari, saya melihat sepasang suami isteri bertengkar. Anak mereka ada di samping, duduk dan melihat keadaan sekeliling, seperti tidak terjadi apa-apa.
Saya melerai pertikaian itu, dengan alasan, ada anak kecil. Mereka masih bertengkar.

Saya mengajak anak kecil itu pergi. Saya bertanya kepada anak kecil itu, “Mengapa kamu mendengarkan orang tuamu bertengkar?”.

Dia menjawab, “Begitu cara mereka membahas apa saja. Mereka menentukan pilihan dan mau bertindak apa, dengan cara bertengkar. Saya sudah terbiasa mendengarnya. Ini hari yang menyenangkan, kami akan pergi ke pantai.”.

Anak kecil ini memilih diam dan mengabaikan pertikaian karena itu yang terbaik: menunggu orang tuanya selesai bertengkar. Kedua orang tua mereka, tidak cerdas sama sekali.Sebaliknya, anak kecil ini ternyata sangat cerdas.

Mengerti Metadata

Metadata adalah data yang menjelaskan data. Contohnya, kamu memotret dengan Android. Kemudian kamu buka “info” atau “properties” dari foto tadi. Di sana ada penjelasan tentang: tanggal, waktu, ISO berapa, ketajaman seberapa, dst. Seperti itulah metadata. Jika kesulitan mengerti apa itu metadata, ingat ini: “metadata adalah data tentang data”.

Orang pintar sangat menyukai metadata. Ini menjelaskan banyak hal.

Ketika orang berbicara tentang Google Chrome, ia berbicara tentang cara mengamankan data dengan Google Chrome, karena ia tahu cara kerja Google Chrome. Ketika orang bertanya, “Mengapa foto saya buram?” ia akan membuka metadata foto itu, agar mengerti bagaimana foto tadi dibuat.

Ketika orang bicara tentang “aktualisasi diri” Abraham Maslow, ia membuktikan bahwa piramida kebutuhan manusia itu bukan buatan Maslow.

Ketika orang sibuk mencari akun untuk login ke jurnal internasional, ia berpikir bagaimana cara menembus dan mengakses artikel jurnal berbayar itu.

Orang pintar menganalisis cara mereka berpikir. Mereka tahu kapan harus memainkan peran terbaik. Mereka mempelajari cara mereka bekerja, agar kualitasnya lebih baik.

Membongkar Masalah

Tidak tergesa-gesa bertanya, “Bagaimana solusinya?”. Orang pintar lebih suka benar-benar mengerti apa masalahnya. Bisakah dari masalah ini, lahir ide pintar?

Orang-orang pintar itu mengerti bahwa “masalah besar adalah sekumpulan masalah kecil yang belum diuraikan”. Belajar adalah menguraikan itu, menjadi susunan yang lebih mudah diselesaikan.

Menilik karakter di atas, “pintar” sebenarnya bukan bawaan genetik. Pintar adalah “skill” (kemampuan) yang bisa kita capai. Pintar adalah keseluruhan, bukan 1 sisi yang dibesar-besarkan. Dan tentu ada banyak jalan menjadi pintar. [dm]