in

Cinderamata Bali ini Ternyata Diproduksi di Semarang

SEMARANG (jatengtoday.com) – Seringkali wisatawan membeli oleh-oleh berupa souvenir atau cinderamata khas yang dijual di kota tertentu. Sebetulnya cinderamata tersebut belum tentu produksi daerah setempat.

Salah satu contohnya adalah cinderamata cangkir jenis enamel yang sering ditemui di Pulau Bali. Ternyata banyak jenis cinderamata cangkir jenis enamel yang dipasarkan di Bali itu diproduksi di Kota Semarang.

Bahan enamel memberi kesan vintage.

Sebut saja rumah produksi berbentuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Jalan Pusponjolo Barat Raya Nomor 31 Kota Semarang. Berbagai bentuk kerajinan tangan diproduksi untuk kemudian dipasarkan di Pulau Dewata.

“Pembelinya lintas provinsi. Salah satunya memasok untuk souvenir di Bali,” kata pemilik usaha, Zaenal, Selasa (25/9/2018).

Ia mengaku memanfaatkan perkembangan teknologi internet. “Keberadaan internet saat ini sangat membantu mengenalkan sebuah produk. Bahkan bisa menjangkau wilayah sangat luas,” katanya.

Berbeda dengan toko offline yang jangkauannya terbatas. Sekarang ini, kata dia, internet marketing telah memiliki peluang sangat lebar. Bahkan hanya dengan memanfaatkan media sosial seperti, facebook, twitter, instagram, bisa memiliki prospek menarik. Hal yang memengaruhi keberhasilan adalah seberapa kreatif dan konsisten orang tersebut dalam memanfaatkan jaringan sosial.

“Saya sendiri tak banyak mengetahui teori mengenai bisnis. Kuncinya konsisten dan terus melakukan eksperimen agar menemukan hal baru,” katanya.

Sama halnya awal mula ia membuat cangkir enamel. Justru usaha tersebut bermula dari hobinya mengotak-atik barang-barang untuk dijadikan kerajinan tangan, ornamen, souvenir, dan lain-lain.

“Dari dulu tidak pernah terbersit di pikiran sedikit pun apakah nantinya laku atau tidak. Tapi yang saya lakukan terus membuat sesuatu terus menerus. Apabila tidak laku ya dipakai sendiri untuk dekorasi atau hiasan rumah,” katanya.

Ternyata tidak demikian, kreativitasnya justru diminati banyak orang. Banyak orang dari luar kota memesan hasil kreativitas kerajinan tangan tersebut. Para pemesan menyukai cangkir mungil bahan enamel.

“Enamel membuat kesan vintage, kalau dari keramik atau stainless kesan jadulnya kurang,” katanya.

Demi memunculkan penggabungan konsep jadul dan modern, maka perlu diberikan polesan typography yang menarik. Misalnya untuk komunitas otomotif, bisa diberikan logo-logo motor jadul atau mobil. Untuk coffee shop, typography tentang kopi, distro, bengkel, dan seterusnya.

“Setelah bertumpuk banyak, kerajinan tangan itu iseng-iseng saya posting online. Ternyata barang-barang itu dikenal oleh publik secara luas,” katanya.

Tidak hanya cangkir, ia juga membuat wall sign. Berbagai teknik telah ia coba, mulai teknik manual, printing menggunakan menggunakan media kayu atau plat, termasuk manual rustic.

“Kendalanya, bahan baku enamel ini import. Sudah kami coba untuk subtitusi dengan bahan lain. Tetapi pembeli rupanya tetap mencari bahan enamel. Mungkin karena nilai seninya,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Abdul Mughis