in

7 Faktor Agar Produk Kamu Viral di Pasar

Mengapa content tertentu bisa viral? Anggaran rendah, tetap bisa viral.

Ketika sedang buka content, kita sering bertanya, “Mengapa ini bisa viral?”. Kadang kita sampai merasa terganggu karena content itu benar-benar diperbincangkan di mana-mana.

Mengapa suatu content bisa viral? Menjawab pertanyaan seperti ini, orang sering terjebak dengan mengikuti tips praktis, “lakukan ini..”, namun dalam praktik, hasilnya nol besar.

Ini yang terjadi ketika kamu tidak punya konsep “viral”.. Anggaran marketing kamu sia-sia karena tidak tahu mengapa content ini tidak berhasil tersebar. Para pembuat content bahkan tidak mengerti, apa sebenarnya yang disukai orang. Mereka hanya menebak dan menebak.

Jika itu masalahnya, bacalah buku ini. Buku Contagious karya Jonah Berger dipuji para ahli pemasaran karena berhasil membongkar misteri, mengapa sesuatu cepat viral sedangkan sebagian yang lain tidak.

Saya meringkas buku ini sebagai semacam preview agar kamu mau baca bukunya sendiri. Tentu saja, hanya yang terbaik dan bernilai untuk kamu, yang akan saya berikan.

“Contagious” artinya: “menular, mudah menjalar.”.

Buku ini saya rekomendasikan untuk mereka yang punya punya produk, dengan anggaran rendah, namun ingin viral. Sepintas, banyak hal “nggak penting” yang bisa viral dalam sekejap, sementara hal lain tidak bisa mencapai viral. Jonah Berger tahu jawabannya.

Jonah Berger mempelajari fakta, dan memisahkannya dari fiksi, dia melakukan eksperimen terobosan yang telah mengubah cara berpikir para ahli. Yang terpenting ketika membaca buku ini, kamu akan memahami, bagaimana sesuatu bisa viral, bagaimana kamu bisa lakukan hal sama. Buku ini melawan mitos viral dan berlawanan dengan intuisi.

Faktual. Praktis. Mudah dipahami. Actionable. Contoh-contoh mana yang berhasil dan mana yang tidak.

MENULAR. Kalau punya anggaran rendah, ingin viral, buku ini memberikan jawabannya. Jonah Berger mengerti mengapa sebagian hal bisa viral dan bagaimana membuatnya viral. (Credit: Jonah Berger, Amazon)

Info Buku

Judul: Contagious: Why Things Catch On
Penulis: Jonah Berger
Penerbit‏: Simon & Schuster
Edisi: Reprint, Paperback
Tanggal Terbit: May 3, 2016
Bahasa: English
Halaman: 256 hlm.
ASIN: 1451686587
ISBN-10: 9781451686586
ISBN-13: 978-1451686586
Link Amazon: https://amzn.to/3yhwpID

Mata-Uang Sosial (Social Currency)

Perlihatkan, orang sedang membicarakan ini. Buat orang merasa pintar dan keren.

Promosi dari mulut ke mulut. Chat WhatsApp. email. DM (direct message). Lebih persuasif karena obyektif dan jujur, apa adanya.

Berikan sedikit hal negatif atau kelemahan yang tidak terlalu esensial.

Tersegmentasi dan bertarget. Itu kata lain dari yang “relevan”.

Pemicu (Trigger)

Semua tindakan, termasuk share, membutuhkan pemicu. Buat orang memikirkan hal-hal terkait.

Temukan keunggulan dari-dalam. Tanyakan, “Apa bagusnya ini? Apakah kira-kira orang mau share?”.

Sesuatu menjadi “luar biasa” karena: baru, mengejutkan, dan ekstrem. Patahkan pola yang diharapkan orang.

Apakah membicarakan produk atau ide kamu, membuat orang terlihat lebih keren?

Gunakan mekanisme permainan (game). Di dalamnya ada aturan dan putaran umpan-balik, agar tulisan lebih menyenangkan. Tekan tombol Pause, coba tebak apa jawabannya. Setelah itu, klik Play. Ini jawabannya. Buat orang terus membicarakan keyword dan brand kamu.

Membuat orang merasa seperti orang-dalam (insider), bagian dari brand kamu.  Perlihatkan BTS. Beritahukan sedikit rahasia tentang produk kamu. Berikan hal-hal langka, terbatas, dan eksklusif. Sediakan berdasarkan kriteria tertentu. Laku 365, tinggal 7. Invite only, hanya “1 pintu”, atau “gunakan code kupon diskon 50% ini”.

Emosi

Bangunkan emosi, karena itu mempengaruhi pengambilan keputusan tak-sadar.

Seberapa sering kamu berikan pemicu? Buat jadwal, tentukan frekuensi.

Tautan memiliki kekuatan. Jangan gunakan warna yang mengasosiasikan banyak hal.

Kaitkan pemicu dengan aktivitas sehari-hari, seperti iklan: “Ada break, ada Kit-kat”.

Memicu orang pada waktu yang tepat itu penting. Misalnya, jika Anda memicu seseorang untuk menyikat gigi saat sedang mengendarai mobil, itu tidak terlalu efektif. Jika Anda melakukannya saat mereka di kamar mandi, kemungkinan besar mereka akan terlibat dalam tindakan tersebut.

Catatan: Produk dengan pemicu tidak hanya mendapatkan lebih banyak informasi dari mulut ke mulut, tetapi juga mendapatkan lebih banyak informasi dari mulut ke mulut secara berkelanjutan.

Periksa pemicu. Pertimbangkan konteks pemicu. Tentukan isyarat yang membuat orang berpikir tentang produk atau ide kamu. Tumbuhkan kebiasaan itu, agar lebih sering muncul di pikiran.

Saat peduli, kamu berbagi.

Emosi memaksa orang untuk bertindak: tertawa, berteriak, berbagi, berbicara, dan membeli.

Emosi tidak perlu berpikir-panjang. Emosi sejalan dengan membuat keputusan cepat.

Emosi positif dan negatif yang tinggi, mendorong orang untuk bertindak. Jika ceritakan perjalanan, tunjukkan serunya perjalanan itu.

Buat orang malas agar mereka tidak melakukan apa-apa dan mau berbagi.

Periksa Emosi.

  • Fokus pada perasaan.
  • Pembicaraan tentang produk atau ide kamu seperti apa yang bisa menghasilkan emosi?
  • Sadari, kamu sedang menyulut api.

Publik

Mudah diamati, mudah ditiru, dan bisa membuatnya lebih terpublikasi.

Restoran dengan antrian panjang, memberikan kesan makanan di restoran itu enak.

Ketika orang bebas melakukan apa yang mereka inginkan, mereka sering meniru orang lain. Mereka memandang orang lain untuk menentukan apa yang baik atau benar tentang suatu produk atau situasi.

Komponen Social Proof. Perlihatkan kehadiran brand, seperti Apple hanya menampilkan logo Apple di mana-mana. Tinggalkan jejak, seperti stiker “Saya Memilih..”.

Seperti apa contoh “bukti sosial” ini? Gelang antikanker. Kaos turn back crime. National Geographic.

Periksa dengan pertanyaan ini:

  • Apakah produk atau ide kamu sudah mengiklankan diri? *) Memang bagus.
  • Bisakah orang melihat ketika orang lain memakai?
  • Apakah dari privat sudah menjadi publik?

Ciptakan residu perilaku.

Bernilai Praktis

Bukan hanya bernilai. Tampak berguna. Berikan bantuan sebagai seorang ahli. Atau berasal dari para ahli. Menghemat waktu, meningkatkan kesehatan, menghemat atau menaikkan uang, dan bisa mereka terapkan.

Bagaimana kita bisa membuat konten yang tampak berguna? Orang suka membantu orang lain, jadi jika kita dapat menunjukkan kepada mereka bagaimana produk atau ide kita akan menghemat waktu, meningkatkan kesehatan, atau menghemat uang, mereka akan menyebarkan berita.

Nilai praktis adalah tentang orang yang menerima informasi. Jika kamu dapat membantu seseorang menghemat waktu dan uang, membuatnya tampak lebih baik bagi orang lain, atau membantu mereka bersenang-senang, Anda menambahkan nilai praktis.

Poin dan Nilai Referensi

Dalam “menilai”, orang menggunakan “poin referensi” daripada nilai absolut suatu produk. Harga asli menjadi acuan, ketika kamu menunjukkan harga-jual. Dari 150 menjadi 139.

Merk memilih membingkai diskon.

Periksa Nilai Praktis.

  • Apakah masalah orang terselesaikan dengan produk atau ide kamu?
  • Apakah kamu berhasil mengemas pengetahuan atau manfaat, menjadi sesuatu yang tampak berguna bagi mereka?

Cerita (Story)

Narasi membuat sesuatu lebih bisa diingat, melibatkan orang.

“Informasi menyebar dengan kedok obrolan kosong”.

Apakah “cerita” (story) itu?

Cerita adalah.. Berita yang mudah diingat. Ada pemeranan dan pilihan, melalui pro-kontra. Melibatkan emosi. Motivasi tokoh. Merasakan nilai. Mengambil tindakan. Informasi dalam kemasan. Kapasita untuk mengubah sikap, keyakinan, dan perilaku, yang tidak bisa dilakukan dengan media lain. Pembicaraan antara saya dan kamu. Narasi yang dimampatkan. Kepedulian terhadap konsumen. Gambar yang bisa kamu tambah atau kurangi.

Dove Commercial, merk perawatan pribadi, membuat video “Evolution” agar orang tahu berapa banyak riasan, photoshop, dan pekerjaan yang membuat orang terlihat cantik untuk iklan. Agar konsumen mereka merasa nyaman dengan kondisi “biasa” dan mau menjadi cantik sungguhan, dengan merk Dove. Konsumen diberi topik penting: norma kecantikan yang nggak realistis.

Kamu bisa bayar orang untuk bertingkah gila, agar mereka membicarakan tingkah itu, namun ini berarti belum tentu mereka bicarakan brand kamu.

Pastikan merk kamu menjadi bagian integral dalam cerita.

Cerita melewatkan detail yang tak-berguna.

Panda, merk keju, membuat serangkaian iklan di mana seorang pria berjas Panda mengganggu situasi sehari-hari (belanja bahan makanan, pesta ulang tahun anak-anak, makan siang di rumah sakit, dll.). Mereka memiliki slogan “Jangan pernah katakan tidak pada Panda”.

Periksa Cerita kamu:

  • Apa trojan horse yang kamu kirimkan?
  • Apakah produk atau ide kamu menjadi bagian integral dari cerita?
  • Bernilai dulu, viral kemudian.

Buku ini tidak menceritakan pintasan untuk viral. Sebaliknya, buku ini membongkar kehidupan manusia, tentang mengapa sesuatu bisa viral. Dengan anggaran rendah, kamu bisa ciptakan sesuatu yang viral. [dm]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *