in

Caleg Gagal Mulai Periksakan Kejiwaan, Ini Nasehat Psikolog

SEMARANG (jatengtoday.com) – Ada dua caleg yang sudah memeriksakan kejiwaan di RS Elisabeth Semarang. Keduanya merupakan caleg yang diperkirakan gagal memperebutkan kursi dewan pada Pemilu 2019 lalu.

Psikolog RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro mengaku, memang ada dua caleg yang konsultasi psikis. Pihak RS pun melayani dan memberikan arahan pengobatan.

“Sudah ada dua caleg yang datang untuk berkonsultasi kepada kami. Mereka datang bersama istri. Keluhan keduanya mulai mengarah pada fisik mereka,” ucapnya, Kamis (25/4/2019).

Probowatie menjelaskan, gangguan yang dialami oleh kedua caleg itu diawali dengan psikis. Kemudian menjalar pada kondisi tubuh. Efeknya, jadi sulit tidur, gelisah, jantung berdebar lebih kencang ketimbang biasanya serta diliputi perasaan was-was jika keok dalam Pemilu.

Mengenai identitas pasien, dia enggan membeberkan. “Kami tidak bisa menyebutkan identitas mereka. Tapi mereka ketika datang kemari ngakunya mau coba alih profesi menjadi calon legislatif. Ada rasa khawatir kalah yang menghantui mereka,” jelasnnya.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat, ketika memutuskan maju sebagai caleg, harus disiapkan mental berkompetisi yang siap kalah dan menang. Setiap caleg harus membangun jiwa legowo sehingga ketika menerima kekalahan tidak mengalami gangguan mental yang mengarah pada stres berat hingga depresi.

“Orang yang bertanding itu harus siap kalah. Tapi itu juga tergantung motivasi mereka masing-masing. Apakah nyaleg buat kepentingan rakyat atau semata untuk meraup uang,” terangnya.

Dia menilai, kontestasi Pemilu 2019 yang bersamaan dengan Pilpres justru menimbulkan tekanan batin sangat kuat yang dialami para caleg. Sebab, para caleg tidak ada kesempatan menyampaikan visi misinya.

“Yang jelas potensi para caleg mengalami stres itu jadi makin besar sekali. Apalagi yang cuma mengejar uang saja, dia pasti jor-joran. Nah kalau kalah hartanya terkuras habis. Ujung-ujungnya dia bisa mengalami gangguan psikis berat,” bebernya. (*)

editor : ricky fitriyanto