in

Bukan Sekadar Memberi Makanan Sarat Gizi, Sanitasi Layak Justru Jadi Kunci Penurunan Stunting

Salah satu faktor penyebab stunting, di antaranya adalah pemenuhan sanitasi.

Ilustrasi (pixabay)

SEMARANG (jatengtoday.com) – Berbicara penanganan stunting, tidak sedikit yang memberikan solusi dengan memberikan makanan sarat gizi tinggi. Opsi itu memang masuk akal karena dipercaya mampu memenuhi kebutuhan gizi agar anak tidak mengalami stunting. Tapi ada yang lebih penting dari pemberian makanan bergizi. Yakni fasilitas sanitasi dasar yang bersih dan layak.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo menyebutkan, secara nasional angka prevalensi stunting saat ini masih di angka 27,6 persen pada 2023 kemarin. Untuk 2024 ini, pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting di angka 14 persen.

Upaya penurunan stunting telah dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu bentuk intervensinya adalah dengan rumah sehat melalui sanitasi dan air bersih. Bahkan BKKBN telah berkolaborasi dengan Kementerian PUPR untuk memberikan fasilitas sanitasi bersih di daerah-daerah yang memiliki angka stunting tinggi.

“Ketersediaan air bersih dan sanitasi layak berkontribusi besar dalam penanganan stunting. Intervensi penyediaan air minum, sanitasi yang layak serta perubahan perilaku berkontribusi dalam pencegahan stunting,” ucapnya seperti dikutip dari laman resmi BKKBN.

Baca Juga: Mengulik Strategi Sukses Pemenuhan Sanitasi Dasar di Sumbawa Barat

“Jadi bukan hanya soal gizi bayi, bukan hanya pemberian asupan gizi yang memenuhi standard untuk ibu hamil ibu menyusui. Tetapi penyediaan air minum dan sanitasi layak mempunyai andil yang besar dan menjadi akses terhadap air bersih dan pelayanan sanitasi dasar merupakan salah satu program prioritas nasional,” imbuhnya.

Dijelaskan, BKKBN telah melakukan pengolahan hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21). Hasilnya, salah satu aspek yang ingin dijaring adalah terkait faktor dekat dan faktor jauh penyebab stunting, di antaranya adalah pemenuhan sanitasi, penyediaan rumah layak huni dan penyediaan air bersih.

Program Prioritas Nasional

Sementara itu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengakui, jika anak-anak Indonesia tidak mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik,akan berisiko stunting.

“Oleh karenanya Pemerintah gencar untuk melaksanakan program penyediaan air bersih dan sanitasi,” kata Basuki.

Pencegahan stunting dengan penyediaan fasilitas air bersih dan sanitasi merupakan Program Prioritas Nasional yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya.

“Terpenuhinya sanitasi dan air bersih memiliki pengaruh besar terhadap angka penurunan stunting di Indonesia, terutama terkait asupan gizi yang diterima tubuh pada anak,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus Lumpuh Layu Akut akibat Virus Polio Ditemukan di Jateng

Penanganan pencegahan stunting dalam bidang air minum dibagi menjadi dua program yaitu Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan Padat Karya.

Program Pamsimas berkontribusi pada pencegahan stunting melalui intervensi sensitif atau pengaruh tidak langsung, yakni dengan penyediaan sarana air minum dan sanitasi layak serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Intervensi sensitif ini memberikan pengaruh sebesar 70 persen terhadap pencegahan stunting. Pamsimas dilaksanakan dengan menyediakan akses air minum aman melalui uji kualitas air, penyediaan sanitasi untuk stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan), dan perubahan perilaku dengan mengadopsi gaya hidup bersih sehat seperti gerakan cuci tangan pakai sabun,” ungkap Basuki. (*)

editor : tri wuryono