in

Buka Cabang di Semarang, RamenYA Klaim Punya Standar Jepang

Asin-gurih kuahnya terasa imbang di lidah. Sensasi kemewahan mi ramen pun mengental dengan mi kenyal.

RamenYa resmi membuka cabang di Kota Semarang. (ajie mahendra/jatengtoday.com)

SEMARANG (jatengtoday.com) – RamenYa resmi membuka cabang di Kota Atlas. Tepatnya di Mal Paragon, Jalan Pemuda Semarang, Rabu, (25/5/2022).

Kedai yang menyajikan aneka varian ramen ini merupakan cabang ke-46 setelah tumbuh di wilayah Jabodetabek dan Jogjakarta.

Pemilik RamenYa, Yansen Salim membidik akan membuka sebanyak 72 cabang di seluruh Indonesia hingga akhir 2022 nanti. Dia melihat peluang dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang doyan mengonsumsi bakmi.

“Jadi satu bulan akan buka lagi 2-4 toko. Ada di Palembang, Medan, minggu depan di Lampung. Akan buka dua cabang lagi di Bali,” ucapnya.

Dia melihat, Sumatera punya pontensi pasar ramen. Pasalnya, dari pengamatan yang telah dilakukannya, di sana belum ada yang menyedian ramen dengan label halal.

“Orang tua saya kan asli Medan, jadi saya tahu persis kondisi di sana. Di Medan belum ada ramen yang halal, jadi kami targetnya buka di sana,” bebernya.

Diproduksi Mesin dari Jepang

Tak asal invasi ke kota-kota besar, RamenYa sangat percaya diri dengan kualitas ramen yang disajikan.

Yansen mengklaim, semua menu ramen yang diolah di dapurnya sudah sesuai dengan standar Jepang. Mi dan kaldu dibuat dari mesin buatan Jepang.

“Kami menggunakan mesin dari Fukouka, kota ramen di Jepang. Jadi ramen kami ini sudah standar Jepang,” terangnya.

Kaldu RamenYa memang terasa berbeda. Meski teksturnya tidak begitu kental, tapi rasa kaldunya yang umami begitu nendang ketika dicecap.

Asin-gurih kuahnya terasa imbang di lidah. Sensasi kemewahan mi ramen pun mengental dengan mi kenyal.

Rahasia umami kaldu RamenYa berasal dari cara membuatnya. “Kaldunya dibuat dari rebusan berton-ton tulang selama sekira 8 jam,” ucap Yansen.

Ramen Tanpa Kuah

Meski kuah RamenYa begitu menggoda, tapi sajian mi tanpa kuah juga patut dicoba. Ya, RamenYa juga menyajikan mi ramen tanpa kuah.

“Total ada 21 varian mi ramen kuah dan 18 mi ramen kering. Ada juga 9 menu nasi di sini dan beberapa camilan pendamping,” tutur Markom RamenYa, Irma Amalia.

Dikatakan, konsumen akan diberi pilihan jenis mi yang akan dihidangkan. Mi keriting dan mi lurus.

“Kalau mi kerting, biasanya cocok untuk yang tanpa kuah. Yang ada kuahnya lebih nikmat kalau menggunakan mi lurus. Tapi kembali lagi ke selera konsumen, mau pilih yang mana,” terangnya.

Kehadiran mi ramen tanpa kuah ini merupakan inovasi RamenYa untuk menyesuaikan cita rasa orang Indonesia.

Adaptasi ini pun dilakukan dengan mengeluarkan menu yang sangat unik, yakni chicken hot ramen.

“Ini untuk konsumen yang doyan pedas. Jadi ramennya diberi sambal bawang. Iya, sambal uleg khas Indonesia,” bebernya.

Soal harga, menu-menu RamenYa tergolong ramah di kantong. Untuk satu mangkok ramen, dipatok mulai Rp 30 ribuan.

“Kami juga memberi penawaran bagi konsumen yang doyan makan banyak. Hanya nambah Rp 15 ribu, akan kami beri toping lebih banyak di makok mi ramen. Telur rebus yang biasanya satu potong, lainnya juga ditambah porsinya,” tandasnya. (*)