SEMARANG (jatengtoday.com) – Bertepatan dengan Hari Ginjal Sedunia tahun 2022, BPJS Kesehatan Cabang Semarang meluncurkan e-Book Kisah Inspirasi Pasien Dialisis (Kain Padi), beberapa waktu lalu.
E-book ini diharapkan dapat memberikan dukungan kepada masyarakat khususnya peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) tetap bersemangat menjalani terapi cuci darah.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar mengatakan, e-Book tersebut mengisahkan tentang perjuangan 18 pasien hemodialisis. Mereka berbagi pengalaman yang dapat menginspirasi masyarakat tentang pentingnya terapi cuci darah untuk pasien gagal ginjal.
“Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pemerintah daerah, institusi pelayanan kesehatan serta peserta JKN-KIS yang bersedia berbagi kisah perjuangan menjalani cuci darah. Percayalah jika cuci darah ini akan berdampak baik pada produktivitas si penderita,” katanya.
Peluncuran e-Book Kain Padi mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, di antaranya Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Jateng.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moch. Abdul Hakam menyatakan, angka kejadian gagal ginjal kronis khususnya di Kota Semarang semakin meningkat.
Adanya e-Book ini dapat memberikan warna dan pelajaran kepada masyarakat mengenai pola hidup dan pola makan yang baik agar terhindar dari risiko gagal ginjal kronik.
“Harapannya kisah pasien cuci darah ini bisa menjadi pionir. Bahkan mereka yang sudah menjalani cuci darah sampai puluhan tahun ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda bahwa pola hidup dan pola makan yang tidak terkontrol dapat memicu penyakit hipertensi dan diabetes melitus,” tutur Hakam.
Apresiasi yang sama juga disampaikan Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Jawa Tengah, Lestariningsih.
Dia menyampaikan jika Program JKN-KIS sangat membantu pasien penyakit gagal ginjal kronis stadium yang membutuhkan tata kelola khusus melalui prosedur cuci darah.
Menurutnya, masyarakat penyintas gagal ginjal pasti sangat berterima kasih atas pelayanan prima yang diberikan Program JKN-KIS.
“Saya sangat mengapresiasi adanya e-Book ini, sehingga pasien gagal ginjal sadar bahwa cuci darah bukanlah akhir dari kehidupan. Cuci darah atau hemodialisis ini merupakan langkah hidup baru yang terpenting pasien taat mengonsumsi obat dan nutrisi yang baik,” tegas Lestariningsih.
Tak lupa Lestariningsih mengisahkan pasiennya yang tetap semangat menjalani cuci darah selama 24 tahun bahkan mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik dan normal untuk meyakinkan bahwa gagal ginjal tidak akan merubah kehidupan pasien tersebut.
“Karenanya kami selalu mengingatkan pasien, agar rutin membayarkan iuran JKN-KIS dengan ikhlas, dan jangan sampai menunggu sakit berat,” ucapnya. (*)