in

Borobudur Siap Dibuka Akhir Pekan Ini, Dibatasi Hanya 100 Wisatawan

MAGELANG (jatengtoday.com) – Setelah ditutup selama tiga bulan karena pandemi corona, Kawasan Wisata Candi Borobudur akan dibuka kembali, akhir pekan ini. Keputusan diambil setelah dilakukan simulasi di objek wisata setempat, Rabu (10/6/2020).

Simulasi dilakukan untuk memastikan protokol kesehatan yang disiapkan untuk pengelola dan wisatawan, berjalan dengan semestinya. Protokol kesehatan dilakukan sejak dari pintu gerbang hingga di depan anak tangga pertama Candi Borobudur.

Sejak tiba di pintu gerbang peraturan protokol kesehatan mulai dilakukan dengan penyemprotan disinfektan pada seluruh mobil yang masuk. Setelah masuk, pengunjung turun dari mobil di drop off. Kemudian secara antre pada garis-garis kotak mereka harus cuci tangan di wastafel yang telah disiapkan pengelola. Sebelum berjalan menuju loket, pengunjung memasuki bilik disinfektan yang menyemprotkan air sabun.

Jaga jarak jadi peraturan yang banyak diterapkan. Termasuk di loket dan pintu masuk ke Candi. Jika pengunjung enggan mengantre panjang, pengelola juga menyiapkan loket elektronik. Yang terakhir pemeriksaan suhu badan, dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan barang-barang bawaan. Ketika ada pengunjung yang suhu badannya mencapai 37,8 dia dipersilakan balik kanan.

Setelah melakukan simulasi bareng pengurus Taman Wisara Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memutuskan memberi izin untuk dibuka kembali.

“Minggu depan boleh buka untuk 100 orang. Mungkin teman-teman wartawan yang mengawali. Terus 200 orang, bisa untuk teman-teman yang ingin memberi penilaian,” jelasnya.

Meski begitu, dia menegaskan, sebelum akhirnya benar-benar dibuka, setidaknya di kawasan sekitar Candi Borobudur tidak ada penambahan kasus corona dalam 14 hari. Hal itu juga jadi landasan pihak pengelola yang hanya akan membuka pintu Candi Borobudur untuk maksimal 5000 orang setiap hari atau hanya 20 persen dari total kunjungan di hari normal.

“Kita lihat selama 14 hari ke depan. Kalau konsisten ada penurunan akan kita buka. Ini akan jadi obat rindu. Banyak keluhan dari pelaku usaha pariwisata maupun masyarakat, karena video saja tidak cukup,” tandasnya.

Jika SOP tersebut bisa ditepati pengelola Candi Borobudur, bukan tidak mungkin akan jadi percontohan untuk diterapkan di destinasi wisata di Jateng.

“Kami akan coba dari awal agar bisa menyiapkan SOP wisata yang aman sehingga tidak ada penularan. Semoga ini memberi informasi kepada masyarakat,” tandasnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Ajie MH.