Editor: Ismu Puruhito
SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta agar para pedagang Pasar Yaik Baru tidak perlu khawatir atas rencana relokasi tahap dua ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi memersilakan pedagang untuk tetap menempati pasar dan beraktivitas berjualan. Sebab, Pasar Yaik Baru ini belum akan dibongkar dalam waktu dekat.
“Yaik belum akan dibongkar, karena belum ada tempat relokasinya. Jadi, saya justru heran, di media orang-orang mendorong Pasar Yaik Baru segera dibongkar, kami belum ada rencana pembangunan di situ,” kata Hendi, Minggu (17/9/2017).
Orang nomor satu di Kota Semarang ini memerkirakan rencana pembangunan Pasar Yaik Baru itu baru akan dilakukan tahun depan. “Jadi, kalau dibongkar sekarang, pertama tempat relokasinya belum siap. Kedua, pemerintah belum menganggarkan untuk biaya pembangunan. Mari kita bicara lebih manusiawi, kalau hari ini belum ada anggaran, ya biarlah mereka jualan dulu di situ,” katanya.
Tetapi apabila tahun depan pada saat tempat relokasi tahap dua sudah seleasai dibangun. Termasuk anggaran APBD untuk pembangunan sudah ada, maka mau tidak mau pedagang harus pindah ke tempat relokasi. “Saat ini, lahan (relokasi) baru dikontrak, tempat relokasinya baru dibangun. Nanti kalau sudah selesai baru, kami urusi Yaik Baru agar bisa gabung sama tempat relokasi yang lain,” terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto sebelumnya, menjelaskan untuk pembangunan relokasi Pasar Yaik Baru sudah ada pemenang lelang. Mulai kontrak pada 8 September lalu. “Di sana akan kami buat untuk menampung relokasi Yaik Lama maupun Yaik Baru. Tempat relokasi tahap dua ini nantinya kurang lebih bisa menampung kurang lebih 2.500 pedagang,” katanya.
Kapan waktu relokasi Pasar Yaik Baru dilakukan? Fajar enggan menjelaskan secara detail. Namun yang pasti, apabila proses pembangunan tempat relokasi tahap dua ini selesai, maka pemindahan pedagang Pasar Yaik segera dilakukan. “Ini kan masih dalam tahap pembangunan relokasi, pada pertengahan November akan kami lakukan sosialisasi relokasi sebanyak dua kali. Yang penting sekarang pembangunan tempat relokasi biar berjalan lancar dulu. Diperkirakan, akhir Desember penempatan lapak-lapak di MAJT tahap kedua, karena di lingkungan Pasar Johar akan segera kami kosongkan, harapan kami semua pedagang di sana mau menerima,” katanya.
Dia meminta pemahaman pedagang untuk mendukung program pembangunan Pasar Johar yang sedang dijalankan oleh Pemkot Semarang. Sebab, pembangunan ini menjadi bagian proses menyambut era baru, yakni pembangunan Pasar Johar Baru agar terealisasi tepat waktu. “Target 2020 awal, diharapkan semua pedagang sudah masuk Johar Baru,” katanya.
Sementara itu, saat ini bantuan anggaran Dipa dari Kementerian Perdagangan RI sudah turun sebanyak Rp 93 miliar. Artinya, sesuai peruntukannya, dana ini akan digunakan untuk membangun Johar Baru yang berlokasi di lahan eks Pasar Kanjengan. “Apabila memang ada kemungkinan tidak bisa diselesaikan dalam kurun waktu 60 hari, masih ada interval sesuai PMK 253 nomor 2015 dimungkinkan perpanjangan waktu 90 hari. Sehingga apabila ada pemenang lelang, asumsinya pasar Johar Baru di Kanjengan ini bisa selesai satu atau dua lantai,” katanya.
Kondisi saat ini, Kanjengan Blok C sudah rata dengan tanah, sedangkan Blok D tinggal dua lantai. “Akhir September ini ditargetkan Blok C dan D sudah rata dengan tanah. Sehingga kalau sudah ada pemenang lelang siap dibangun,” imbuhnya. (*)