SEMARANG (jatengtoday.com) – Pandemi Covid-19 telah membuat berbagai sektor kelimpungan. Tak terkecuali taman margasatwa yang tak lagi mendapat pemasukan gara-gara ditutup. Padahal hewan yang ada di dalamnya butuh makan.
Banyak pengelola kebun binatang yang harus putar otak demi menjamin kelangsungan hidup satwa. Beberapa terpaksa bertahan dengan cara mengurangi jatah makan.
Bahkan, Bandung Zoological Garden atau Bonbin Bandung sudah memiliki skenario terburuk apabila pandemi ini tak kunjung berakhir, bisa saja hewan herbivora seperti rusa akan jadi santapan harimau.
Bagaimana dengan Bonbin Mangkang atau Semarang Zoo?
Direktur Semarang Zoo Samsul Bahri Siregar, mengakui destinasi wisata andalan di Kota Semarang ini mengandalkan sektor pengunjung sebagai satu-satunya pendapatan.
Sehingga, setelah dilakukan penutupan seperti sekarang ini otomatis pendapatannya 0 persen. “Sampai dengan hari ini Semarang Zoo tutup,” jelas Bahri saat dihubungi, Rabu (29/4/2020).
Menurutnya, berbagai upaya antisipatif telah ditempuh. Termasuk melakukan penyemprotan disinfektan setiap hari untuk mencegah penularan Covid-19. “Karyawan keeper tiap hari juga pakai masker,” ungkap Bahri.
Berdasarkan informasi taman margasatwa ini memiliki ratusan koleksi hewan. Biaya operasional untuk makan hewan bisa mencapai Rp 100-150 juta per bulan. Sebab ada beberapa satwa yang memang pakannya harus daging, seperti Harimau, Singa, dan Buaya.
Terlebih Semarang Zoo ini menjadi konservasi satwa Harimau Benggala. Menurut WWF, terdapat sekitar 2.100 Harimau Benggala di alam bebas, dengan 1.411 di antaranya berada di India, 200 di Bangladesh, 150 di Nepal, 100 di Bhutan, serta 12 ekor di Semarang Zoo.
Sehingga, pihak manajemen memang harus menyiasatinya untuk menjamin anggaran dan stok pakan satwa.
“Stok pakan satwa sampai dengan hari ini masih aman. Tapi kalau masih lanjut 2 bulan sampai 3 bulan tidak tahu ini masih bisa bertahan tidak,” keluh Bahri.
Namun, ketika disinggung mengenai skenario Bonbin Bandung yang akan memberi pakan harimau dengan hewan herbivora seperti rusa, Bahri menegaskan bahwa pihaknya belum sampai hati berpikir ke arah itu.
“Tidak ada, Mas. Belum ada sama sekali pembicaraan seperti itu,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto