Selasa, Januari 26, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Betapa Dahsyatnya, Bila 116 Cagar Budaya di Kota Lama Rela Wakafkan Satu Hari Saja untuk Kegiatan Komunitas

Apabila salah kelola, konsep Living Heritage akan kaku dan tidak bermakna.

Abdul Mughis oleh Abdul Mughis
Minggu, 1 Juli 2018
di KOTA
Reading Time: 4min read
Betapa Dahsyatnya, Bila 116 Cagar Budaya di Kota Lama Rela Wakafkan Satu Hari Saja untuk Kegiatan Komunitas

Pentas wayang kulit dan karawitan di Gedung Monod Diephuis, Kota Lama Semarang. Foto : ricky fitriyanto.

BagikanTwit

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kawasan Cagar Budaya Kota Lama Semarang sedang bersolek menuju kawasan Living Heritage 2020. Sedikitnya ada 116 bangunan cagar budaya di kawasan yang kerap disebut Little Netherland itu.

Namun sejauh ini baru sebagian yang telah dikonservasi. Gedung yang telah dikonservasi itupun belum sepenuhnya sesuai dengan konsep Living Heritage. Sebab, Living Heritage mengharuskan bangunan cagar budaya tersebut memiliki fungsi sosial dan komersil, serta memberdayakan masyarakat. Sementara yang kebanyakan terjadi, setelah bangunan direstorasi, hanya digunakan untuk kegiatan komersil atau bernilai bisnis saja.

“Sebetulnya masing-masing pemilik bangunan cagar budaya, apabila sadar bahwa hakikat konservasi yang harus dilakukan harus memerhatikan banyak aspek. Baik lingkungan, sosial, maupun budaya. Bangunan cagar budaya ini harus mempunyai manfaat dan berdampak positif bagi masyarakat sekitar,” kata Agus S Winarto, pemilik bangunan cagar budaya Monod Diephuis & Co, Sabtu (30/6).

Sebab, apabila bangunan cagar budaya dikonservasi tetapi tidak memiliki manfaat bagi warga sekitar, maka Kota Lama akan menjadi kawasan yang “kering”.
“Konsep Living Heritage itu sendiri juga akan nampak kaku dan tidak bermakna,” katanya.

Sesuai dengan konsep Living Heritage UNESCO, kata Agus, bahwa sebuah bangunan cagar budaya yang dikonservasi harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar. “Baik menyangkut kebudayaan, pendidikan, syukur-syukur mampu berperan mengentaskan kemiskinan bagi masyarakat sekitar,” terangnya.

Artinya, konservasi bangunan maupun kawasan cagar budaya tidak hanya sekadar pembangunan infrastruktur. “Tapi bagaimana bangunan cagar budaya itu dikonservasi dengan baik dan benar, kemudian mempunyai fungsi ganda, yakni fungsi sosial dan fungsi komersial. Itu sebenarnya yang seharusnya diperhatikan,” katanya.

Kegiatan berbasis komunitas baik bidang edukasi maupun kultur perlu diberikan ruang. “Jika kegiatan berbasis sosial seperti itu tidak pernah ada, bagaimana kita menyebut itu konservasi yang benar? Maka kami berupaya memberdayakan masyarakat sekitar secara rutin,” katanya.

Ia sebagai pemilik salah satu gedung cagar budaya berupaya keras agar pengelolaan cagar budaya tidak salah. Maka kegiatan aktivitas harus memiliki fungsi ganda, yakni fungsi sosial dan fungsi komersial.

“Kami dalam waktu dekat juga akan memberdayakan masyarakat terkait pelatihan pengolahan barang bekas atau daur ulang. Sehingga barang bekas tersebut bisa dikomersialkan oleh masyarakat sekitar,” katanya.

Ia berharap, para pemilik gedung cagar budaya di kawasan Kota Lama turut berperan melakukan edukasi. Menurutnya, Kota Lama ini sangat kaya sekali karena memiliki 116 bangunan cagar budaya. “Bayangkan saja, kalau satu bangunan cagar budaya rela mewakafkan satu hari saja dalam setahun untuk digunakan kegiatan sosial komunitas. Misalnya komunitas OrartOret, Komunitas Sobokarti, atau komunitas adik-adik mahasiswa yang sudah capek membuat seni instalasi. Maka kita akan punya 116 kegiatan dalam satu tahun,” katanya.

Jika setiap pemilik gedung bisa menceritakan sejarah bangunan tersebut satu jam saja, maka wisatawan harus menganggarkan 116 jam di Kota Lama. Artinya, wisatawan itu tidak akan pindah ke daerah lain.

“Sementara yang terjadi, wisatawan di Semarang rata-rata maksimal hanya 5-6 jam, setelah itu mereka akan lari ke Solo. Kalkulasinya sederhana, satu titik hanya setengah jam, selesai. Sementara ini kita baru punya berapa banyak spot? Masih sangat sedikit. Padahal kita punya 116 bangunan cagar budaya,” katanya.

Kalau pemilik rela mewakafkan dua hari dalam setahun, maka akan memiliki 232 kegiatan di Kota Lama. “Dan itu tidak berbayar. Sementara ini, kami di Gedung Monod hanya menjadi penyeimbang. Sedangkan temen-temen pemilik gedung lain konsentrasi kafe, maka kami menyajikan wajah baru. Misalnya gamelan maupun wayang kulit. Senin, Kamis, Sabtu, meski tidak menghasilkan apapun, musik keroncong tetap kami helat. Untuk apa? Sekadar menunjukkan ke masyarakat, bahwa semua orang yang lewat Jalan Kepodang, semua aman,” katanya. (abdul mughis)

editor : ricky fitriyanto

Trending Topic: headlineKota LamaKota Lama Semarangliving heritagesemarangUNESCO
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Work From Home Tak Berlaku di Pabrik, Hendi: Permendagri Belum Mengatur

Work From Home Tak Berlaku di Pabrik, Hendi: Permendagri Belum Mengatur

26 Januari 2021
Pelanggan Keluhkan Tagihan PDAM Tirta Moedal Melonjak

Pelanggan Keluhkan Tagihan PDAM Tirta Moedal Melonjak

26 Januari 2021
Kerjasama-Telkomsel-MyAds-dengan-GoBiz

Begini Fungsi Telkomsel MyAds dan GoBiz untuk Bantu Perluas Pasar UMKM

26 Januari 2021
JCI-Jateng-dengan-Hipmi-Jateng

Kerahkan Jaringan di 127 Negara, Begini Strategi JCI Tingkatkan Ekonomi Jateng

26 Januari 2021
Semen Gresik Pasok Produk Unggulan untuk Proyek Tol Semarang-Demak

Ada Penurunan Permukaan Tanah di Tol Semarang-Demak, Warga Diminta Lepas Lahan Permukiman

26 Januari 2021
Terobos Edaran Ganjar, Hendi Tetap Beri Kelonggaran PKL Buka Hingga Pukul 22.00 WIB

Terobos Edaran Ganjar, Hendi Tetap Beri Kelonggaran PKL Buka Hingga Pukul 22.00 WIB

26 Januari 2021

POPULAR NEWS

  • Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    2927 share
    Share 1171 Twit 732
  • 10 Aplikasi Home Recording Musik Paling Canggih yang Patut Kamu Coba

    5769 share
    Share 2308 Twit 1442
  • Gaji Non ASN di Kota Semarang Tersendat, Begini Penjelasannya

    2764 share
    Share 1106 Twit 691
  • Cara Hack Running Text LED Toko

    2444 share
    Share 978 Twit 611
  • Tiga Tempat Pijat Ternyaman di Semarang Versi Anak Muda

    3843 share
    Share 1537 Twit 961
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk