in

Bertema ‘Krisis Lingkungan’, 13 Seniman Melukis Bersama  di TBRS

Tanpa kepedulian dan kesadaran masyarakat, lingkungan tidak akan lestari.

Para pelukis merespons visualisasi dari buku climate fiction berjudul “Kisah Ganjil Pelaut dan Kisah-Kisah Lainnya”. Karya lukis tersebut dipamerkan di Art Space Dewan Kesenian Semarang pada 2-5 Juni 2022.

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sebanyak 13 seniman melukis bersama di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Mereka merespons visualisasi dari buku climate fiction berjudul “Kisah Ganjil Pelaut dan Kisah-Kisah Lainnya”. Karya-karya lukis tersebut sekaligus dipamerkan di Art Space Dewan Kesenian Semarang pada 2-5 Juni 2022.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah dan Dewan Kesenian Semarang (DeKaSe) ini dalam rangka memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022.

Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Tengah, Iqbal Alma mengatakan kegiatan ini melibatkan 13 seniman. “Ini sekaligus menjadi kampanye untuk menginspirasi masyarakat untuk peduli terhadap isu krisis lingkungan yang terjadi,” ungkapnya, Kamis (26/2022).

Para perupa merespons visualisasi dari buku climate fiction, kumpulan cerpen pemenang dalam pekan lomba cerpen yang diselenggarakan WALHI Jateng. Terdapat 11 cerpen pemenang dari lomba yang diikuti oleh 550 orang.

“13 perupa, masing-masing memilih salah satu judul dari cerpen. Mereka kemudian berusaha memvisualisasikan melalui sebuah lukisan,” terangnya.

Ketua Dewan Kesenian Semarang (DeKaSe), Adhitia Armitrianto mengatakan, melalui pameran lukisan ini, masyarakat bisa belajar mengapa kerusakan lingkungan terus terjadi dan bagaimana dampak berbahaya dalam jangka panjang.

“Kesadaran masyarakat penting dalam melestarikan dan menjaga lingkungan hidup,” katanya.

Salah satu perupa, Achmad Chadziqur Rochman mengatakan betapa menyedihkan alam Indonesia saat ini tergambar jelas dalam berbagai cerita dalam buku tersebut. “Ini menjadi refleksi bersama, bahwa alam rusak karena manusia itu sendiri,” katanya.

Sebelum melukis bersama, para perupa melakukan diskusi dengan Walhi Jateng. Hal itu untuk menambah informasi mengenai kondisi lingkungan di Jawa Tengah saat ini. “Krisis lingkungan sedang terjadi hingga sekarang. Tanpa kepedulian dan kesadaran masyarakat, lingkungan tidak akan lestari,” katanya. (*)