SEMARANG (jatengtoday.com) – Pembebasan lahan pembangunan Semarang Outer Ring Road (SORR) bakal dilanjutkan pada 2021. Proyek jalur lingkar Kota Semarang ini berkali ulang dilakukan pembahasan. Pembebasan lahan juga hampir setiap tahun dianggarkan, namun lagi-lagi rencana pembangunan SORR ini mandek.
Sekretaris Bappeda Kota Semarang, Budi Prakoso mengatakan pembebasan lahan untuk proyek SORR Trase Mangkang-Mijen akan dilanjutkan pada 2021.
“Sejauh ini belum selesai karena ada beberapa ruang lahan yang belum dibebaskan. Ini menjadi upaya rencana pembangunan jalur lingkar di Kota Semarang yang sudah lama direncanakan ini bisa terwujud,” katanya, Kamis (24/12/2020).
Secara perencanaan, menurut dia, pembangunan di Kota Semarang diupayakan merata. Artinya, wilayah pinggiran juga perlu dikembangkan sehingga aspek ekonomi juga turut tumbuh dan berkembang. Termasuk rencana pusat pemerintahan di Kota Semarang agar tidak terpusat di tengah kota.
“SORR secara konsep masih sama dengan perencanaan awal. Untuk pembebasan lahan SORR ini telah disupport anggaran, termasuk rencana pembangunan jembatan Srondol-Sekaran. Kalau Srondol Sekaran sudah jadi, diharapkan setiap jalur telah terintegrasi. Sehingga pengembangan di wilayah pinggiran bisa tumbuh dan berkembang,” katanya.
Dari sisi tata ruang, lanjut dia, tetap harus dikendalikan. “Bukan berarti tidak boleh ada pengembangan, tetapi setiap pengembangan pembangunan harus mengikuti aturan tata ruang dan lingkungan supaya ekologinya juga tetap terjaga,” ujar dia.
Secara umum, lanjut dia, kendala utama dalam setiap pembangunan adalah terkait pembebasan lahan. Untuk anggaran pembangunan, dia berharap proyek SORR ini bisa mendapat bantuan dari pemerintah pusat. Sehingga bisa lebih cepat karena membutuhkan anggaran sangat besar. “Kalau kita melihat pembangunan jalan tol yang sedemikian panjang bisa selesai, saya yakin SORR pasti bisa,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Sih Rianung siap berusaha mewujudkan program pembangunan SORR tersebut. Namun ia mengakui kebutuhan pembangunan yang mendesak dilakukan di Kota Semarang juga cukup banyak. Sehingga mau tidak mau, pihaknya harus menggunakan skala prioritas yang mendesak. Artinya, keterbatasan anggaran di Kota Semarang harus dibagi-bagi dengan menggunakan skala prioritas.
“Pembebasan lahan SORR tetap akan dilakukan, terutama untuk wilayah Mangkang-Mijen. Kami sudah menyiapkan untuk pembebasan lahan SORR itu. Namun ada program yang mendesak dan berjalan dalam waktu dekat yakni normalisasi Sungai Beringin,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto