SEMARANG (jatengtoday.com) – Aksi solidaritas dari relawan dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk korban gempa dan tsunami disertai likuifaksi di Palu Sulawesi Tengah membangun sebuah perkampungan sederhana.
Kampung baru tersebut diberinama ‘Kampung Jateng’. Sedikitnya 104 hunian sementara telah berdiri, tepatnya di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Jumlah itu terbilang sedikit mengingat ada 744 rumah di Kelurahan Petobo, Palu Selatan, hilang ditelan bumi akibat kejadian likuifaksi. 104 hunian Kampung Jateng ini dibangun secara cepat menggunakan modal bantuan Rp 400 juta.
“Hanya dibangun sembilan hari, material setiap rumah menghabiskan biaya Rp 4 jutaan,” kata koordinator relawan Pembangunan Hunian Rumah Sementara (Huntara) Kampung Jateng, DR. dr Budi Laksono, kepada jatengtoday.com.
Dikatakannya, pembangunan Kampung Jateng ini merupakan misi cepat, sehat, mudah dan murah. Sedangkan pembangunan rumah tetap yang dijanjikan pemerintah butuh waktu dua tahun. “Bukti bahwa mudah, murah dan cepat, pembangunan 104 rumah ini hanya dibantu oleh 30 relawan dan melibatkan masyarakat pengungsi,” katanya.
Ini terbilang kecil jika dibanding dengan jumlah masyarakat yang rumahnya hilang. Namun Huntara Kampung Jateng ini setidaknya sangat membantu dan memotivasi masyarakat untuk bisa dikembangkan menjadi hunian tetap. “Masih banyak warga lain yang tinggal di tenda-tenda pengungsian,” katanya.
Sebelumnya, rumah darurat juga dibangun oleh DR. dr Budi Laksono menggunakan dana penggalangan para relawan, di Dusun Jugil Barat, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
Penanganan darurat itu mewujudkan diantaranya Small Independent Mobile Emergency Health Service (SIMEHS), pembuatan Rumah AB6, Disposal Amphibian Latrine/toilet umum, water supply sistem, Anti Bacteri Filter Water Pot, steril drinking water station dengan kapasitas 7500 liter per-hari, Tsunami Capsul Model A2.
Selain itu juga menggelar workshop dan seminar management disaster bagi pemuda, workshop dan entrepreunership bagi ibu-ibu, trauma healing, dan masjid darurat. (*)
editor : ricky fitriyanto