SOLO (jatengtoday.com) – Sejumlah warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo sempat mengungsi akibat banjir yang terjadi menyusul naiknya permukaan air sungai tersebut.
“Tadi malam sempat ada yang mengungsi, ada 36 kepala keluarga,” kata Lurah Sewu, Kecamatan Jebres, Solo Iwan Murtanto, Senin (14/12/2020).
Warga sempat mengungsi pada Minggu (13/12) mulai pukul 22.00 WIB dan meninggalkan lokasi pengungsian Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Sepanjang hari Senin warga tampak mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan tempat tinggal mereka.
Sebelumnya, air menggenangi rumah warga yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) hingga ketinggian 1 meter. Meski demikian, saat ini air sudah surut.
“Meski warga sudah kembali ke rumah masing-masing, kami tetap menyediakan tempat untuk mengungsi di pendopo Kantor Kelurahan Kampung Sewu dan tenda-tenda yang disediakan Tim Sibat (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) di atas tanggul,” katanya.
Ia mengatakan warga masih khawatir jika sewaktu-waktu kembali terjadi banjir sehingga mereka juga bersiap untuk mengungsi lagi. Menurutnya para warga yang terkena banjir tersebut seharusnya mengikuti relokasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Meski demikian, mereka enggan mengikuti aturan pemerintah.
“Yang masih tinggal di bantaran sungai ada 78 kepala keluarga, tetapi yang paling rawan kena ada 36 KK itu,” katanya.
Sementara itu, terpantau banjir tidak hanya terjadi di Kampung Sewu tetapi juga beberapa lokasi lain, salah satunya di Kampung Joyotakan, Kecamatan Serengan, Solo.
Salah satu warga Daryanto mengatakan air mulai masuk ke kawasan kampung sekitar pukul 23.00 WIB. Meski demikian, kondisi tersebut tidak sampai membuat warga mengungsi karena menjelang pagi air mulai surut.
“Sebagian warga sebenarnya mulai bersiap mengemasi barang, takutnya air makin tinggi, terakhir sekitar mata kaki orang dewasa,” katanya.
Meski demikian, sekitar pukul 05.00 WIB air sudah mulai surut. (ant)
editor : tri wuryono