in

Begini Kesan Trinity ‘The Naked Traveler’ terhadap Kota Semarang

SEMARANG (jatengtoday.com) – Trinity, penulis buku seri perjalanan ‘The Naked Traveler’ memiliki kesan tersendiri terhadap Kota Semarang. Selain menyimpan banyak kenangan, ibu kota Jawa Tengah ini juga menawarkan berbagai keistimewaan.

“Semarang itu 15 menit sampai ke pantai dan 15 menit sampai ke gunung. Jarang-jarang ada kota seperti ini,” ungkap Trinity saat menghadiri acara Plesiran Bareng Gojek di Semarang, Jumat (13/12/2019).

Trinity menjelaskan, yang dikatakan itu sebenarnya hanya istilah untuk menggambarkan bagaimana strategisnya Kota Semarang. Sebab, hanya dengan waktu seperempat jam sudah bisa menikmati suasana pantai seperti di Marina. Di samping itu, bisa juga menikmati suasana pegunungan yang sejuk seperti di Gunungpati.

Selain itu, kuliner menjadi pertimbangan kedua untuk memberikan label istimewa terhadap Kota Semarang. Di antara kuliner khasnya adalah lumpia dan bandeng presto. “Biasanya kan kalau ke Semarang, itu yang ditanyain buat oleh-oleh,” ungkapnya.

Dia paham betul karena notabene pernah tinggal di Kota Semarang. Trinity merupakan Sarjana Komunikasi Universitas Diponegoro. Wajar jika setiap ke Semarang selaku ingat hal-hal yang pernah dijajaki selama masa kuliah.

“Tadi malem saya sengaja jalan-jalan ke Simpang Lima, nyari-nyari kuliner,” cerita Trinity.

Yang tidak boleh dilupakan, katanya, adalah pariwisatanya. Dia menilai Kota Semarang adalah kota yang mix culture. Tersedia destinasi yang sifatnya lintas agama dan budaya. Ada Masjid Agung Jawa Tengah, Kelenteng Sam Poo Kong, Vihara Avalokistevara, Gereja Blenduk, dan masih banyak yang lainnya.

Belum lagi kawasan Kota Lama yang menjadi wisata andalan Kota Semarang. Ada ratusan bangunan khas Eropa di sana. “Kalau lagi bareng turis, biasanya tanya-tanya soal ini,” ungkapnya.

Bagi penulis sekaligus traveler yang sudah berkeliling hampir seluruh nusantara dan puluhan negara di dunia, kesan sebuah tempat menjadi hal yang tak boleh dilupakan. Karena keistimewaan Kota Semarang, ia kerap mempromosikan kepada kolega-koleganya. (*)

 

editor : ricky fitriyanto