in

BBPI Kota Semarang Pamerkan 10 Inovasi Teknologi Alat Tangkap Ikan

SEMARANG (jatengtoday.com) – Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan terobosan dalam hal pemanfaatan hasil laut.

Plt Kepala BBPI Semarang Usman Effendi menjelaskan, upaya tersebut senantiasa dilakukan demi mendukung ketersediaan sumber daya ikan hingga efektivitas perikanan bagi nelayan.

Saat melakukan Gelar Teknologi Hasil Kegiatan tahun 2019, BBPI Semarang memamerkan 10 inovasi teknologi alat tangkap ikan yang ramah lingkungan, Selasa (19/11/2019).

Di antaranya adalah hasil kegiatan pengembangan pemanfaatan sumber daya ikan, uji coba habitat buatan pesisir pantai di perairan utara Jawa, uji coba bubu lipat ikan di perairan Jepara, dan rancang bangun Kasko Kapal FRP3 GT Inboard Diesel Engine.

Selain itu memamerkan sistem propulsi Kapal FRP 3 GT inboard Diesel Engine, pengujian Kapal FRP 3 GT Inboard Diesel Engine, uji terap Line Hauler Hydrolic untuk bubu ikan di Probolinggo, dan uji terap peningkatan kapasitas industri komponen lokal mesin kapal perikanan.

Ada pula uji coba converter kit Diesel Dual Fuel (DDF) untuk kapal di atas 30 GT, uji operasional bagan cungkil (boat lift net) di perairan Lampung B, serta uji operasional jaring insang ikan demersal di perairan Mimika.

Usman menjelaskan, BBPI berkomitmen tidak hanya berupaya mensejahterakan masyarakat. Tetapi juga ingin agar usaha penangkapan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan.

“Kita berupaya agar anak cucu kita bisa turut memanfaatkan hasil laut. Tentunya dengan cara berkelanjutan. Juga jangan sampai perikanan kita dicuri pihak lain,” ucap Usman dalam sambutannya.

Menurutnya, ada berbagai alat tangkap efisien yang bisa digunakan. Bagaimana menangkap ikan dengan metode-metode tertentu sehingga sumber daya yang ada akan tetap lestari.

“Makanya memperkenalkan teknologi-teknologi alat tangkap yang ramah lingkungan,” jelas Usman.

Kapal yang digunakan untuk melaut juga harus diperhatikan. Terobosan penggunaan fiberglass untuk pembuatan kapal bisa diterapkan mengingat semakin menipisnya persediaan kayu.

“Banyak masyarakat yang menggunakan bahan kayu, kami ingin memperkenalkan alternatif bahan pembuatan kapal adalah dari fiberglass,” kata Usman.

Dia menyarankan, penggunaan bahan bakar kapal juga jangan dilupakan. BBPI Semarang bersama PT Tritunggal menginisiasi untuk menggunakan bahan bakar gas alam pada kapal-kapal nelayan.

“Karena dengan menggunakan gas alam itu bisa mengurangi biaya operasional. Sebab ini lebih murah,” tandasnya. (*)

 

editor : ricky fitriyanto

Baihaqi Annizar