SEMARANG, jatengtoday.com – Temuan batu bata kuno saat dilaksanakannya proyek drainase di Jalan Gelatik Kawasan Kota Lama langsung ditindaklanjuti Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Kota Semarang yang juga Wakil Walikota Semarang, Hevearita G Rahayu.
“Setelah diteliti Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Semarang, batu bata itu merupakan struktur jalan yang telah tertimbun tanah, bukan bangunan benteng,” kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Dari hasil penelitian itu lanjut dia, maka pekerjaan dari proyek Kementrian PUPR ini, tetap berlanjut. Sebab lanjut dia, batu bata itu bukan bangunan benteng tapi sutruktur jalan, yang terdiri dari pasir gamping dan batu bata. Menurutnya, struktur jalan yang menggunakan batu bata tersebut ditemukan didalam tanah dengan kedalaman satu meter. “Meski begitu kami tetap akan meneliti umur material batu bata tersebut,” terangnya.
Selanjutnya lanjut dia, sebagai sebuah pertanda, nantinya di lokasi temuan batu bata kuno itu akan dibuat semacam monumen yang memperlihatkan lapisan tanah yang ada di kawasan kota lama. “Jadi tidak akan meninggalkan sejarah. Nanti dipojokkan itu akan dibuat satu meter persegi untuk ada satu bangunan sampai ke bawah itu untuk dilapisi kaca. Nanti orang juga bisa belajar bahwa dulunya sebelum aspal, sebelum ada beton itu jalan (Kota Lama) seperti ini,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pekerja proyek drainase di Jalan Gelatik Kawasan Kota Lama Semarang menemukan gugusan batu kuno di lokasi proyek. Batu kuno tersebut diduga merupakan jalan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. (*)
Editor: Ismu Puruhito