SEMARANG (jatengtoday.com) – Penyaluran kredit produktif Bank Jateng KCP Setwilda meningkat hingga Rp 23.368.504.000. Mayoritas kredit dimanfaatkan untuk perdagangan.
Pimpinan Bank Jateng KCP Setwilda, Silvia Deasy. S mengatakan pada 2016 kredit produktif yang dikucurkan sebesar Rp 10.776.458.000. Kemudian di 2017 meningkat menjadi Rp 16.023.877.000.
“Di 2018 meningkat menjadi Rp 23.368.504.000. Mayoritas kredit untuk kegiatan usaha perdagangan,” ujarnya, Kamis (17/1/2019).
Silvia mengatakan, untuk pinjaman kredit produktif mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 500 juta. Program tersebut untuk mendukung pemerintah mengembangkan perekonomian rakyat.
“Apalagi saat ini banyak juga Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki usaha. Selain kredit produktif, pihaknya juga memberikan sistem pembiayaan kredit proyek,” imbuhnya.
Sebab saat ini rekanan Pemprov Jateng diwajibkan memiliki rekening Bank Jateng dengan sistem pembayaran non tunai.
“Banyak rekanan Pemprov Jateng yang langsung mengajukan permohonan kredit proyek. Jaminannya hanya Surat Perintah Kerja (SPK) saja,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, tren kenaikan kredit bisa terealisasi karena pihaknya selalu melakukan sosialisasi baik dana pensiun, tabungan maupun kredit. Sementara untuk ASN pihaknya memang memiliki market sendiri.
Pihaknya juga menekan kredit macet yang pada 2017 angkanya mencapai 1,09 persen namun hingga 2018 ini menjadi 0,8 persen.
Menurutnya kunci penurunan itu terjadi karena kredit usaha yang diberikan selektif dan tidak asal memberi. Apalagi yang tidak menggunakan jaminan.
Untuk total kredit pada 2018 jumlahnya sekitar Rp 295 miliar. Sementara pada 2017 sejumlah Rp 294 miliar di 2016 jumlahnya sebesar Rp 291 miliar. Adapun untuk dana pihak ketiga mayoritas berasal dari dinas-dinas pemerintahan.
“Untuk 2019 ini kita punya program mendatangi rumah yang sudah jadi untuk KPR. Kalau yang produktif tetap jalan seperti tahun sebelumnya,” tandasnya. (*)