PATI (jatengtoday.com) – Sebanyak 146 orang dievakuasi dalam kondisi selamat dan satu orang meninggal dalam peristiwa banjir di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo dan Desa Gunungpanti, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Evakuasi tersebut dilakukan pada Kamis (1/12/2022), kurang lebih pukul 02.20 WIB.
Kepala Kantor SAR Semarang Heru Suhartanto mengatakan peristiwa banjir tersebut terjadi pada Rabu (30/11/2022), sekira pukul 16.00 WIB. Sedikitnya dua wilayah di Kecamatan Tambakromo dan Winong, Kabupaten Pati, diguyur hujan deras hingga mengakibatkan banjir bandang.
“Ketinggian air rata-rata mencapai 1 meter hingga 1,5 meter, sehingga warga butuh tempat untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Pihaknya menerjunkan tim dari Basarnas Pos SAR Jepara dan Unit Siaga Rembang. Tiba di lokasi kejadian pada Rabu (30/11/2022) pukul 22.15 WIB. “Kami berkoordinasi dengan potensi SAR yang sudah berada di lokasi dilanjutkan assesment dan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir,” katanya.
Kurang lebih pukul 02.20 WIB, tim SAR Gabungan mengevakuasi sebanyak 64 warga di Dusun Krajan, Desa Sinomwidodo untuk diungsikan ke Masjid Miftahul Huda. “Satu orang atas nama Sumirah bin Saryo (66), warga Dusun Krajan RT 2 RW 2 Desa Sinomwidodo dievakuasi dalam keadaan meninggal. Sedangkan di Desa Gunungpanti Kacamatan Winong dievakuasi 82 orang untuk diungsikan ke Masjid Desa Gunungpanti,” terangnya.
Hingga Kamis (1/12/2022), lanjut Heru, debit air banjir telah berangsur surut. Para warga dibantu sejumlah relawan dan SAR Gabungan bergotong royong membersihkan lumpur bekas banjir dan barang-barang milik warga yang bisa diselamatkan. “Kondisinya aman terkendali,” katanya.
BACA JUGA: Datangi DPRD, Warga Kendeng Pertanyakan Perda Tata Ruang yang Direvisi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan, penyebab banjir bandang di dua wilayah Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Winong, Pati tersebut tidak terlepas dari kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan Pegunungan Kendeng.
“Hutan di kawasan tersebut rusak, terdapat penambangan liar, Galian C, alih fungsi lahan yang seharusnya menjadi hutan lindung malah menjadi lahan tanaman musiman seperti jagung. Itu merusak Pegunungan Kendeng yang berdampak banjir,” katanya. (*)