SEMARANG (jatengtoday.com) – Bandara Internasional Ahmad Yani saat ini telah terkonsep lebih modern dan dilengkapi fasilitas canggih. Ruang tunggu berada di lantai dua. Sedangkan pintu kedatangan dan keberangkatan ada di lantai bawah. Fasilitas lain seperti eskalator, lift dan garbarata sebagai akses penumpang menuju pesawat dari ruang tunggu disiapkan secara cantik.
Di atas lahan seluas 58.000 meter persegi, Bandara International Ahmad Yani baru ini memiliki konsep unik. Sebab bandara ini dikelilingi air laut dan hamparan tambak yang seolah-olah terapung di atas air. Maka dikenal dengan sebutan bandara terapung pertama di Indonesia berkonsep eco airport dan go green.
Bandara ini memiliki luas 10 kali lipat dari bandara lama. Areal Apron didesain bisa menampung sebanyak 13 pesawat parkir bersamaan. Bisa menampung pesawat jenis Narrow Body (10-13 feet) seperti kelas Boeing 707, Boeing 737, dan Airbus 320, dan Wide Body (20 feet) seperti Airbus A300 dan Airbus A330.
Dari 13 pesawat parkir, dua untuk jenis Wide Body dan 10 jenis pesawat Narrow Body. Sedangkan di bandara lama hanya mampu menampung 6 pesawat. Diperkirakan bakal mampu menampung sebanyak 7 juta penumpang per tahun. Sedangkan bandara lama hanya mampu menampung 800 ribu penumpang per tahun.
Bandara baru ini juga dilengkapi fasilitas lahan parkir dengan kapasitas 2.300 kendaraan. Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang juga telah dipersiapkan untuk masuk di areal bandara sebagai upaya integrasi transportasi udara dan darat. Selain itu, dalam waktu dekat, juga bakal dilakukan pembangunan infrastruktur berupa jembatan layang menuju bandara yang akan dioperasionalkan pada 2 Juni 2018 ini.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono melakukan pengecekan kesiapan bandara tersebut.
Kedua pejabat penting itu menemukan kesepakatan baru, Minggu (27/5/2018). Salah satunya direncanakan akan dibangun infrastruktur jalan layang khusus menuju bandara tersebut. Keduanya telah berkeliling melakukan pengecekan infrastruktur pendukung terminal baru Bandara International Ahmad Yani Semarang.
Pengoperasian bandara ini nantinya di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan RI. Namun keduanya sepakat bertanggung jawab penuh mendukung operasional bandara dengan sejumlah pembangunan infrastruktur.
“Ada usulan dari Pak Wali Kota (Hendrar Prihadi) untuk memanfaatkan Jalan Anjasmoro menjadi jalan khusus ke bandara dengan elevated atau jalan layang,” kata Basuki Hadimuljono.
Dikatakannya, berdasarkan pengalaman yang terjadi di bandara-bandara lain seperti Juanda dan Kualanamu, kondisi jalannya tidak dedicated atau dikhususkan untuk bandara. Padahal bandara tersebut merupakan bandara internasional. “Maka dari itu perlu didukung pembangunan infrastruktur,” katanya.
Infrastruktur yang dimaksud adalah pembangunan jalan layang yang direncanakan akan dibangun mulai dari Simpang Empat di Jalan Yos Sudarso di ujung Jalan Anjasmoro, menuju Bandara International Ahmad Yani dengan jarak 1,2 kilometer. “Waktu pembangunannya sepakat mengupayakan penyelesaian secepatnya di tahun ini,” katanya.
Sedangkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, selain pembangunan infrastruktur jalan layang menuju Bandara Ahmad Yani Semarang, pihaknya menegaskan juga akan melakukan pembangunan sistem transportasi Light Rail Transit (LRT) dari bandara ke pusat kota.
“Pembangunan LRT tersebut sudah sampai proses kajian. Kita upayakan secepat mungkin dimulai pembangunan fisiknya,” kata Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi.
Namun untuk saat ini, lanjut dia, transportasi keluar masuk di area bandara International Ahmad Yani Semarang difasilitasi menggunakan Bus Rapid Transit (BRT) Koridor V. Selain itu, bandara ini juga akan terintegrasi dengan jalan tol Semarang-Demak yang dibangun di atas tanggul laut di pesisir utara Kota Semarang serta Jalan Tol Semarang-Batang dari arah barat Semarang.
“Sehingga saya rasa akses pendukung sudah sangat mumpuni sebagai bandara International,” ujarnya. (abdul mughis)
editor : ricky fitriyanto