in

Bakti Lingkungan Djarum Foundation Ajak Masyarakat Cintai Bumi dengan Tanam Pohon

Penanaman pohon penting dilakukan karena pohon menjadi sumber utama penyerapan emisi.

Para narasumber berfoto saat acara talkshow bertajuk "Penanaman Pohon sebagai Tindakan Nyata untuk Pengendalian Perubahan Iklim". (baihaqi/jatengtoday.com)

KUDUS (jatengtoday.com) — Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) mengajak masyarakat untuk mencintai dan menjaga bumi, salah satunya dengan menanam pohon.

“Mari pelihara bumi di mana kita berpijak agar lingkungan tetap lestari. Hidup kita tergantung pada bumi,” ujar Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji dalam acara talkshow di Oasis PT Djarum Kudus, Rabu (23/11/2022).

Dia menjelaskan, BLDF memulai inisiasi penghijauan sejak tahun 1979 di Kota Kudus. Hingga saat ini melalui program “Djarum Trees for Life” telah menanam lebih dari 2 juta pohon yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

DTFL juga telah berhasil menghijaukan jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), Madura, Lombok, dan Medan sepanjang kilometer dengan potensi penyerapan CO2 sebesar 28,5 ton/tahun/pohon.

Dalam rangka menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November, BLDF mengadakan berbagai kegiatan, salah satunya talkshow bertajuk “Penanaman Pohon sebagai Tindakan Nyata untuk Pengendalian Perubahan Iklim”.

Ketua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia Dr. Ir. Mahawan Karunias dalam talkshow tersebut mengatakan, penanaman pohon penting dilakukan karena pohon menjadi sumber utama penyerapan emisi karbon.

Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia tersebut menyebut, ada beberapa jenis-jenis pohon yang dapat menyerap banyak emisi dan sesuai kondisi ekosistem setempat seperti mangrove dan trembesi.

Pemahaman masyarakat mengenai pohon penyerap emisi ini harus disebarluaskan.

“Sehingga tidak hanya banyaknya aksi penanaman pohon saja yang diperlukan, tetapi memahami bibit berkualitas dan proses pemeliharaannya juga merupakan hal yang penting dalam upaya penanganan dampak perubahan iklim,” ujar Mahawan.

Executive Coach & Mentor for Climate & Sustainability Actions Amanda Katili Niode menyampaikan pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam berbagai upaya mengampanyekan percepatan penanggulangan perubahan iklim, utamanya dengan berjejaring bersama komunitas pegiat aksi perubahan iklim lainnya.

Salah satunya seperti program Youth Leadership Camp for Climate Crisis (YLCCC) yang telah dilakukan sejak 2011. Kini, sudah lebih dari 2.500 alumni YLCC yang terus berupaya dalam membangun jaringan generasi muda Indonesia yang peduli dengan memberikan solusi nyata dalam penanggulangan krisis iklim.

Perlu diketahui, talkshow ini merupakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November.

BLDF juga mengadakan kegiatan kunjungan dan lokakarya bersama pegiat lingkungan dan media ke Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) di Kudus. (*)

editor : tri wuryono

Baihaqi Annizar