SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bakal menerapkan presensi online bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Aplikasi tersebut diberi nama QR Code. Jumat (1/11/2019), penerapan aplikasi tersebut diujicoba.
“Aplikasi daftar hadir QR Code ini digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan. Penerapan aplikasi ini juga bisa menjadi upaya mendisiplinkan pegawai hadir dalam berbagai agenda pemerintahan. Adapun presensi harian tetap menggunakan presensi finger print atau sidik jari,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Semarang, Bambang Pramusinto.
Dikatakannya, aplikasi ini digunakan untuk kegiatan seperti apel, upacara, dan agenda lainnya. “Jadi, saat kegiatan tidak usah presensi pakai kertas, tinggal scan kode saja. Siapa saja yang datang bisa langsung terpapar,” terangnya.
Selama November, lanjut dia, penerapan aplikasi presensi online ini baru tahap uji coba. Dia menargetkan penggunaan QR Code akan efektif dilakukan Desember 2019. “Kami sudah menginput data seluruh ASN Pemkot Semarang. Setiap ASN wajib mengunduh aplikasi tersebut melalui http://smg.city/apliksiscan. Setelah itu akan muncul pemberitahuan untuk mendaftarkan identitas ASN. QR Code yang keluar bisa di scan untuk presensi,” bebernya.
Tujuan diterapkan presensi online ini agar lebih mengefesienkan waktu dan mengurangi penggunaan kertas. “Sebelumnya pernah kami lakukan uji coba QR Code saat pelantikan anggota dewan. Lebih memudahkan, karena tidak perlu antre,” katanya.
Terpisah, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan mengatakan, sebelumnya, Trans Semarang telah terlebih dahulu memberlakukan daftar hadir online melalui aplikasi presensi Trans Semarang.
“Presensi hanya dapat diakses dengan memasukkan username dan password untuk mencegah kecurangan karyawan terkait daftar hadir. Seluruh karyawan Trans Semarang diwajibkan presensi online,” katanya.
Dijelaskannya, aplikasi ini untuk memantau kedisiplinan dan kinerja karyawan. Terdapat lokasi aktif yang wajib dinyalakan oleh karyawan saat melakukan absensi. “Kami bisa memantau lokasi karyawan tersebut berada, jam kedatangan dan pulang serta memantau aktivitas selama jam kerja,” terangnya.
Selama ini, karyawan Trans Semarang melakukan presensi kehadiran dengan finger print atau sidik jadi. Namun sistem ini seringkali error karena data berlebih. Pasalnya, hingga Oktober 2019, Trans Semarang memiliki 810 Karyawan.
“Banyaknya jumlah karyawan menyebabkan sistem presensi finger print seringkali penuh, karena itu kami berupaya mengakomodasi presensi dalam satu aplikasi yakni presensi Trans Semarang yang bisa didownload melalui Play Store dan App Store,” ujarnya.
Lebih lanjut, karyawan Trans Semarang tidak bisa sembarang melakukan presensi. Ada 42 titik lokasi presensi yang telah ditetapkan, antara lain Kantor BLU UPTD Trans Semarang, titik awal keberangkatan (terminal, Pool), dan halte transit yang sudah ditentukan. (*)
editor : ricky fitriyanto