SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah peserta pelatihan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) angkatan 58 dari sejumlah negara sahabat, mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Selasa (24/7). Mereka tidak dapat menutupi kebanggaan dan kekagumannya atas keindahan arsitektur masjid terbesar di Jawa Tengah itu.
Rombongan dipimpin Laksamana Pertama TNI I Gusti Kompiang Aribawa, selaku Tenaga ahli Pengkaji Madya Bidang Pertahanahan Nasional Lemhanas RI. Diantara para peserta yakni Brigader General Justin Mattew Thurston (Australia), Brigade General Kabir Ahmes (Bangladesh), Kolonel Hasan Farraj Abdullah Ajebri (Arab Saudi), Juki Chew Fong (Fiji), Syeg Zaighum Abbad Naqwi (Pakistan), dan Sisomphone Uthen (Laos).
Saat mengunjungi masjid tersebut, mereka mengagumi kekhasan arsitektur dan situs-situs MAJT. Didampingi Sekretaris DPP MAJT Drs KH Muhyiddin MAg, rombongan diajak menyaksikan berbagai situs dan koleksi yang dimiliki MAJT seperti Alquran Raksasa, Museum Perkembangan Islam Tanah Jawa, Payung raksasa hingga menara Al-Husna di lantai 19.
Para peserta menyatakan kagum dan simpati atas eksistensi MAJT. Menurut mereka, MAJT dikenal sebagai masjid yang ramah, toleran dan moderat.
“Kami semakin percaya dan bangga dengan kebesaran MAJT, sebagai masjid yang memelopori semangat bertoleransi antarumat beragama, memrakarsai semangat bekerjasama dengan keramahan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Hal ini tercermin dari kondisi MAJT keseharian,” kata Brigader General Justin Mattew Thurson yang sekaligus ketua rombongan peserta.
Sekretaris MAJT Muhyiddin menjelaskan, MAJT diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006. Masjid ini merupakan ‘tetenger’ bagi umat Islam di Jateng, sebagai rasa syukur atas kembalinya tanah wakaf seluas 39 hektare. Dari luas tanah wakaf yang kembali tersebut, 10 hektare diantaranya dibangun untuk MAJT dengan anggaran dari APBD Jateng.
Dijelaskan, MAJT bukan semata milik umat Islam, namun juga umat-umat yang lain, karena mereka merasa terayomi dengan keberadaan MAJT. Selain sering diundang dalam kegiatan bersama, umat-umat yang lain juga sering mengadakan kerja bakti di areal MAJT.
“Harmonisasi ini yang senantiasa kita kembangkan dari dulu sampai saat ini,” katanya.
Sementara itu, Laksma TNI I Gusti Kompiang Aribawa menegaskan, kunjungan ke MAJT sebagai desain dari Lemhanas RI untuk memperkenalkan budaya dan religi yang dimiliki Jateng serta potensi industri. Kesemuanya tersebut merupakan penopang besar atas suksesnya pembangunan di provinsi ini.
“Maka selain ke MAJT, rombongan juga mengunjungi Candi Borobudur sebagai simbol umat Buddha dan Kelenteng Sam Po Kong sebagai simbol umat Kong Hu Cu,” terang dia.
Jawa Tengah, lanjut Aribawa termasuk provinsi yang dinilai berhasil dalam membangun dengan pendekatan religi, budaya dan potensi ekonomi. Hal tersebut tercermin dari kondusivitas kerukunan masyarakat yang terjaga dengan baik. Masyarakat yang multiagama dan budaya namun dapat hidup rukun dan harmoni. Tentu, hal ini sebagai modal besar untuk membangun. (andika prabowo).
editor : ricky fitriyanto