in

Antisipasi Krisis Pangan Dengan Budidaya Hortikultura Sistim Polikultur Berbasis Pertanian Regeneratif

Salah satu cara antisipasi krisis pangan global adalah dengan memenuhi gizi keluarga.

DEMAK (jatengtoday.com) – Krisis pangan kini semakin membayangi masyarakat dunia, sebagaimana yang keluarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP).

Dalam peringatan yang dikeluarkannya FAO menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan kondisi ketika bahaya pangan akut dan malnutrisi menjaring meningkat tajam, sementara itu  ketahanan pangan dinilai tidak aman ketika ketersediaan pangan lebih kecil dibandingkan permintaan atas kebutuhan masyarakat. Hal ini membuat kondisi ekonomi menjadi tidak stabil, dampaknya mulai dari skala nasional hingga pada tingkat internasional.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi Indonesia Mei 2022  termasuk lima urutan paling rendah jika dibandingkan negara-negara lain per Mei 2022, namun demikian sektor pertanian di Indonesia  justru masih tetap bertahan bahkan perekonomian  meningkat dari tahun 2019-2020 pada kwartal-2 sebesar 16,3%.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan negara-negara lain yang justru merosot tajam perekonomiannya, sehingga banyak negara-negara yang biasanya mengekpor bahan pangannya akhirnya harus menyetop ekspornya. Bahan pangan mereka tahan produknya untuk ditimbun agar kebutuhan negara sendiri terpenuhi. Hal tersebut dikarenakan mereka belum tahu kapan covid-19 dan iklim ektrim berakhir.

Kondisi tersebut tentu saja menjadikan tantangan sekaligus peluang Indonesia untuk meningkatkan produksi dan kualitas  bahan pangan sehingga dapat menggantikan peluang ekspor yang sebelumnya dilakukan oleh negara-negara tersebut.

Indonesia walaupun saat ini masih dikategorikan urutan kelima terendah negara krisis pangan, namun perlu menjadikan perhatian khusus untuk kita waspadai jangan sampai krisis pangan di Indonesia tidak terkendali.

Salah satu cara antisipasi krisis pangan global adalah dengan memenuhi gizi keluarga melalui kecukupan sayuran dan buah, strategi tanam hortikultura secara Polikultur yang berbasis pertanian regeratif ( pertanian berkelanjutan) adalah solusi jitu yang perlu di dilakukan oleh petani dan masyarakat umum di Indonesia.

Budidaya pola polikultur yaitu suatu bentuk sistem pola tanam campuran yang melibatkan dua jenis tanaman atau lebih pada satu areal dalam waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan. Budidaya komodite hortikulura pola Polikultur dapat  dengan pola tanam tumpang sari, tumpang gilir, tanaman bersisipan, dan tanaman campuran.

Namun pola tanam poli kultur harus memperhatikan pemilihan tanaman yang akan dikombinasikan sehingga tidak merugikan atau saling menghambat pertumbuhan antara satu tanaman dengan tanaman lainnya sehingga perlu strategi dalam memperhitungkan pemilihan tanaman tumpang sari yang  dapat mencegah kehadiran hama, meningkatkan produktivitas tanah, dan meningkatkan hasil panen, selain itu juga harus memperhatikan prinsip pertanian regeneratif.

Pertanian regeneratif dapat diwujudkan dengan berbagai upaya serta memperhatikan keanekaragaman hayati  berupa diversifikasi tanaman pangan dan non pangan dengan keanekaragaman jenis tumbuhan, usaha pertanian tidak berorientasi pada satu komoditas (monokultur) tapi secara poli kultur serta bidang lain asuransi komoditas, dan strategi pemasaran serta pengolahan pasca panen. Strategi pemilihan tanaman pola poli kultur dibutuhkan karena begitu banyak jenis sayuran yang bisa dipilih untuk dikombinasikan dengan memilah tanaman yang dapat mendukung atau malah menghambat pertumbuhan tanaman lainnya berbasis pertanian regenerative atau berkelanjutan. (*)