Berdasarkan algoritma Instagram terbaru, per Agustus 2019, ini faktor-faktor yang membuat content kamu berada di Beranda akun lain.
Kamu memiliki 2 jenis pemirsa: manusia dan mesin. Keduanya bisa diakali.
Buka Instagram Lebih Lama
Semakin lama membuka, semakin Instagram menandai akun kamu sebagai pemakai yang senang memakai Instagram.
Kalau kamu memakai akun bisnis untuk suatu brand produk atau layanan, lakukan kerja tim.
Bagikan akses (username dan password) akun brand ke 3 orang terpercaya, kemudian, lakukan sign-in dan sign-out bergantian. Buatlah jadwal dan komunikasikan, agar akun selalu online. Jangan online bersamaan dalam waktu sama. Dengan cara seperti ini, akun brand kamu selalu aktif dan online.
Retensi (seberapa lama kamu menyaksikan, membuka) menjadi ukuran popularitas bagi popularitas video di IGTV. Semakin diulang, dianggap semakin menyenangkan.
Perhatikan Hubungan dan Ketertarikan (Interest)
Perhatikan hubungan. Dengan siapa kamu berbalas-komentar? Akun mana yang follow/following dengan kamu?
Perhatikan “interest” (kesukaan). Apa yang kamu Like, Comment, dan Search, itulah yang akan ditawarkan Instagram di Beranda dan di Search.
Instagram memperhatikan 9 postingan terbaru kamu.
Jadi, jangan follow akun berikut:
1. Akun yang nggak rajin update;
2. Akun yang nggak banyak kesamaan interest dengan kamu.
3. Akun yang tidak membalas kamu.
Lupakan keseringan mention dan comment di akun orang terkenal yang tidak memiliki kesamaan kesukaan denganmu.
Siapa yang sejalan dengan akun saya? Coba search keyword perjuangan kamu. Kemudian buka beberapa hasilnya. Yang rajin update dan punya interest sama, bisa kamu follow.
Mulailah melakukan “pembersihan” akun. Jika kamu konversi akun ke Bisnis dan merasa ada content yang kurang relevan, sembunyikan (arsipkan). Tidak hilang. Hanya kamu yang bisa melihatnya.

Hidupkan Notifikasi, Balas Komentar Langsung
Balas komentar, secara langsung, terutama pada akun yang memiliki interest (kesukaan) sama.
Semakin cepat menanggapi reaksi, semakin baik.
Sebaiknya, jangan matikan notifikasi, agar tahu jika ada seseorang menanggapi foto atau video kamu.
Yang penting antara interest kamu dan akun itu, berhubungan, misalnya: sama-sama menyukai fotografi makanan dan pemakai hashtag #gastroart.
Asal menyukai, asal ingin dapat Like, tidak akan berpengaruh bagi popularitas akun kamu. Jadi, kalau mau mulai menjaring follower, kenali profile dan foto yang mereka upload, dengan kesukaan kamu.
Gunakan Alt Text
Instagram memakai Python dan library OpenCV, bisa meng-extract “tulisan” di dalam foto dan menebak keyword di balik foto atau video. Instagram menerapkan Alt Text untuk foto yang kamu upload. Ini yang dipanggil pertama oleh mesin pencari milik Instagram.
Alt text adalah “teks tentang foto”. Ini akan dibaca Instagram dan jika loading lama, alt text ditampilkan. Intinya, teks ini untuk mesin. Menjelaskan foto.
Pakailah alt text yang berisi hashtag dan medium-tail keyword, misalnya: “kota lama semarang” atau “kuliner kota lama semarang”. Apa yang biasa atau mungkin dicari orang dari kotak Search Instagram, masukkan di sini.
Ingat: Instagram (termasuk Facebook, Google, dan YouTube) punya kemampuan meng-extract keyword di balik sebuah foto. Meskipun tanpa alt text foto tetap terbaca, namun lebih baik diberi alt text agar lebih muncul di hasil pencarian.
Bagaimana cara menambahkan atau edit alt text?
Jika belum membuat alt text:
New Post > Advanced Settings > Write Alt Text.
Jika sudah posting foto:
Buka foto > klik menu kebab … > Edit.
Singkatnya, kamu bisa edit alt text untuk foto-foto lama (yang masih kamu anggap bagus).
Foto dan Video Original, Jangan Meme
Kebiasaan buruk di Instagram media online, kampanye mengunggulkan tokoh, dan jualan produk: menggunakan meme.
Media online memakai template berisi judul berita, logo brand, dan foto peristiwa. Tampilan ini justru tidak menarik. Silakan lihat media online dengan traffic tinggi, lalu bandingkan dengan jumlah follower mereka di Instagram. Jumlah follower Instagram ini terllau kecil karena salah strategi: memakai Instagram sebagai feed dan penarik traffic.
Instagram dirancang bukan untuk share link.
Sebaiknya, Jangan Lakukan Ini
Pernahkah membaca Term of Services dari Instagram? Jarang sekali orang membaca tulisan panjang yang berisi perjanjian antara Instagram dan pemakai (user). Namun, pasti sering mendengarkan komplain pemakai, berikut ini.
Saya terkena banned, tidak bisa upload. Tidak boleh berkomentar. Akun saya di-disabled, tidak bisa saya aktifkan lagi. Saya dianggap melanggar aturan dari Instagram.
Perhatikan beberapa hal berikut agar tidak kena semprit dari Instagram:
- Jangan upload lebih dari 5 foto/video dalam 1 jam. Kecuali, kamu posting berbentuk photo gallery (sekali post, 5 foto).
- Jangan menjaring keyword (keyword stuffing) dengan memasukkan #hashtag sampai 30. Ada cara yang lebih baik dari ini, akan saya jelaskan di bagian trik.
- Jangan posting rasialisme, adult content, dan pemakaian obat.
- Jangan click-bait, apalagi meminta orang Like, biarpun itu atas nama kebenaran. Gunakan kekuatan caption untuk “ajakan bertindak” (call to action) yang lebih baik.
Instagram masih bebas untuk melakukan ini. Sarkasme (umpatan), tidak dilarang. Kamu bebas mengupload foto yang sama, di 92 akun berbeda, tidak akan kena banned.
Jika Melanggar Maka..
Apa yang terjadi jika saya melanggar ketentuan dari Instagram?
Urutan terburuk jika kamu melanggar: Kamu tidak bisa berkomentar. Tidak boleh upload foto. Akun kamu terkena disabled (tidak boleh dipakai). Atau yang paling menyakitkan: content (foto/video) kamu tidak ditampilkan di Beranda orang lain dan dicopot dari hasil pencarian Instagram, alias dianggap tidak ada.

Optimalkan Story Highlight
Merancang Story yang keren, itu butuh trik khusus. Sekarang, Story bisa bertahan 1 minggu, tidak hanya 24 jam.
Sekarang, Story Instagram bertahan sampai 1 minggu (sebelumnya, 24 jam).
Jika Story mau diklasifikasikan, buatlah highlight.
Kamu bisa membuat highlight sebanyak mungkin. Per highlight maksimal 100 foto/video.
Highlight bisa dipakai untuk “category” atau “trend” yang sedang kamu angkat. Sesekali, gantilah cover highlight sebagai pembaruan, agar lebih menarik. Beri nama highlight yang singkat, misalnya: “Profile” atau “#acara”.
Jika Story tidak penting, hanya sebagai selingan, hapus saja. Tidak perlu dimasukkan ke dalam highlight.
Kalau kamu membuat website, buatlah nama highlight Instagram, sesuai dengan category (rubrik) di web kamu. Gunakan cover dengan warna sesuai theme di web kamu.
Fitur Story di Instagram sudah keren, namun banyak template ditawarkan oleh aplikasi agar Story kelihatan lebih keren. Sekalipun sudah menggunakan suntingan terbaik, jangan lupa: Story yang sudah kamu upload perlu diberi filter bawaan Instagram. Yang tidak terlalu merubah warna dan tampilan adalah “Oslo”.
Untuk Story, kamu bisa gunakan aplikasi MOCR untuk editing video tercepat, dengan hasil unik.
Inspirasi untuk Highlight Produk (Bisnis)
Misalnya, kamu punya bisnis, bisa menggunakan klasifikasi untuk highlight, semacam ini:
- BTS. Behind the scene. Ini berisi aktivitas di balik brand kamu.
- Produk Terbaru.
- Produk yang ditandai sudah habis terjual atau yang sudah nggak ready stock.
- Tutorial. Cara memakai produk atau penjelasan produk ini bisa dipakai untuk apa.
- Tips Musiman.
- Cara Pesan. Agar tidak terlalu sering menjelaskan caranya memesan.
- Giveaway. Hadiah, bonus, discount, atau edisi khusus.
- #hashtag yang sedang kamu perjuangkan. Hampir semua brand memakai #hashtag milik mereka sendiri. Minimal ada 1 hashtag yang membuat mereka mudah ditemukan.
- Coming Soon. Untuk produk yang akan datang.
- Konsumen yang sedang memakai produk.
- Testimoni.
- Event. Acara yang kamu buat atau ikuti. Ini bisa dibuat per acara, tidak menjadi 1 highlight.
- Off Topic. Perbincangan di luar bisnis. Misalnya: otw, dinner,
Yang penting kreatif dan mudah dimengerti orang yang membuka Profile kamu.
Inspirasi Jika Content Kamu Kafe
Pengelompokan Story jika content kamu ada kafe dan jual produk (online), bisa berdasarkan 6 category, berikut ini:
- Produksi. Proses membuat sajian kopi. Mengutamakan kualitas, bukan detail.
- Menu. Apa saja yang tersedia, apakah ada menu spesial hari ini.
- Lokal. Hubungan brand dengan tempat kamu berada, sebagai brand lokal.
- Event. Acara yang diadakan di kafe, misalnya: live music, talk show, atau sponsorship. Bisa juga acara yang sedang diikuti, misalnya, pameran atau workshop.
- Customer. Testimony, welcome, “saya pernah ke sini”.
- Shop. Apa yang kamu jual dan bagaimana cara membelinya.
- Off-Topic. Perbincangan off-topic.
Sedangkan untuk rencana content, tentukan seperti apa strategi yang kamu jalankan. Misalnya, kafe ini akan mengajak orang ngopi “di sini”, berarti tampilkan bagaimana kamu menceritakan budaya ngopi. Hindari membuat postingan yang selalu mengajak untuk membeli. Tidak semua postingan itu transaksional.
Berikut ini contoh rancangan content yang bisa dikerjakan untuk jenis akun kafe kopi.
- Profile pengunjung. Special guest, popular people, etc.
- Community. Komunitas mana yang pernah datang ke sini? Tampilkan foto atau video mereka.
- Hall of fame. Tanda tangan terbaru orang ngehit atau influencer yang datang ke sini.
- Klinik Kopi. Tutorial membuat kopi. Jangan terlalu blak-blakan jika ada komposisi rahasia.
- Suasana bar. Tampilkan para penyaji kopi untuk menyapa penggemar mereka.
- Gastro art and coffee-related snack. Penataan makanan dan minuman, menjadi seni tersendiri, dan menarik jika ditampilkan di Instagram.
- Menu and special menu today.
- Smiling customer, happy couple, friends, or family.
- Happy birthday.
- Process. Roasting, v60, pouring, espresso, grind, machine, etc. Ini ajang pamer kecanggihan kafe kamu.
- How to buy. Termasuk untuk item khusus.
- Find us. Hashtag, gmap, Google, YouTube, Instagram. Ini penting agar orang bisa ikutan share foto dan hashtag perjuangan kamu.
- Story. BTS (Behind the scene).
Animasi tentang tutorial menyajikan kopi atau tentang kopi. - Short videos for IGTV 61+ seconds.
- Quote. Kutipan terkait kopi.
*) Bahan di atas disesuaikan dengan perkembangan.
Tentukan Standar Posting
Apa jenis foto/video/live yang akan saya posting ini? Tanyakan itu setiap mau posting.
Saya mengklasifikasikan menjadi 3 jenis content: informasi, konversi, dan transaksi.
Contohnya, kamu menjalankan kafe yang menyediakan minuman berupa kopi robusta di Semarang dan penjualan kopi online. Ini berarti, bisnis kamu adalah “layanan” dan “produk”. Jadi, perlu bercerita tentang: kopi, layanan di kafe, dan produk yang kamu jual.
Content berupa “informasi”, misalnya: sejarah kopi, bagaimana manfaat kopi, dll. Yang berupa “konversi” itu tentang meng-upgrade informasi dan calon konsumen. Konversi selalu persuasif (membujuk) dan menjaring. Konversi berbicara tentang budaya ngopi, secara spesifik yang terkait dengan produk kamu. Dalam kasus ini, misalnya, kamu menjelaskan tentang pentingnya kualitas kopi _untuk_ menunjukkan bahwa kamu menjual kopi berkualitas. Atau menceritakan aktivitas konsumen yang datang ke kafe itu. Sedangkan content yang bersifat “transaksi”, misalnya: cara membeli, diskon, dll.
Harap diingat, kegiatan marketing lebih banyak bukan transaksional. Jangan penuhi Profile dengan ajakan membeli terus-menerus. Tentukan jadwal dan komposisi postingan yang tepat.
Buatlah rolling. Setiap hari memposting 3 kali content dan minimal 1 story. Setiap minggu memposting 3 video untuk IGTV. Setiap bulan membuat post-planner. Berat jika dikerjakan sendirian, sebaiknya menggunakan tim 2-3 orang.
Selalu Terhubung dengan Akun Lain
Jangan keseringan memberitakan diri-sendiri (brand kamu). Ingat, brand kamu multi-fungsi.
Content partnership itu penting. Cara mudahnya, perlakukan dirimu sebagai broadcaster. Misalnya, ada komunitas RX King sedang mengadakan acara, buatlah liputan video 2 menit tentang acara mereka. Atau gallery berisi 4-5 foto (dalam 1 postingan di IG). Tetap dengan mute-closing logo brand kamu. Dengan begini, komunitas itu mau share video kamu.
Tidak semua orang punya akun medsos lebih dari 2 platform. Pastikan video kamu redistributable. Buatlah dimensi video berbeda. Misalnya, format igtv itu vertical, YouTube itu landscape. Format IGTV dan Story bisa kamu share di WhatsApp.
Tantangan IGTV
IGTV dibuat untuk perekaman smartphone: vertical, bukan horizontal. Tanpa perlu tongsis. Lebih dekat, terasa intim. Tidak perlu putar Android, tidak perlu flip (membalik). Bisa beralih-cepat kamera depan dan belakang kalau sedang Live. IGTV lebih apa adanya, spontan.
Setiap membuat Story, bisa kamu hubungkan dengan link pengarah ke video IGTV kamu. Instagram benar-benar tempat yang tepat untuk brand dan berinteraksi dengan orang lain.
Saya memakai YouCut untuk edit video. Biarpun ada Kine Master Pro, Power Director, dan Adobe Premiere.
YouCut memiliki fitur ampuh:
- Cut, trim, split. Mau memotong pinggir, mengambil hanya bagian tengah, atau memecah video menjadi beberapa bagian untuk membuang bagian yang tak-terpakai atau menerapkan filter di bagian tertentu, semua bisa dilakukan dengan mudah.
- Filter benar-benar fokus pada adjustment dan color, bisa dapat efek studio, natural, dan vintage. Nggak komplet namun standar dan paling dibutuhkan. Filter yang pas, dapat langsung diterapkan ke semua klip video.
- Tersedia musik free, masih bisa menambahkan musik sendiri, dan atur volume. Beberapa musik bisa dijadikan latar, secara bersamaan di beberapa bagian, selayaknya standar editing video.
- Video bisa dikompress menjadi 10x lebih kecil. Namun jika memakai koneksi dewa, upload saja apa adanya biar kualitas lebih mantap.
- Yang paling keren, YouCut memiliki interface vertikal bawaan, yang mudah dioperasikan, bahkan bagi orang yang baru kali pertama memakai editor video.
Edit video dengan YouCut, minimal durasi 61 detik > upload ke IGTV > masukkan ke preview (profile). Video di bawah 60 detik, nggak bisa dimasukkan ke Profile.
Kirimkan video igtv dan story melalui DM ke kawan yang bukan-follower kamu. Hanya yang punya kesukaan interest yang berdekatan. Misalnya, kamu buat media online berita, berikan ke 5 orang (jangan lebih) ke kawan yang bukan follower namun suka baca berita. Berikan kata-kata di DM, terkait video itu.
Kamu bisa sematkan (embed) video ke website untuk diulas dalam artikel.
Setiap membuat video untuk igtv, ucapkan brand kamu di tengah permainan. Atau tambahkan mute-closing (logo brand kamu). Jangan meletakkan intro bersuara untuk menampilkan logo brand.
Jangan buat intro bersuara. Video yang bagus, dan dilihat berulang-ulang, jika #tanpa intro bersuara.
Jangan letakkan logo di depan. Sebaiknya tanpa watermark.
Jangan cross-posting. Misalnya: sudah dipasang di IG, di-share juga ke Facebook. Walaupun boleh, platform videonya beda. Manual posting is the best.

Trik Menggunakan #hashtag
Kebiasan buruk: memasang 30 #hashtag dengan dalih asal terkait, atau melihat suatu hashtag dipakai orang lain.
Cara ini buruk karena Caption (atau jika dipasang di Comment) tampak penuh blok biru. Selain itu, kamu tidak tahu hashtag mana yang paling diunggulkan di Instagram.
Sebelum menggunakan hashtag, sama halnya dengan riset keyword, kamu harus tahu volume pencarian. Seberapa banyak orang mencari hashtag ini? Hashtag mana yang paling diunggulkan?
Gunakan Leetags versi pro, bisa kamu download dengan AC Market.
Leetags punya kategori.terpopuler dan hashtag terkait. Bisa mendeteksi hashtag mana yang terpopuler (dengan menampilkan volume pemcarian). Hashtag yang biasa kamu pakai (bisa bikin sendiri) dapat disimpan untuk digunakan nanti.
Banyak sekali akun yang bersedia kamu mention, dengan ratusan ribu sampai jutaan Follower yang mau repost foto kamu jika memang sesuai kesukaan mereka dan fotomu dianggap menarik, berdasarkan hashtag. Misalnya, kamu punya kafe yang menyediakan menu istimewa, bisa menggunakan hashtag #gastroart. Di setiap kota, banyak akun reposter yang mengajak posting bersama dengan hashtag tertentu. Kenali profile mereka dan lihat hashtag mereka, lakukan interaksi wajar.
Sembunyikan #hashtag. Tulis hashtag, di Story, lalu berikan warna sama dengan background. Ini berarti, #hashtag kamu terbaca oleh Instagram namun tidak dilihat follower kamu.
Lakukan “Campaign” dengan Target Kecil
Misalnya: minggu ini mau menambah 100 follower. Rancang, tentukan strategi dan langkah-langkah kamu, buat ukuran untuk menilai keberhasilan target-kecil kamu. Bisa lebih efisien, jika dikombinasikan dengan moment yang sedang berlangsung. Misalnya, tema kemerdekaan, kamu pakai sebagai waktu campaign.
Siapkan caption yang siap-pakai. Ringkas, menyajikan info dasar, dan pakai sedikit hashtag.
Storytelling di caption. Pada akhir, berikan call-to-action (CTA) untuk buka artikel. Ini juga bisa diganti dengan: “Hari ini kami menulis artikel tentang..”. Beri deskripsi menarik, pakai foto asli yang kamu pakai di artikel. Atau yang relevan, asalkan bidikan kamu sendiri. Jangan meminta like, share, dan comment. Stop click-bait.
Hapus komentar jika negatif. Block komentar berdasarkan keyword.
Matikan komentar pada postingan tertentu #sebelum posting.
Gunakan Instagram Focus
Kamu bisa simpan foto hasil Instagram Focus. Gunakan kamera Instagram. Setelah ada hasilnya, tekan icon Download (atas, bergambar panah ke bawah). Hasilnya, tersimpan di folder Instagram di hp kamu. Tidak harus kamu upload. Bisa dalam kondisi offline.
Banyak orang suka Instagram Focus namun tidak semua orang punya fasilitas ini di camera mereka. Smartphone harus support. Saya selalu berhasil memakai Instagram Focus di camera Mi 6X dengan aplikasi InstaUltra.
Instagram Focus tidak selalu bagus. Instagram Focus bagus karena ia Instagram Focus. Dibandingkan dengan mode Portrait di camera Mi 6X, Instagram Focus nggak ada apa-apanya.
Sekali lagi, ingat: Instagram suka fotomu kalau kamu menggunakan fasilitas bawaan mereka. Jadi, manfaatkan Instagram Focus. Misalnya, kita bisa memotret dengan Instagram.Focus, kemudian Save foto itu, tanpa upload ke Story, maka akan tersimoan di folder Instagram (di Android). Nanti bisa diberi tambahan Filter atau Edit yang lebih keren.
Filtering
Jangan percaya pada hashtag #nofilter. Para pejuang #nofilter punya anggapan, foto mereka keren karena tanpa filter Instagram. Faktanya, belum tentu. Kalau kamu fotografer professional yang upload foto demi kungfu fotografi, tidak masalah.
Tidak semua orang seperti itu. Orang lain beli smartphone demi fitur 4K, bokeh, dan untuk mencoba aplikasi sesuka mereka. Ada pula komunitas hobi yang nggak mau ribet dengan teknik fotografi. Belum lagi kelompok emak-emak yang maunya sekali klik fotonya tampak cantik. Serta pewarta berita yang ingin upload peristiwa aktual, sebanyak mungkin.
Instagram mengunggulkan foto yang diproses dengan filter asli dari Instagram. Kalau foto kamu pakai filter Instagram, akan diunggulkan.
Mengakali Filter Instagram
Bagaimana kalau saya maunya edit dengan aplikasi bukan dari Instagram, tetapi tetap disukai Instagram?
Cara mengakali pemeriksaan filter Instagram:
- Edit foto kamu dengan aplikasi (tidak harus dengan Instagram).
- Sebelum upload di Instagram, terapkan salah satu filter Instagram. Edit agar penerapan filter ini hanya 2%.
Dengan cara di atas, pemeriksaan terlewati.
Posting foto secara normal menggunakan filter dari Instagram.
Filter yang paling banyak disukai di 2019, urut dari yang terpopuler: Clarendon, Juno, Ludwig, Lark, dan Gingham.
Ubah urutan filter yang sering kamu pakai.
Filter > Manage > ubah urutan. bisa hide/unhide filter > Done.
Foto yang Dapat Banyak Like dan Share
Foto yang sangat disukai di Instagram, memiliki ciri-ciri berikut:
- Foto dengan warna reddish-orange (oranye kemerah-merahan) lebih disukai daripada blueish (kebiru-biruan). Itu sebabnya foto kulit cerah (terutama dengan makeup) dan makanan, sangat disukai di Instagram.
- Multiple dominant color lebih disukai daripada single dominant color. Pemakai Instagram menyukai warna-warni dalam foto.
- Medium lightness lebih disukai daripada very dark. Jangan terlalu gelap.
- Memakai 50% saturation lebih disukai daripada desaturasi berlebihan.
- Foto atau crop dengan ratio 2:3 atau 4:5 kemudian upload ke Instagram. Ratio 2:3 atau 4:5 lebih disukai daripada 16:9 atau 18:9. Untuk ratio 2:3 atau 4:5 paling tepat kamu pakai untuk photo gallery, yang bisa diusap ke kanan-kiri. Jadi, sebelum memotret di camera, atau ketika crop foto, pilihlah “Square” (1:1) atau “Portrait” (2:3 atau 4:5).
- Area background kurang dari 10% lebih disukai daripada lebih dari 90% background.
- Texture lembut lebih disukai daripada texture kasar.
- Tanpa wajah lebih disukai daripada menampilkan wajah.
Aktifkan Lokasi (GPS) ketika Memotret
Saya sudah menuliskan artikel tentang fotografi dan video recording. Tentang bagaimana rinsip komposisi, cara mendapatkan sense of depth, serta tahapan persiapan fotografi dan recording video dengan Android.
Selama memotret atau recording video, dan selama membuka Instagram, aktifkan GPS. Orang akan menemukan kamu ketika menerima informasi “Ada apa di sekitar saya”.
Seamless Panorama
Buat foto dengan teknik panorama, resolusi maksimum. Edit dengan Photoshop atau aplikasi pemecah foto (photo splitter) menjadi berukuran 4x(1080x1080pxl). Upload 4 foto tersebut sebagai gallery. Kalau diusap, tampil sebagai foto panorama. Lakukan cara sama untuk Story. Sesuaikan ukurannya. Bisa juga per gambar menggunakan ratio 4:5 karena ini berbentuk photo gallery.
Facebook Ads Menaikkan Traffic Instagram
Memakai Facebook Ads, bisa menaikkan popularitas 2 kali lipat di Instagram. Buatlah iklan di Facebook maka Instagram kamu akan turut dipromosikan Facebook.
Berikan Pengalaman Berbelanja di Instagram
YouTube tempat orang menonton namun tidak bisa membuat orang berbelanja. Instagram bisa melakukannya. Jangan berikan hanya gratisan di Instagram. Jual sesuatu. Orang lebih tertarik jika ada yang berbayar.
Berikan pengalaman berbelanja di Instagram. Buat website berisi item atau layanan berbayar milikmu, kemudian koneksikan dengan plugin Instagram for WooCommerce. Dengan cara ini, kalau orang klik item yang kamu jual di Instagram, akan diarahkan ke halaman web kamu.
Perbaiki akun Instagram kamu sekarang, dengan algoritma terbaru 2019. [dm]