SEMARANG (jatengtoday.com) – Terhitung ada dua unit EWS berbentuk sirine di Kabupaten Cilacap. Dua sirine itu dipastikan berfungsi dengan baik untuk memantau tanda-tanda datangnya tsunami yang bisa menelan Jateng wilayah Selatan.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, menjelaskan, pemasangan alat pendeteksi terjadinya tsunami merupakan bagian dari mitigasi bencana. “Kami pastikan berfungsi dengan baik dua sirine sebagai EWS. Jadi ketika ada peringatan tsunami, sirine akan menyala sehingga masyarakat setempat bisa segera menyelamatkan diri,” terangnya ketika dihubungi, Kamis (4/10/2018).
Diakui, untuk peringatan dini terjadinya tsunami sudah melakukan edukasi kepada instansi penanggulangan bencana maupun relawan. “Kami sudah melakukan tahapan edukasi ke pihak instansi terkait melalui kegiatan Table Top Exercise (TTX),” imbuhnya.
Mengenia antisipasi gangguan pada jalur komunikasi saat terjadi gempa bumi besar, BMKG mengembangkan Prototype Moda Diseminasi Informasi Gempa Bumi yaitu Menggunakan Teknologi Frekuensi Radio yang bertempat di Pusdalops BPBD Kabupaten Kebumen.
“Moda diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami (PDT) menggunakan frekuensi radio VHF, yg merupakan hasil inovasi stasiun Geofisika Banjarnegara. Outputnya berupa informasi gempa dan PDT berbasis suara yg disiarkan secara otomatis oleh jaringan radio VHF milik BPBD,” jelasnya.
Adanya inovasi tersebut, ia berharap informasi adanya bencana tsunami dapat diinformasikan ke seluruh masyarakat dengan cepat.
“Diharapkan mampu menjangkau daerah blank spot provider seluler dan para relawan dilapangan dapat mengandalkan perangkat HT sebagai alat komunikasi dan bisa juga dipahami oleh kelompok masyarakat tuna netra atau aksara yang memiliki keterbatasan menelaah info dari BMKG,” bebernya. (*)
editor : ricky fitriyanto