LUMAJANG (jatengtoday.com) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan status Gunung Semeru tetap pada level II atau waspada berdasarkan hasil evaluasi selama sepekan.
“Kami telah melakukan evaluasi untuk aktivitas Gunung Semeru sejak 8 hingga 15 Desember 2020. Hasilnya status Semeru tetap level II atau waspada,” kata Kepala PVMBG Kasbani dalam siaran pers, Rabu (16/12/2020).
Berdasarkan pengamatan visual, lanjut dia, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, kemudian erupsi masih berlangsung tidak menerus, tetapi umumnya kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut.
“Pada 12 Desember 2020 pukul 23.58 WIB dan 13 Desember 2020 pukul 05.23 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1.500 m dan 3.500 m dari ujung lidah lava (250 meter dari kawah aktif.) mengarah ke tenggara yaitu ke Besuk Kobokan,” tuturnya.
Selama periode evaluasi, katanya, teramati aktivitas guguran lava pijar dengan jarak luncur 400-700 meter arah Besuk Kobokan. Kolom asap letusan teramati dengan ketinggian 200 – 500 meter warna asap putih tebal condong ke arah utara.
Berdasarkan pengamatan instrumental, jumlah dan jenis gempa yang terekam periode 8 hingga 15 Desember 2020 didominasi oleh gempa guguran, gempa letusan, dan gempa embusan. Gempa-gempa vulkanik (Gempa Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, dan Tremor) terekam dengan jumlah rendah.
“Selama periode pengamatan, gempa awan panas guguran terekam sebanyak dua kali, sedangkan getaran banjir terekam sebanyak 11 kejadian,” katanya.
Kasbani mengatakan setelah kejadian awan panas guguran pada 1 Desember 2020, secara visual menunjukkan adanya penurunan jumlah kejadian guguran lava pijar dengan jarak luncur berkisar antara 400-700 meter arah Besuk Kobokan, sedangkan awan panas guguran masih teramati sebanyak 2 kejadian.
Lahar Dingin
Ia menjelaskan potensi ancaman bahaya yakni akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) maupun pembentukan kubah lava berpotensi menjadi guguran lava pijar, atau pun awan panas guguran.
“Material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas guguran yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder.
“Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Semeru secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahayanya hingga tanggal 15 Desember 2020 maka dinilai statusnya masih pada Level II (waspada),” katanya.
Ia mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak empat kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
“PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat juga mewaspadai potensi luncuran awan panas di sepanjang aliran Besuk Kobokan,” ujarnya. (ant)
editor : tri wuryono