in

Akademi Digital Lansia, Mendampingi ‘Kakek-Nenek’ Melek Teknologi

Warga lanjut usia menjadi salah satu kelompok rentan yang kerap menjadi korban kejahatan di era digital.  

Kegiatan Akademi Digital Lansia yang diselenggarakan oleh komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Salatiga di Gereja Kristus Raja Semesta Alam Salatiga Tegalrejo, Minggu (19/3/2023). (dok mafindo)

SALATIGA (jatengtoday.com) – Sekumpulan relawan yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Salatiga memiliki program yang cukup unik. Program itu diberi nama Akademi Digital Lansia (ADL), sebuah program “Tular Nalar” dengan komunitas lanjut usia (Lansia).

Bukan tanpa sebab, program ini dijalankan sebagai upaya memberikan sumbangsih kepada kelompok rentan yang kerap menjadi korban kejahatan di era digital. Tujuannya, membekali para lansia agar cakap digital, sehingga mampu menyaring informasi yang diperoleh, tidak mudah tertipu dan mampu mengamankan data pribadi.

Dr. Agus Triyono, MSi dari Mafindo Kota Salatiga mengatakan kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi untuk masyarakat terutama orang tua yang cenderung gagap teknologi.

“Mereka wajib kita dampingi agar dapat menerima manfaat yang lebih dari masifnya teknologi hingga kini,” ungkapnya di sela kegiatan Akademi Digital Lansia dengan peserta komunitas gereja di Gereja Kristus Raja Semesta Alam Salatiga Tegalrejo, Minggu (19/3/2023).

Topik yang dibahas kali ini mengupas tentang “Ragam Aplikasi Percakapan”. Menurutnya, hal itu penting dan menarik untuk diangkat karena lansia sangat rentan terhadap penggunaan perangkat dengan model percakapan tersebut.

“Kegiatan pelatihan untuk lansia ini diikuti lebih dari 50 peserta,” katanya.

Mafindo Salatiga yang beranggotakan sekumpulan relawan ini merasa perlu untuk berkontribusi membantu dalam literasi digital. Ada dua program, yakni Tular Nalar Akademi Digital Lansia (ADL) dan Sekolah Kebangsaan dengan menyasar pada partisipasi pemilih pemula menghadapi tahun politik.

“Dua program itu sedang menjadi agenda akhir-akhir ini. Ke depan kami juga rencanakan untuk menggandeng banyak stakeholders untuk bersama-sama terlibat dalam mendorong literasi digital ini agar memiliki nilai manfaat pada banyak pihak,” imbuh dia.

Romo Kepala Paroki Gereja Katolik Kristus Raja Semesta Alam, Markus Walidi mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Orangtua (lanjut usia) membutuhkan pendampingan penggunaan teknologi informasi. Pelatihan ini sangat memberi manfaat. Agar tidak mudah terprovokasi dan pengaruh negatif melalui media digital,” ujar Romo Markus.

BACA JUGA: Cara Teknologi Web 3.0 Ubah Dunia

Dikatakannya, mau tidak mau, Lansia menjadi bagian dari pengguna teknologi. Meski hanya berinteraksi dengan grup media sosial atau kontak telepon, tetapi harus hati-hati dalam penggunaannya.

“Sehingga tidak mudah terpengaruh dengan efek negatif seperti yang terjadi di beberapa pemberitaan media,” katanya.

Koordinator Fasilitator, Wilsa B. Astuti mengatakan antusiasme peserta sangat menarik. Mereka menyimak dari awal hingga akhir.

“Mereka membutuhkan pelatihan untuk membantu agar tidak terlalu ketinggalan dengan media digital, termasuk mengantisipasi dampaknya,” ujarnya.

Program Tular Nalar ini digagas oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Mafindo, FISKOM UKSW, UDINUS dan Radio Elisa FM Salatiga. Sebelumnya literasi digital serupa juga digelar di Pendopo DPRD Kota Salatiga pada Sabtu (18/3/2023) diikuti beberapa kelompok dan komunitas pra lansia dan lansia di Kota Salatiga dengan jumlah kurang lebih 60 peserta. (*)

Abdul Mughis