SEMARANG (jatengtoday.com) – Sekolah tak hanya menjadi tempat belajar. Lebih dari itu, sekolah harus mampu menjadi rumah kedua bagi para siswa. Dengan begitu, para siswa akan merasa aman, nyaman, dan senang berada di sekolah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri saat memberikan sambutan dalam Semesta International Language Festival (SILF) 2019 di kampus SMP-SMA Semesta BBS Semarang, Sabtu (16/3/2019) malam.

Gunawan menambahkan, dengan menjadikan sekolah rumah kedua bagi siswa, pikiran siswa akan selalu ada di sekolah. Sehingga proses belajar mengajar pun akan berjalan nyaman. “Yang tak kalah penting, dalam dunia pendidikan, hendaknya tak hanya membuat siswa pintar, tapi juga berkarakter,” ujarnya.
Dia menilai sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah Semesta luar biasa. “Sebab selain pintar, siswa juga diajak bisa menunjukkan potensinya,” katanya dalam acara yang turut dihadiri General Manager (GM) SD-SMP-SMA Semesta BBS Semarang, Mehmet Cetin tersebut.
Ketua Yayasan Al Firdaus, Suwanto mengatakan meski gurunya banyak berasal dari Turki, namun sekolah Semesta menggunakan kurikulum Indonesia. “Kami tidak akan ajarkan yang keras-keras seperti ajaran teroris. Ajarannya tetap ahlusunah wal jamaah. Karena putra Kapolres, putra Bupati pun banyak yang sekolah disini,” ungkapnya.
Sekolah tersebut, lanjut Suwanto, menjunjung tinggi budaya Indonesia. Juga menerapkan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. “Sehingga prinsip kami agar siswa otaknya Jerman, hatinya Mekah, dan budayanya Indonesia,” paparnya.
SILF 2019 menampilkan berbagai kreasi seni dari para siswa. Ada yang menyuguhkan penampilan tari, menyanyi, hingga baca puisi. Tampil sebagai juri personel Debu, Daood, dan Ridho Rhoma. Putra Rhoma Irama tersebut merupakan alumni sekolah tersebut. (*)